10 (B)

257 33 1
                                    

Hi, guys. Aku minta maaf sekali jika chapter 10 ini aku posting ulang dan aku split menjadi dua. Hal ini dikarenakan aku menemukan bahwa chapter ini bermasalah. Ada beberapa paragraf krusial yang hilang setelah aku posting di Wattpad. Kejadian ini sudah tidak bisa aku toleransi lagi, karena sudah sering terjadi dan agak menggangguku. Jadi mulai sekarang aku memutuskan, jika dalam satu chapter terdapat cerita yang cukup panjang, aku akan membaginya menjadi dua bagian. Jika berkenan, kalian bisa baca ulang chapter ini sebelum membaca chapter terbarunya. Terima kasih.

-Veranna Leonand-

MOHON SUPPORT PENULIS LEWAT VOTE, COMMENT, FOLLOW DAN SHARE CERITA INI KE BESTIE KALIAN YA. MERUPAKAN SEBUAH KEJAHATAN JIKA KENIKMATAN DUNIA DISIMPAN UNTUK DIRI SENDIRI. HAHAHAHAHAHA.

====================================================================

Kulanjutkan aktivitas berikutnya, menyadari tanggung jawabku untuk tetap bekerja dan membalas semua kotak masuk surat elektronikku. Ponselku diserbu banyak pesan yang kebanyakan dari timku, mereka mengatakan betapa mereka turut prihatin atas kejadian yang menimpaku soal kecelakaan itu. Fred pasti informan mereka. Kabar bencana kecil itu dengan cepat mengular ke seluruh agensi. Tidak hanya dari timku, pesan-pesan lain bernada sama juga diutarakan dari anggota divisi lain. Kabar menyebar bak jilatan api. Aku tidak sanggup untuk membalas semua pesan itu. Mengejutkan lagi ucapan prihatin juga kudapatkan dari klien-klienku. Akibatnya, untuk sejenak aku membalikkan ponsel dan kembali berkutat oleh diagram analisa progress konten.

Mataku memperhatikan seksama, perkembangan konten dari produk kecantikan terus naik. Ada satu waktu pergerakannya turun. Tetapi hanya tipis. Walau begitu aku tetap menandainya dan akan menanyakan ke pihak terkait yang menangani produk bersangkutan. Berikutnya aku membuka laman di mana terdapat daftar konten apa saja yang perlu dibuat. Dalam keterangannya kebanyakan work in progress. Aku harus mengirimkan reminder ke pihak-pihak yang menjadi bagian dari tanggung jawab itu. Bekerja dengan sesuatu yang berkaitan dengan sosial media layaknya lari tanpa garis finish. Akan selalu ada trend terbaru tiap minggunya. Tenggat waktu pengerjaan tentunya akan selalu sempit.

Berpindah pada pekerjaan lain, aku meluangkan setengah jam untuk membuka Instagram dan TikTok. Tak pernah bosan, mencari referensi dan mencatatnya merupakan caraku untuk terus berpikir kreatif. Aku selalu memiliki catatan tersendiri, sebagai pegangan jika otakku sedang tumpul, aku bisa membuka catatan content bank itu. Back up plan yang sejauh ini cukup membantu. Gaya kerjaku memang seperti itu.

Baru selesai satu paragraf, ketika aku sedang mengetik script konten, tiba-tiba saja Jordan muncul di depanku. Berdiri dengan wajah lurus, keras, tidak berekspresi dan sialnya terlihat agak menakutkan. Bahunya yang terekspos memperlihatkan pula ketegangannya. Aku menatapnya dan ingin bertanya, Jordan justru menyalip ucapanku.

"Aku butuh laptopmu." Jordan berpindah, ia menjulang di sampingku.

"Tidak bisa!" tegasku tanpa kompromi.

"Pinjam sebentar. Ada hal penting yang perlu kucari." Tangan pria itu terulur, sudah memegang sisian laptop. Aku dengan sigap menepuk kencang lengan beruratnya.

"Tidak bisa, Jordan! Ini inventaris kantor dan kau adalah orang asing. Aku tidak ingin data perusahaanku bocor." Kini aku menggeser laptop. Layaknya induk yang tidak ingin anaknya disentuh.

"Tayana! Ada yang perlu kucari. Segera." Rahang Jordan mengeras, ucapan pria itu tepat mengenai wajahku. Napas panasnya baru saja mengusap kasar kulit di sana. Aku meneliti wajahnya, keras dan tidak ada sedikit ekspresi lembut. Serius mematikan.

"Kau gunakan saja ponselmu, Jordan. Kau ini kenapa senang sekali berlagak miskin? Kutahu internet di ponselmu itu masih bisa digunakan." Kuhembuskan napas lelah, laptop kututup dan aku segera memeluk benda itu. Rasanya baru sebentar aku merasakan ketenangan, menghabiskan sarapan sambil bekerja. Sempat lupa jika ada Jordan di rumahku, yang kebetulan masih memakai handuk di pinggulnya dengan dada tanpa penutup. Sekarang pria itu menguji kesabaranku lagi. Astaga, Tuhanku!

THE OG BOSS (TheBossesSeries#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang