12. RANSOM

696 91 0
                                    

Flashback

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback.

"Ugh Paman baik...!!"

Jeno yang baru pulang dan baru saja keluar dari mobil itu tersentak kaget kala tubuhnya di tubruk seseorang.

"Ada apa?" Tanya Jeno yang baru berusia 16 tahun saat itu.

"Hiks Paman baik kemana saja, malam seperti ini baru pulang?"

Jeno menunduk menatap wajah yang basah oleh air mata itu, pelukan itu semakin erat pada tubuhnya.

Lalu tangan Jeno terulur untuk mengusap rambut anak berusia 7 tahunan itu.

"Saya pulang sekolah dan langsung ikut Papa bekerja. Lalu apa yang membuatmu menangis seperti ini Nana?" Tanya Jeno.

Yang di panggil Nana itu kembali menangis.

"Huhu Sampai malam itu terlalu lama Paman Baik.. Nana sedari siang menunggu Paman Baik pulang" jawabnya.

Jeno menghela nafas.

"Maaf karna tidak memberitahumu, karna ini juga mendadak. Ayo masuk, kamu pasti kecapean menunggu" ujar Jeno sembari melepaskan pelukan Nana pada tubuhnya.

"Genggam tangan Nana" pinta Nana sembari mengulurkan tangannya.

Jeno mendengus, tapi walaupun begitu ia tatap menggandeng tangan Nana untuk masuk ke dalam mansion.

Bam yang melihat itu terkekeh pelan.

Tidak ada yang bisa memerintah Tuan Muda itu kecuali Nana.

Saat ini Jeno dan Nana sudah memasuki mansion, tepatnya berada di lantai atas, dimana masing-masing kamar mereka berdua berada.

"Tunggu di sini sebentar, saya akan mandi terlebih dahulu" ujar Jeno.

"Menunggu lagi? Nana tidak mau Paman Baik" jawab Nana.

Jeno mengehela nafas.

Dia mamang rasanya capek karna sekolah dan lanjut ikut bekerja dengan Papa-nya.

Tapi Nana.. apakah dia mengerti?.

"Hanya sebentar" ujar Jeno.

"Jangan tinggalkan Nana Paman Baik..." Lirihnya.

Jeno menggeleng dan mengusap rambut Nana.

"Tidak, saya tidak akan meninggalkan mu, saya hanya ingin mandi sebentar" ujar Jeno lembut.

"Nana tunggu di dalam kamar Paman Baik boleh? Nana tidak mau sendirian" ujar Nana.

Jeno terkekeh dan mengangguk.

"Ya, ayo!" ajak Jeno.

Nana mengangguk dan menghapus air matanya dengan punggung tangannya.

RANSOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang