Pertemuan Kedua: "Dia masalalu ku, Kamu masa depanku?"

29 0 0
                                    

Sabtu. Pukul 14.20 wib. setelah pulang dinas pagi, Nadayu bergegas pulang. Hari ini jadwal rutin nya sebagai singer di salah satu kafe hits di ibu kota. Sudah hampir 1 tahun nadayu menjadi singer guest star di kafe milik orangtua Nania. Sahabatnya. Nania adalah seorang pengacara. Mereka bersahabat sejak pertama bertemu sebagai mahasiswi dikampusnya. Saat kuliah di Jogja, Nania Kost di rumah Nadayu yang salah satu kamarnya di kontrakkan.

"Mbak nad, jangan lupo perform hari ini mulai jam 16.30 wib ya". Chat Whatshap dari Irene, penanggung jawab marketing kafe.

"Oke, ren. Btw, tolong minta Dani masakin omelete brokoli seperti biasa ya. Aku otw dari RS" balas Nadayu lewat pesan WA.

Nadayu memilih memesan Ojek Online agak tidak terjebak macet. Maklum, di ibukota jam jam ini adalah jam rawan macet.

Sesampainya di kafe milik keluarga Nania, irene bergegas masuk. Kafe ini terdiri dari 2 lantai. Lantai 2 nuansa ala rooftop, masih menggunakan atap transparan agar jika hujan tetap aman dari guyuran hujan. Lantai 1 terbagi menjadi ruangan privat, yang bisa digunakan untuk rapat ataupun acara keluarga. Sedangkan di halaman kafe di sulap menjadi area panggung tempat perform Nadayu beserta Band.

Waktu menunjukkan pukul 16.00 wib. Nadayu sudah selesai sholat ashar  dan kemudian menyantap habis omelete brokoli favoritnya. Pengunjung kafe mulai berdatangan. Apalagi ini malam minggu. Rata-rata pengunjung kafe anak-anak muda.

Hari ini Nadayu menggunakan outfit simple. Inner abu-abu dibalut kemeja oversize warna biru dan rambut yg dicepol asal. Terlihat sedikit berantakan menyisakan anak rambutnya yg tergerai. Sepatu kets tidak pernah lepas. Nadayu memang tidak terlalu suka memakai heels atau wedges. Kebiasaan bekerja sebagai perawat menuntutnya gerak cepat. Sehingga pilihan sepatu kets adalah yang paling nyaman.

####

Namamu yang selalu aku langitkan
Agar kita bisa selalu bersama
Semesta yang 'kan menjadi saksinya
Aku mau kamu hingga akhir masa
Meski kita belum bisa 'tuk bersama
Biar doa ini yang sampaikan rinduku
Langit pun tahu isi hatiku
Hanya kamu, hanya kamu
Seribu pelukan pun takkan cukup
Mengobati rinduku padamu
Biarkan alam yang mengaminkan
Kisah kita berdua untuk selamanya
Meski kita belum bisa 'tuk bersama
Biar doa ini yang sampaikan rinduku
Langit pun tahu isi hatiku
Hanya kamu (hanya kamu), hanya kamu (kamu)
Seribu pelukan pun takkan cukup
Mengobati rinduku padamu
Biarkan alam yang mengaminkan
Kisah kita berdua untuk selamanya
Setiap detik bersamamu
Semua berharga untukku
Yang kumau hanya dirimu
Ho-oh
Seribu pelukan pun takkan cukup
Mengobati rinduku padamu
Biarkan alam yang mengaminkan
Kisah kita berdua, ho-oh
Kisah kita berdua

Gemuruh tepuk tangan menggema di area outdoor kafe. Nadayu selalu berhasil mengundang decak kagum para pendengarnya. Tidak sedikit para pengunjung yang memberikan hadiah padanya. Akan tetapi Nadayu hanya menerima hadiah barang. Nadayu memang tidak menerima saweran uang. Pun jika ada pengunjung yang memberikan uang, uang tersebut akan diberikan pada pemain band nya.

Diantara puluhan pengunjung kafe, ternyata ada satu sosok yang memperhatikan nadayu dari jauh. Dia Randa. Randa juga tidak menyangka jika akan melihat Nadayu di Kafe ini.

"Aduh sumpah yaa, lagu yang di nyanyikan nada relate banget sama gue" Randa mendengar obrolan para wanita di samping meja nya.

"Salma, lu kenal sama nada ya?" Tanya teman sebelah gadis tersebut.

Nadayu Dan Pria KutubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang