5. Cuddle

239 18 0
                                    

"Gimana?"

"Apanya Hia?"

"Masih mau jadi Seme?"

Prem mengerutkan keningnya bingung, ia yang sedang duduk di pinggir ranjang merebahkan tubuhnya dan bergeser mendekati Boun yang juga sedang berbaring.

"Masih lah dan nggak akan pernah bisa berubah lagi."kata Prem yakin membuat Boun tidak lagi termotivasi untuk membujuk kekasihnya, biarlah nasibnya begini asal masih sama Prem.

Boun memiringkan tubuhnya lalu memeluk Prem sambil memejamkan matanya, ia lelah.

"Jangan tidur Hia, ini udah jam makan siang."

Boun yang tadinya memejamkan mata kini terpaksa harus membukanya lagi.

"Ngantuk, capek."Boun mau coba jadi manja sama Prem.

"Sebentar aja Hia, ayo makan habis itu nanti bisa tidur lagi."Prem membelai wajah sang kekasih yang sedang menatapnya.

"Hm."dengan terpaksa Boun bangun dari tidur nyamannya.

Mereka berdua turun ke ruang makan, mendapati Santa sudah menunggu di sana.

"Hia O ke mana?"

"Ke kantor."

"Mendadak?"Santa mengendikkan bahunya.

"Hia, habis ini bantuin kerjain PR ya?"pinta Santa.

Prem menatap Boun yang tampak sedang menimang sesuatu.

"Iya."jawab Boun sambil mendudukkan dirinya di meja makan diikuti Prem.

"Hia."panggil Prem.

Boun mengangkat alisnya tanda bertanya.

"Enggak jadi."

"Ayo makan."

***

Prem menatap Boun yang sedang mengajari Santa, dia aja kalau udah capek banget dimintai bantuan ya bakal dia tolak, tapi lihat kekasihnya ini, tadi bilangnya ngantuk sama capek tapi demi bantuin Santa yang emang nggak setiap hari dia lihat, Boun rela menahan lelahnya. Idaman.

Ahh Prem bahagia banget punya pacar kayak Boun, enggak, Prem bahagia karena pacarnya adalah Boun.

"Makasih ya Hia."

"Hm, sekarang istirahat sana ke kamar."suruh Boun.

"Iya."Santa membereskan semua bukunya dan masuk ke kamar meninggalkan Boun yang langsung merebahkan tubuhnya di sofa.

"Ayo ke kamar Hia."ajak Prem yang sedari tadi menyimak Boun dan Santa, ia sudah berdiri dan menunggu Boun mengikutinya.

Tanpa menjawab apapun Boun bangkit dan memeluk Prem, memejamkan matanya.

"Ayo istirahat."ucap Prem sambil memeluk pinggang Boun.

Oh gini rasanya jadi Prem dulu, yang kalau lagi capek langsung templok.

Sepertinya Boun tidak terlalu menyesal mengiyakan permintaan Prem untuk bertukar.

Saat ini mereka berdua sudah ada di kamar Boun, berbaring dan berpelukan di bawah selimut tebal.

Boun sudah tertidur pulas sedari tadi sedangkan Prem kini asik memandang wajah kekasihnya. Prem lega karena setidaknya Boun mau menerima permintaannya karena Prem mencintai Boun lebih dari apapun.

Prem mengeratkan pelukannya dan ikut memejamkan matanya, hari-hari berat yang harus ia lalui tidak akan terasa jika bersama orang yang dicinta.

SEE YOU NEXT CHAPTER

My Love || PremBoun [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang