003. Just Focus on Me

23 22 0
                                    

" Luka yang telah menyatu dengan diri. "

~~~~~~~~~ 123~~~~~~~~~

Ansaira kira hari pertama yang melelahkan telah usai. Namun nyatanya itu baru permulaan.

Kabar kembalinya Ansaira Maheswari ke SMA GANARUI, membuat banyak siswa penasaran. Seperti saat ini, baru saja melangkahkan kaki keluar kelas. Sudah banyak siswa mengerubungi sepanjang lorong dari kelas 12A hingga ke gerbang sekolah.

" Woy Ansaira, udah keluar kelas. " Teriak seorang siswa dari ujung koridor, seketika semuanya melihat ke arah Ansaira.

Tak ayal banyak siswa yang melontarkan kata-kata buruk tentang dia kembali terdengar.

" Dih ga tahu malu banget kembali ke sekolah ini. "

" Dasar muka tembok. "

" Dasar cewe murahan, modal cantik doang. "

" Malu-maluin Ganarui aja lu. "

" Masih ingat gue gimana sombongnya dia dulu. "

" Mampus Lo, udah ga punya bekingan. "

Bukan hanya itu, sepanjang Ansaira berjalan banyak juga yang melemparkan sampah dan kertas yang pastinya berisi ujaran kebencian.

Untuk pertama kalinya Ansaira merasa berjalan di lorong gelap tak berujung, tak ada jalan keluar. Kakinya sudah lelah melangkah, namun tak bisa berhenti. Ia harus kembali menapaki jalan yang penuh duri.

Kafi yang melihat itu dari kejauhan, hanya bisa diam membisu dengan tatapan penuh kesedihan.

" Dosa besar apa yang telah dia perbuat, sehingga harus menanggung kebencian sebesar ini. " Ucap Kafi.

" Kasian banget, padahal dulu dia di puja-puja, sekarang malah diperlakukan seperti sampah. " Sambung Erzie.

" Ngapain juga iba sama orang kaya dia, itukan resiko yang harus dia tanggung. " Ryan menimpali.

" Padahal itu kan baru rumor..." Belum sempat Erzie melanjutkan pembicaraannya, Ryan kembali menimpali.

" Rumor apaan, bukti udah nyata udah jelas. Mending lu pada jangan ketipu sama wajah cakep dia. Percuma wajah cakep, pinter tapi kelakuan ke sampah. " Tegas Ryan menggebu-gebu.

" Lu bisa diem gak?!." Titah Erzie

" Kagak. " Merasa kesal, Ryan pun meninggalkan Erzie dan Kafi.

" Udahlah kaf, ga usah terlalu ikut campur. " Erzie menepuk pundak Kafi, dan meninggalkannya seorang diri.

" Lo gak berhak dapat semua ini Ansaira. " Ucap Kafi.

Agniezka yang menyaksikan itu semua merasa senang, Ansaira dipermalukan seantero sekolah.

" Lanjutkan. " Seru Agniezka kepada Kiara dan Tiana.

" Dia udah ga berani macam-macam sekarang. " Timpal Tiana.

Akhirnya Ansaira sampai di gerbang sekolah, dan segera masuk kedalam mobil.

Di dalam mobil, Ansaira tak kuat menahan air mata.

" Jangan cengeng, ga usah nangis, gitu doang!. " Perkataan seorang wanita itu, membuat Ansaira buru-buru menghapus air matanya.

" Maaf. " Hanya itu yang mampu Ansaira ucapkan.

" Jangan lemah, kalau sikapmu seperti itu mereka semua akan semakin menginjak-injak dirimu. Ingat tujuan kamu memulai semuanya. " Tegas wanita itu kembali.

" Iya, aku salah untuk hari ini. "

" Bagus jika kau menyadarinya. "

Akhirnya Ansaira sampai ditempat dimana ia mengurung diri selama ini, kamarnya.

Di tempat ini yang tak bisa pura-pura kuat, ia pun luruh ke lantai dan kembali menangis. Tangisan yang menyayat hati. Ansaira membekap mulutnya sendiri, lantaran takut tangisannya terdengar.

" Kenapa aku harus menjalani hidup seperti ini. "

" Kenapa harus aku yang menanggung semuanya. "

" Dimana akhir dari lorong tak berujung ini, tuhan. "

Jerit hati Ansaira.

Tak sadar telah berapa lama ia menangis, Ansaira pun segera bangkit untuk membersihkan diri.

Ia menatap pantulan wajahnya di kaca, mata sembab bibir pucat.

" Bisakah waktu diputar kembali, aku tidak akan pernah melakukan itu. Andai. " Lagi-lagi Ansaira hanya tersenyum getir. Mengasihani dirinya sendiri.

Pada akhirnya, apa yang telah terjadi tak bisa dirubah atau diperbaiki. Perihal waktu bisa diulang kembali, hanyalah angan yang diucapkan oleh mereka yang putus asa, karena itu adalah hal mustahil.

~~~~~~~~~~~123~~~~~~~~~~~~~

Tak terasa satu Minggu sudah Ansaira kembali sekolah. Selama itu pula ia terus menerima ujaran kebencian dari semua orang. Bukan hanya dari teman seangkatan, namun adik kelas pun sama saja.

Ansaira hanya dianggap bagian kelas 12A apabila ada tugas atau ujian, mereka tak malu menyalin lembar jawaban Ansaira, dan setelah itu mereka perlakukan Ansaira bak seonggok sampah yang hina.

" Woy Ansaira, ko jawabannya salah sih?!. "

" Lah iya, ga jadi A+."

" Dasar bodoh, gini aja ga bisa. " Ucap seorang siswa bertubuh gemuk, sambil meludahi meja Ansaira.

" Maaf ya teman-teman, entar gue periksa lagi jawabannya. " Ucap Ansaira memohon-mohon.

" Iyalah itukan tugas lo, awas aja kalau setelah ini nilai kita jelek. " Timpal Rina.

Kafi ingin sekali memukul satu persatu orang-orang yang tak tahu terimakasih itu. Namun, ia belum bisa melakukannya. Sama seperti Ansaira, ia juga merupakan siswa baru di SMA GANARUI. Kafi belum seberkuasa itu, untuk melawan ras terkuat sekolah.

" Gue yakin lo lebih kuat dari pada yang gue kira, tetap kuat Ansaira. " harap Kafi.

Namun harapan kafi, sepertinya tak bisa terwujud. Lantaran seseorang dari masa lalu Ansaira, hadir kembali.

Siapakah dia????😔

See you next Bab 😘👋
Jangan lupa Vote, komen dan Follow. Nanti aku Follback😘

|| Different Pain, Same Love ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang