FLANEUR - 011

1.1K 151 16
                                    

Seumur-umur tak pernah sekalipun terlintas di benak Danish bahwa akan ada masa di mana dia harus membagi perhatian yang tadinya hanya ia berikan pada keluarga, pekerjaan dan kelima sahabat dekatnya kini bertambah satu lagi dengan hadirnya Elmira.

Setelah tahu bahwa selebgram yang ternyata amat sangat terkenal itu sedang dibawah tekanan dan juga ancaman dari seorang penguntit, mau tak mau Danish harus melibatkan dirinya lebih jauh lagi untuk memastikan bahwa gadis itu selalu aman. Meskipun Fathir mengatakan bahwa ajudan dari pamannya yang seorang polisi itu selalu berjaga-jaga di sekitar apartemen, dia tetap tidak bisa merasakan ketenangan yang sesungguhnya jika si penguntit itu belum tertangkap dan mendekam di dalam jeruji besi.

Dan sekarang Danish sudah berada di lobby apartemen Elmira, menyapa resepsionis yang kini sudah mengenalnya karena hampir setiap hari dia mendatangi apartemen Elmira hanya untuk memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja, lalu kemudian mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru lobby untuk mencari tanda-tanda kehadiran sang penguntit yang sayangnya selalu nihil karena sepertinya orang itu tahu bahwa dirinya sedang diawasi. Dan setelah yakin bahwa sang penguntit benar-benar tidak ada di sana dan ajudan dari paman Fathir sudah mulai berjaga dengan menyamar menjadi seorang cleaning service, barulah Danish melangkah menuju lift untuk mendatangi unit Elmira.

Pintu apartemen dibuka 1 menit setelah Danish menekan bel yang terpasang di dinding tepat di sebelah monitor kamera. Elmira menyambutnya dengan senyum lebar. Gadis bertubuh mungil itu mengenakan celana training panjang berwarna abu-abu dipadu dengan jaket hoodie berwarna soft pink, rambutnya digelung asal-asalan dan wajahnya bersih dari yang namanya riasan.

"Hai kak." sapa Elmira sembari mempersilhkan Danish masuk ke dalam unitnya.

"Have you eaten?" tanya Danish begitu dia melihat meja makan Elmira yang masih bersih.

"I have. Tadi aku Go-Food, piringnya udah aku cuci dan sampah makanannya udah aku buang ke tempat sampah." jawab Elmira jujur.

Danish melirik ke arah wastafel dapur serta tempat sampah yang terletak tajk jauh dari tempatnya berdiri lalu kemudian mengangguk. "Good."

"Kamu ngapain ke sini kak?" tanya Elmira setelah dirinya dan Danish duduk bersebelahan di sofa.

"Mau mantau kelakuan stalker lo, sekalian mau ngecek juga lo masih baik-baik aja atau nggak."

Elmira terkekeh. "Aku baik-baik aja kok kak. Stalkernya juga udah nggak perna ke sini lagi akhir-akhir ini, jadi kayaknya kamu juga nggak harus sering-sering dateng deh. Kamu pasti sibuk kan?"

"Jarang ke sini karena udah ada ajudan om nya Fathir yang patroli makanya dia nggak berani muncul." Danish memutar bola matanya malas.

"Aku harus berterima kasih sama kak Fathir kalau ketemu sama dia nanti."

Danish tersenyum tipis seraya merebahkan kepalanya ke sandaran sofa. Hari ini dia merasa agak sedikit lelah karena ada banyak proyek baru yang cukup besar datang silih berganti namun demi memastikan bahwa Elmira baik-baik saja, dia rela menggadaikan waktu istirahatnya hanya untuk mampir menemui gadis itu lebih dulu. Bukan apa-apa, Danish hanya merasa bertanggung jawab saja sebab dirinya lah orang pertama yang dimintai bantuan oleh gadis itu.

"Kakak udah makan?" tanya Elmira setelah mereka sama-sama terdiam selama beberapa menit.

"Udah tadi di kantor." jawab Danish sambil memijit kepalanya.

"Aku bikinin minum ya? Kakak mau apa?"

"Air putih aja, El."

"Oke, wait."

Elmira melenggang ke arah dapur untuk menuangkan air putih ke dalam gelas untuk diberikan pada Danish.

"Kamu keliatan capek banget kak." ujar Elmira prihatin.

FLANEURWhere stories live. Discover now