05. RANSOM

1.1K 144 5
                                    

Di perjalanan pulang, Nana tak sedetikpun mau berjauhan dengan Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di perjalanan pulang, Nana tak sedetikpun mau berjauhan dengan Jeno.

Saat Jeno meminta Nana untuk duduk di kursi sebelahnya mengemudi pun Nana tidak mau!.

Hingga apa yang terjadi?.

Jeno mengemudi dengan memangku Nana yang kini menghadap ke arahnya dan memeluk lehernya.

Seperti seekor koala.

Bukan tanpa alasan Nana seperti itu, itu karna dia berhalusinasi yang menganggap Jeno adalah Ibu-nya.

Seperti sekarang, Nana bergumam sembari menangis.

"Jangan tinggalkan Nana lagi Ibu.. Nana sangat merindukan Ibu.." lirih Nana.

Jeno hanya bisa menghela nafas.

Jujur ia ikut merasa sedih, tak kebayang seorang anak kecil yang seluruh waktunya ia utamakan untuk Ibu-nya.

Merawat dan mencoba menafkahi Ibu-nya itu pupus karna sang Ibu yang meninggalkannya untuk selamanya.

"Ibu mau buah ya? Ung! Nana punya di dalam kulkas! Buahnya bagus, tidak busuk!"

"Na... Ini saya, sadar" ucap Jeno sembari mengusap punggung belakang Nana.

Memang percuma, tapi Jeno berharap dosis dan obat yang Nana konsumsi itu kadar rendah.

"Ibu jangan sedih, Nana tidak apa, Nana kuat!" Ujar Nana.

Chup

Chup

Mata Jeno membola kala Nana mengecup lehernya.

Jeno memacu mobilnya semakin cepat, perasaannya tak karuan sekarang.

"Ibu.. hiks Nana rindu Ibu.." ujar Nana sembari mendusalkan wajahnya di leher Jeno.

"Nana, Nana" tegur Jeno sembari tangannya berusaha untuk menjauhkan wajah Nana dari lehernya.

Nana menurut, ia menjauhkan wajahnya dari curuk leher Jeno.

Kini Nana menatap Jeno dengan wajah lucunya.

Bibirnya maju beberapa senti dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Eung! Nana sayang sama Ibu!" Ujarnya dengan air matanya yang menetes.

Jeno berusaha fokus ke arah depan, ia bahkan memiringkan kepalanya untuk melihat ke arah jalan.

Beruntung jalanan senggang, jadi sedikit lebih aman saat Jeno berkendara dengan posisi yang berbahaya seperti sekarang.

Chup

Mata Jeno kembali membola kala Nana mengecup keningnya lumayan lama sembari menangis.

Bahaya, Jeno tidak bisa melihat apapun.

Dengan terpaksa Jeno menepikan mobilnya.

"Nana hei" ujar Jeno sembari mendorong tubuh Nana menjauh darinya.

RANSOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang