Permisi, Nadayu gemintang ada? Ikut saya sekarang juga. Pak Pras ingin bertemu anda". Lugas. Tanpa basa-basi. Tanpa ramah tamah.
Nadayu hanya menatap heran. Belum siap menjawab pertanyaan dan perintah secara bersamaan.
"Oh ini Mas, eh pak... Ini orangnya" jawab mbak siska cepat dengan nada ramah tamahnya yang kentara sekali dibuat-buat. Sambil memapahku berdiri.
"Kenapa ya pak? Ada yang bisa saya bantu? Tanya nadayu sesopan yang dia bisa. Meski hati dongkol dibuatnya.
"Ikut saya sekarang juga" jawab randa masih dengan nada perintah. Tanpa ekspresi. Datar saja. Belum sempat Nadayu menjawab, Randa sudah berbalik dan berjalan.
"Itu orang kenapa sih mbak?" Ucap Nadayu ke arah mbak wulan. Heran.
"Bukannya itu sekprinya pak pras yang terkenal itu ya?" Tanya wulan balik.
" Ga peduli aku mah"
"Udah sana nad, ikut dulu kesana. Ntar orangnya nunggu lama"
"Aku kesana dulu ya mbak, doain mbak. Ga enak feelingku"
Nadayu kemudian mengikuti Randa. Sungkan berjalan mengiringinya, Nadayu memilih berjalan dibelakang Randa. Ternyata Randa membawa Nadayu ke ruangan Direktur, Dr. Adit. Tampak sekretaris pribadi Dr. Adit heran melihat Nadayu berjalan mengikuti Randa.
"Nad, ngapain kesini?" Tanya Rosa.
Nadayu hanya menggelengkan kepala dan mengangkat bahunya.
"Dipanggil Pak Pras katanya mbak. Aku kesana dulu yaa"...
Tiba-tiba Randa berhenti dan berbalik. Nadayu yang tidak memperhatikan gerak Randa tanpa sengaja menabraknya.
"Aduh.. " seru Nadayu kaget.
"Maaf pak ga sengaja. Bapak berhenti mendadak soalnya".
"Yang panggil kamu Pak Pras, bukan Rosa. Satu lagi, mata kamu dipakai kalo jalan" ucap Randa.
Hah?? Ini orang kenapa sih?? Nadayu hanya bisa membatin.
Ruangan Dr. Adit terbagi menjadi 2 ruangan. Ruangan pertama berisi 2 sofa panjang yang saling berhadapan. Tampak meja kerja Dr. Adit di pojok ruangan. Satu lagi 1 ruangan pribadi. Disanalah Dr. Adit dan Pak Pras sedang berbicara.
Sementara diruangan ini tampak 1 lagi sekretaris pribadi Pak Pras sedang sibuk dengan Ipad nya. Melihat Nadayu memasuki ruangan, Abyan tersenyum ramah dan menyambut.
"Hai Nadayu, sini duduk dulu. Bapak lagi didalam sama Dr. Adit. Ga papa tunggu sebentar ya.."
"Baik Pak" jawab Nadayu. Sembari duduk di sofa yang berhadapan dengan Abyan dan Randa.
"Waduh, Pak banget ga tuh. Panggil Abyan aja. Eh, umur kamu berapa Nadayu?"
"25 tahun pak" jawab Nadayu singkat.
"Oke karena saya lebih tua 4 tahun dari kamu, panggil Abang aja yaa. Jangan panggil Pak deh. Kesannya kok kayak Bapak-bapak banget yaa"
"Siap bang".
Nadayu melirik Randa yang tampak tidak tertarik dengan perbincangan mereka. Randa tengah sibuk dengan HP nya. Sungguh Nadayu melihat banyak sekali perbedaan antara Abyan dan Randa.
"Panggil saya Nada saja Bang" pinta Nadayu.
"Oke Nad". Btw, makasih ya... Kamu hebat banget tadi nad. Coba kalo ga ada kamu. Bapak pasti tadi celaka"
"Terlalu berlebihan. Itu sudah jadi tugas dia memastikan pasien nya selamat" jawab Randa.
Nadayu benar-benar heran pada makhluk ajaib bernama Randa ini. Bagaimana bisa Randa ketus sekali dengan orang yang baru dia temui.
"Oh iya Nad, ini Bang Randa. Sekretaris bapak juga. Bang Randa ini senior saya" potong Abyan.
Nadayu hanya mengangguk dan tersenyum kecut.
"Saya boleh nanya ga Bang?" Tanya Nadayu.
"Sok atuh, mau nanya apa?"
"Pak Pras kenapa panggil saya ya? Kalo mau ucapin terimakasih kan tadi udah. Benar kata Pak Randa tadi, itu sudah jadi tanggungjawab saya memastikan pasien selamat. Salahnya, saya ga tau kalo Pak Pras itu pasien saya. Wong beliau ga dirawat diruangan saya kok... Jadi secara SOP, Pak Pras bukan pasien saya. Kalo mau kasih hadiah, kayaknya ga perlu bang. Saya lagi ga butuh apa-apa"... Sengaja Nadayu membalas lugas.
"Hahaa... Dapat lawan sepadan kamu Bang" ucap Abyan mencolek lengan Randa.
"Kamu beneran ga tau Pak Pras ya Nad? " Tanya Randa serius.
"Tau 15 menit yang lalu dari mbak wulan bang. Temen dinasku" jawab Nadayu asal.
"Udah berapa lama kerja disini Nad?"
" 6 bulan bang. Bang byan belum jawab pertanyaanku tadi"
"Pertanyaan mana Nad?"
"Bapak kenapa panggil aku?"
"Oh itu, saya juga ga tau. Coba tanya Bang Randa deh. Eh bang, ditanyain si nada tuh, kenapa bapak panggil nada?"
"Ga usah bang. Ga usah dijawab. Saya tunggu bapak aja".
Abyan tertawa melihat sikap Nadayu dan Randa. Ini pertama kali mereka bertemu tapi aura permusuhan sudah menguap pekat.
Abyan tidak heran melihat Randa bersikap. Randa memang terkenal sebagai manusia kutub jika berhadapan dengan wanita. Randa seperti alergi dengan makhluk bernama wanita.
Dilain sisi, Nadayu benar-benar kesal dengan sikap Randa. Nadayu berharap ini pertemuan terakhirnya dengan Randa.
Ya Allah jangan pertemukan aku dengan jodoh laki-laki semacam Randa gumam Nadayu dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadayu Dan Pria Kutub
RomanceSetelah berakhir kecewa dengan keluarga orang yang dicintainya. Nadayu bertekad mencari uang sebanyak-banyaknya. Dia pupuk luka dan kecewanya menjadi semangat untuk bekerja dan melanjutkan pendidikan. Hingga Nadayu bertemu dengan sosok Pria dingin y...