" Hal yang dianggap kecil bisa menjadi besar diluar sana."
~~~~~~123~~~~~~~
" Aku tidak bisa kembali kesana. Aku bisa mengikuti Paket C untuk masuk universitas." Gadis itu terus memohon sambil terisak.
" Tidak bisa!, kau tidak bisa terus hidup seperti ini. Sampai kapan kau akan mengurung diri, dan menghindari orang-orang?!." Bentak wanita itu.
" Tapi kenapa harus sekolah itu?."
" Kau meninggalkan hal yang belum usai. Kembalilah. "
Seorang wanita yang tak lagi muda menengahi pembicaraan mereka.
" Ansaira dengarkan Nenek, jangan takut Hadapi mereka. " Ucap lembut sang nenek, membuat gadis yang dipanggil Ansaira itu Luluh.
" Tapi bagaimana caranya aku kembali kesana?. "
" Aku sudah mengatur segalanya. Kau hanya perlu kembali kesana. " ucapnya dengan penuh keyakinan.
" Kau benar, aku dikeluarkan secara tidak terhormat setelah apa yang kulakukan untuk sekolah itu. Aku harus mengambil kehormatanku kembali. " Ucap Ansaira penuh keyakinan.
" Kau akan kembali pekan depan, bersiaplah. " Perintahnya.
~~~~~~~🍁~~~~~~~~
Akhir kelas 11, Ansaira dikeluarkan secara tidak terhormat dari SMA GANARUI sekolah elit di kawasan perkotaan. Pihak sekolah angkat tangan terhadap rumor tentangnya, bahkan tak sempat mendengar kebenarannya mereka mengeluarkan Ansaira begitu saja. Karena itu Ansaira tak mendapatkan surat kelulusan maupun Ijazah.
Dan pihak sekolah yang menyebalkan itu berada dihadapannya sekarang.
" Lama tidak berjumpa Ansaira Maheswari. " Ucap kepala sekolah dengan penuh senyuman palsu.
Ansaira memalingkan wajah tak suka.
" Seperti kesepakatan diawal semuanya akan tetap seperti itu. " Ucap wanita yang membawa Ansaira kembali kesana.
" Saya tahu nyonya, jangan khawatir. Anda juga harus menepati janji itu. " Ucap si kepala sekolah.
" Silahkan Ansaira tanda tangani berkas-berkas ini. " Titah si kepala sekolah.
" Perjanjian apa yang kalian bicarakan?. Untuk apa juga aku mendatangani ini?. "
" Aku sudah bilang bukan, turuti saja perintahku. " Tegas si wanita itu.
Dengan terpaksa Ansaira mendatangani berkas tersebut.
Tak lama, seorang guru sebut saja Bu Vera yang akan menjadi wali kelas Ansaira datang.
" Bu Vera, antar dia ke kelasnya." Titah kepala sekolah.
Bu Vera yang melihat Ansaira pun sedikit terkejut, namun ia kembali menetralkan wajahnya.
" Mari Ansaira, ikut saya. " Bu Vera pun membawa Ansaira menuju kelasnya.
Satu tahun telah berlalu, harusnya Ansaira sudah memasuki dunia perkuliahan. Namun disini lah ia sekarang, kembali menjadi siswa kelas 12. Tentunya dengan orang-orang yang berbeda. Yang dulu menjadi adik kelasnya, sekarang menjadi teman sekelas.
Ansaira hanya menatap pedih lingkungan sekolah itu, setiap sudutnya menyimpan kenangan untuk setiap waktu yang ia dan teman-temannya lewati dahulu. Saat dimana Ansaira dijadikan panutan oleh siswa lainnya. Saat ini, ia hanya berharap bisa melewati satu tahun ini dengan cepat.
Tibalah ia di depan pintu kelas yang bertuliskan kelas 12A. Kelas yang sama, kenapa?.
Suasana ricuh dikelas 12A tiba - tiba menjadi hening usai Bu Vera masuk. Perhatian mereka tertuju pada siswa yang Bu Vera bawa.
" Anak - anak kita kedatangan teman baru. Silahkan perkenalkan diri kamu. " Titah Bu Vera.
Lama tak berhadapan dengan banyak orang membuat Ansaira sedikit takut. Pasalnya belum perkenalan pun sudah banyak bisik-bisik terdengar.
" Eh kaya kenalnya. "
" Wajahnya ga asing. Kaya siapa tapi?."
" Bukannya dia.....?. "
" Anak - anak tolong diam!. " Intruksi Bu Vera.
" Halo semuanya, Aku Ansaira. Senang bertemu dengan kalian. " Ungkap Ansaira, dengan senyuman yang getir.
Hening seketika. Hingga tiba-tiba...
" ANSAIRA? ANSAIRA MAHESWARI?!." teriak seorang siswi lantang.
" hah serius? " Tanya siswa lainnya.
" Maksud Lo Ansaira yang itu?. " Tanya yang lain.
" Emang mirip sih, cuman beda model rambut aja. "
" Ini serius kita sekelas sama dia. " Ucap seorang siswa yang duduk paling depan dengan tatapan merendahkan.
" Anak-anak sudah ya, Ansaira sekarang teman sekelas kalian. Ibu berharap kalian bisa berteman dengan baik. " Bu Vera mencoba menenangkan. Tatapannya tak luput dari Ansaira yang hanya bisa menunduk.
" Ansaira kamu bisa duduk dibangku belakang bersama Andini. "
Hendak duduk, bangku tersebut malah ditendang oleh seorang Siswi tanpa rasa bersalah.
" Agniezka, apa apaan kamu. " Tegur Bu Vera.
" Duh sorry, kaki saya pegel Bu. " Dengan tatapan yang tak luput dari Ansaira.
Tak mau ambil pusing, Ansaira pun membenarkan bangku itu dan segera duduk. Namun, teman sebangkunya tak menghiraukan ia sama sekali malah menjauhkan kursinya dari Ansaira.
Pelajaran pun di mulai, namun Ansaira belum bisa fokus. Lantaran teman sekelasnya terus mengganggunya. Setiap tidak ada guru, mereka melempari Ansaira dengan benda-benda seperti penghapus, bolpoin, pensil bahkan ada yang dengan sampah. Namun itu semua tak dipedulikan Andini, rekan sebangkunya.
Waktu istirahat pun tiba, semua orang pergi dengan teman-temannya. Sementara Ansaira hanya diam ditempat, tak ada yang mengajaknya. Ansaira seperti tak terlihat.
Akhirnya Ansaira pun hanya membersihkan sampah yang dilempar teman-temannya tadi.
" Menyedihkan, tak pernah terbayang aku akan melakukan pekerjaan rendahan ini. Membersihkan sampah. " Monolog Ansaira, meratapi nasibnya.
Dari luar jendela, seorang pria memerhatikan Ansaira dengan tatapan kasihan. Ia tak mengerti kenapa mereka melakukan hal itu di hari pertama Ansaira sekolah.
Sementara itu, kelas 12A mulai menyebarkan berita kembalinya seorang Ansaira Maheswari ke seluruh warga SMA GANARUI.
Bagiamana nasib Ansaira selanjutnya?
Seperti apa kehidupan Ansaira Maheswari sebelumnya?See you next Bab😘👋
Send Love For Ansaira❤️🥺👇
Jangan lupa Vote, komen, and Follow ya, nanti aku Follback😘👋
KAMU SEDANG MEMBACA
|| Different Pain, Same Love ||
FanfictionKarena suatu Rumor, Ansaira Maheswari terpaksa keluar sekolah. Satu tahun kemudian, berkat bantuan seseorang ia kembali ke sekolah. Sayangnya, rumor tersebut telah menjadi buah bibir. Akibatnya, Ansaira menjadi bahan olok-olokan para siswa. Terlebi...