Hari Minggu tiba, Boun akan pulang bersama Prem. Ya, setelah beberapa perdebatan yang tidak penting akhirnya Prem mau juga ikut Boun pulang.
Padahal di rumah Boun cuma ada Kakak dan Adiknya yang sudah Prem kenal, tapi Prem nggak mau ikut, takut kayak yang mau ketemu calon mertua aja.
"Eum Hia."panggil Prem pada Boun yang sedang memakai bajunya.
"Apa?"
"Ini..."Prem menunjuk ke pundak Boun.
"Salah siapa?"serobot Boun.
"I-iya maaf Hia."
"Hahh kalau Hia O tau salah kamu pokoknya!"
"P'O nggak bakal marah kok pasti."sanggah Prem.
"Iya nggak marah tapi ngomel nggak henti-henti."jawab Boun yang telah selesai mengancingkan baju.
"Hihi nggak papa, karya itu Hia."Boun ingin menjawab lagi namun sadar diri dulu ia juga seperti itu.
"Udah lah ayo berangkat."
***
"HIA!"suara nyaring itu langsung memenuhi indera pendengaran Prem dan Boun begitu masuk ke dalam rumah.
Santa yang tadi tampak sedang sibuk dengan bukunya kini berlari menghampiri Boun dan langsung memeluknya, mengabaikan dua orang yang memandang mereka dengan tatapan berbeda, yang satu canggung yang satu lagi jengah.
"Ai'Santa, biarkan Kakakmu duduk dulu."kata seseorang yang sedang duduk di sofa.
"Hia."Boun menghampiri Kakaknya setelah pelukan itu Santa lepaskan.
"Kamu pulang?"
"Iya Hia, kangen rumah."
"P'O."Prem mengikuti Boun menyapa sang Kakak.
"Ai'Prem, sini duduk."suruh O, tangannya menepuk sofa tanda mempersilahkan mereka duduk.
Prem selalu suka jika ke rumah Boun, hanya saat ada O dan Santa saja, jika ada kedua orang tuanya oh Prem gugup setengah mati, apalagi dia sekarang jadi Seme-nya huhu.
Santai Prem, kamu nggak boleh menyerah.
"Gimana?"pertanyaan itu membuat Prem sadar dari lamunannya.
"Apanya Hia?"tanya Boun.
"Tukerannya."Boun membelalakkan matanya sementara Prem membeku di tempat.
"Hia tau dari mana?"tanya Boun, O menggerakkan kepalanya menunjuk ke arah Santa yang kini sibuk dengan ponselnya.
"Ai'Yacht, Ai sat."umpat Boun pelan.
"Yacht kenapa?"tanya O, ah Boun lupa jika Yacht adalah kekasih Kakaknya.
"Nggak papa Hia."
"Kamu kenapa senyum-senyum?"tanya Boun pada Prem yang sedari tadi diam namun tersenyum."Nggak papa, ternyata cepet banget nyebarnya."
"Apanya?"
"Ini."
Sret
Cup
Kejadian di kantin kemarin terulang, Boun hanya menatap datar Prem yang tertawa geli. Sementara, O menatap tajam keduanya sambil menghalangi pandangan Santa agar tidak melihat hal-hal yang tidak diinginkan, untung Adiknya itu lagi asik sendiri sama ponselnya.
"Ish jangan di sini."kata Boun, malu lah dilihat Kakaknya.
"Yaudah ayo ke kamar."ajak Prem polos, pengen banget Boun karungin terus dibuang ke sungai.
"Mau ngapain ke kamar?"pertanyaan itu membuat O, Prem, dan Boun membeku. Mereka yakin sih Santa tidak sepolos itu, tapi apa salahnya kan menjaga agar tidak semakin tercemar otaknya.
SEE YOU NEXT CHAPTER
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love || PremBoun [✓]
FanfictionPrem tuh bosen jadi pihak bawah terus. "Hia, ayo kita tukeran!" BXB!!! Dom-Prem Sub-Boun