"Lo ngomong apa sama Elmira?"
Setelah memutuskan untuk mandi dan berganti pakaian, Gavin kembali lagi ke rumah sakit dan menunggu di ruang tunggu bersama Arina dan Regina karena yang berada di dalam kamar sekarang itu Fathir dan Karra. Sepasang mata Gavin dan juga Arina menatap tajam pada sosok Regina yang terlihat salah tingkah dan juga takut itu. Arina bahkan secara terang-terangan menunjukkan sikap defensif nya begitu dia mengetahui bahwa Regina sedang dengan Danish. Mode 'ayah' nya langsung terpasang secara sempurna dan itu semua terlihat dari gesturnya yang tengah bersedekap sembari memandangi Regina dari atas sampai bawah.
"Gue nggak ngomong apa-apa Gav! Emang dianya aja yang minta pulang ke temennya tadi!" jawab Regina kesal.
"Dia nggak akan mungkin pulang kalau nggak ada yang NYURUH dia pulang." desis Gavin. "You told her to leave, right?"
"Mana ada?! Berapa kali gue harus bilang kalau itu emang kemauan dia sih?! Kenapa—"
"Cewek gue bilang katanya lo yang nyuruh Elmira buat pergi! Lo bilang kondisi Danish parah banget dan dia nggak akan mungkin sudi ketemu sama dia karena dia yang nyebabin ini semua padahal itu semua nggak bener! Danish is fine, he's still breathing and his wound is perfectly treated! Why did you put all of the blame on Elmira meanwhile she herself never wanted it to be happened!"
"Ya kan insiden ini terjadi sejak Danish deket sama selebgram nggak jelas itu! Kalau aja dia nggak ngelibatin Danish dalam urusan stalkernya itu, Danish pasti masih baik-baik aja sekarang! Lagian punya stalker gila bukannya lapor polisi malah minta tolong ke orang lain yang jelas-jelas nggak kenal deket sama dia! Dasar cewek aneh!"
Arina berdecak. Sedari tadi dia berusaha menahan diri untuk tidak menyemprot Regina dengan sejuta makian karena dia belum tahu apa peran perempuan satu ini di kehidupan Danish, tapi kali ini dia benar-benar sudah muak sebab Regina terus saja menyalahkan Elmira tanpa tahu keseluruhan ceritanya seperti apa.
"Lo tuh siapanya Danish deh?" tanya Arina tiba-tiba membuat Regina langsung terdiam seketika. "Pacarnya? Istrinya? Kalau belom jadi siapa-siapa harusnya lo tau batasan. Jangan bertindak seolah-olah lo tau Danish maunya apa."
"Gue... gue ngelakuin ini supaya Danish bisa istirahat total!"
"Bukan kapasitas lo buat ngelakuin itu. Know your place, girl. Stay in your lane."
Ditengah ketegangan yang tercipta di antara mereka bertiga, Karra dan Fathir keluar dari kamar VIP. Ekspresi mereka terlihat lega sekaligus khawatir di waktu yang bersamaan dan itu memancing tanda tanya dari Arina dan Gavin.
"Kondisinya Danish udah stabil," lapor Karra membuat Arina, Gavin bahkan Regina menghela nafas lega. "Dan barusan dia nyariin Elmira."
Baik Arina maupun Gavin sama-sama melirik sinis ke arah Regina yang langsung membuang muka menahan kesal.
"Kondisi Elmira masih agak syok juga tadi, jadi ada kemungkinan dia belum bisa ketemu sama Danish dulu, Ra." jelas Gavin sambil mengarahkan tatapannya pada Arina. "Rin, bisa nggak kalau besok Elmira dititipin di tempat lo dulu? Cewek gue ada flight dan dia nggak bisa izin dadakan."
"Cewek lo? Temennya si Elmira itu cewek lo? Kapan jadiannya?" tanya Arina dengan satu alis terangkat.
Gavin nyengir. "Belum jadian sih. Akuin dulu aja daripada nanti dia dicolong orang."
"Oh you have a lot of things to say for sure." Karra menyeringai dengan kedua tangan bersedekap di dada.
"Nanti gue ceritain di mobil ya, babe." Gavin mengedipkan sebelah matanya iseng.
YOU ARE READING
FLANEUR
ChickLitKisah 6 orang sahabat yang telah mencapai kesuksesan di bidang masing-masing namun masih merasa belum mempunyai tujuan yang jelas dalam hidup.