7

368 64 3
                                    

 vote dulu sebelum baca sayang

🥰

Rasa penasaran mama bukan sekedar kepo siapa ayah biologis dari bayi yang dikandung putrinya, masa depan dan kehormatan Alma sedang dipertaruhkan. Beliau perlu tahu tapi Alma mengatakan tidak ada seorangpun yang boleh mengetahui keadaannya sekarang.

"Kehormatanmu tidak lebih penting?"

Alma menarik napas dalam ketika mendengar satu kata itu. Bukan keinginannya hal buruk yang meninggalkan jejak ini terjadi.

"Mama bisa minta bantuan papa."

Alma menggeleng. "Sembunyikan dulu dari papa," pintanya.

"Alma," tegur mama.

"Aku belum siap ketemu papa dalam kondisi begini," aku Alma. Ia bisa membayangkan kekecewaan papa terhadapnya.

Tapi papa satu-satunya orang harapan mama sekarang untuk meminta bantuan mencari ayah biologis dari bayi yang dikandung Alma.

"Mama tidak mungkin menutupi hal ini Alma, ini musibah terbesar."

Alma juga berpikir seperti itu bahkan sebelum dia mengetahui jejak dosa tersebut menetap di rahimnya.

"Maafkan aku."

Hanya dua kata itu yang pantas diucapkan Alma sebagai anak. Yang telah dilakukannya memang salah meski dalam keadaan tidak sadar dan dia tidak akan mengulang kesalahan yang lebih besar lagi dengan menghilangkan janin di rahimnya.

Ibu mana yang tega melihat keadaan sang putri yang begitu memprihatinkan, nasib badan Alma yang tak beruntung karena harus mengandung tanpa ikatan pernikahan. 
Mama mulai berpikir, andai keluarga besar mengetahui hal ini tentu akan menjadi bahan cemoohan kali ini beliau dengan terpaksa mengikuti pinta sang putri.

"Kalau begitu kita hanya perlu memberitahu Abie, dia pasti bisa membantumu."

"Ma, Abie sudah menikah. Dia tidak sendiri lagi." dan banyak resiko lainnya, salah satu bagaimana jika Abie keceplosan pada Fia?

"Dia sahabatmu."

Alma mengangguk. "Sekarang dia punya kehidupan sendiri, kita harus menghormati dan menghargai keberadaan Fia." Alma meyakinkan mamanya. "Percaya padaku Ma, aku bisa menangani hal ini."

Alma tidak ingin menyebut jejak ini sebagai masalah, dia akan menjalani sebagaimana mestinya

Air mata mama menitik beliau tahu Alma tidak sekuat itu, hanya memperlihatkan ketegaran di balik kerapuhan dari musibah ini.

Tatapan Alma kosong, itu yang dilihat mama rautnya juga masih pucat ada hal yang tidak perlu diberitahukan Alma namun bisa dirasakan mama.

Nasib badan yang tak beruntung, nasib badan yang membawa aib pasti terbebani hati dan pikirannya. Jika seperti ini mana mungkin mama membiarkan Alma melewati masalah ini sendiri.

Karena satu malam dari acara party yang membuat Alma hamil, acara siapa itu dan di mana, mungkinkah putrinya dijebak? Masih banyak lagi pertanyaan di benak mama yang sudah pasti tidak akan dijawab Alma.

Berat beban ini ikut dirasakan mama, namun beliau lebih mengkhawatirkan keadaan sang putri. Di saat sahabat Alma sedang bersukacita Alma malah dirundung luka, mama harus berbesar hati pada keputusan yang dibuat Alma.

Jejak DosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang