Hari Pertama, Musuh Pertama

31 3 0
                                    

"Nad, jam 8 pagi usahakan sampe depok. Kita mau lihat gedung untuk yayasan sosial. Sekalian kamu bisa survei kondisi disana"

Begitulah pesan yg dikirim abyan pada nadayu. Pagi pagi ia sudah bersiap. Dress motif bunga lily  selutut dipadu dengan sepatu kets dan tidak ketinggalan bando biru langit favorit nadayu. Setelah ia yakin memasukkan barang barang nya lengkap, bergegas ia keluar dari rumahnya.

Ternyata mobil CRV hitam sudah menunggunya.

"Nadaa... ". Tampak abyan  melambaikan tangannya memanggil nadayu.

"Loh, abang disini". Sapa nadayu heran.

"Sengaja jemput kamu, kasihan gadis cantik berangkat sendiri".

Nadayu kemudian membuka pintu mobil dan naik. Ia duduk dibangku belakang. Ternyata randa yg mengemudi.

"Selamat pagi pak randa". Sapa nadayu. Sebenarnya ia malas menyapa pria kutub es itu. Tapi berhubung randa pernah membantunya saat bertemu satya dan tentunya demi kesopanan, nadayu putuskan untuk menyapa randa. Randa hanya melirik sekilas dan tak bergeming.

Entah apakah memang beginilah sifat randa, didalam mobil sama sekali ia tidak ikut dalam obrolan antara abyan dan nadayu. Padahal 2 orang itu terlihat asyik sekali dengan obrolannya. Nadayu merasa abyan adalah sosok senior yg mengayomi juniornya. Sedangkan randa? Entahlah. Di benak nadayu ia ingin menjaga jarak untuk randa.

Gedung yayasan dikawasan depok ini terletak di wilayah padat penduduk. Disini nantinya akan menjadi tempat nadayu bekerja. Setelah ikut mengawasi penataan ruangan dan penyusunan alat-alat medis sederhana, nadayu berkeliling disekitar wilayah tersebut.

Matahati mulai meredup, mendung menjadi pertanda hujan akan turun. Angin mulai berhembus kencang, sialnya hati ini nadayu mengenakan dress. Memang tidak terlalu pendek. Dress nadayu sebatas lutut. Akan tetapi karena angin bertiup lumayan kencang, berkali kali ia membenarkan letak dressnya yg selalu tertiup angin.

"Lain kali pake baju yg benar. Dilapangan kita sedang bekerja, bukan berpesta". Randa berkata dengan suara keras. Cukup bagi nadayu untuk mendengarnya.

"Bapak lagi ngomongin saya?". Tanya nadayu memastikan. Meskipun sebenarnya ia tahu betul memang untuknya kata kata pedas yg randa lontarkan.

"Siapa lagi disini yg pake baju tidak pada tempatnya!". Ucap randa ketus. Ia melemparkan jaketnya pada abyan.

"Suruh wanita itu menutup pahanya yg kemana mana". Lalu randa berlalu mendahului abyan dan nadayu.

Mendengar kata kata randa. Nadayu merasa terusik. Ia menggeram marah. Kalau bukan karena abyan yg menahannya mungkin ia sudah berlari menjambak rambut pria menyebalkan itu.

"Sabar nad. Mas randa memang suka ceplas ceplos. Nih, kamu pake jaketnya ya". Abyan mengulurkan jaket yg diberikan randa.

"Aku ga sudi bang. Emang dia pikir dia siapa bisa seenaknya ngomong gitu bang. Saya tau saya anak baru, memangnya ga bisa teman abang nasehatin pake otak?" Nadayu sengaja berteriak dengan keras. Berharap randa mendengar suaranya.

"Udah nad.. udah. Ini bukan apa apa. Nanti kamu akan terbiasa dengan mas randa. Aslinya dia baik". Abyan masih berusaha mendinginkan suasana hati nadayu.

Benar saja. Randa berbalik dan berjalan mendekati nadayu.
"Kamu yg harus pake otak. Ini lah salah satu alasan saya tidak pernah suka bekerja dengan wanita. Mereka tidak pernah bisa menerima masukan ".
Randa menatap nadayu tajam. Bahkan nadayu pun kini tak mau kalah. Ia menatap randa lekat. Egonya  sudah sangat tersinggung dengan kata kata randa.

"Kamu seharusnya tidak mengambil pekerjaan ini". Ucap randa sinis.

" I don't care. Bukan bapak yg gaji saya".

"Tapi saya bisa pastikan, saya bisa menghentikan gaji kamu".

"In your dream! Yg punya hak atas berhenti atau tidaknya saya adalah pak Pras, bukan anda!"

Bahkan kini jari telunjuk nadayu hampir mengenai hidung mancung randa. Sementara abyan berusaha mencekal bahu nadayu agar tidak terlalu dekat dengan randa.

"Mas randa... Nada... Belum apa apa sudah berantem, Kalian tidak takut berjodoh??". Abyan berusaha bergurau.

"NO! TIDAK! mereka menjawab serempak.

Nadayu kesal setengah mati. Ia ambil jaket randa dari abyan dan melemparkannya dijalan. Lalu ia bergegas pergi.

Nadayu Dan Pria KutubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang