BAGIAN 10

307 29 1
                                    

#maaf jika ada salah kata dan kata yang menyinggung atau kata kata kasar dan kurang enak dibaca.

happy reading❕

﹋﹋﹋﹋꒰ 🌼 ꒱ؘ ࿐ ࿔*:・゚

. . . . .

Pagi telah tiba, matahari mulai menunjukan cahayanya, menembus jendela kamar sosok remaja yang sedang menikmati tidur lelapnya, membuatnya yang sedang berbaring terusik dalam tidurnya.

Malino, saat pulang dari rumah sakit malam itu ia langsung tidur. Sebenarnya dokter menyarankan untuk menginap saja, tapi dia tidak mau. Dan ayahnya hanya bisa mengikuti kemauan anaknya. Memaksa anaknya untuk menginap juga percuma karena anaknya terus merengek ingin pulang.

"Aku tidak suka bau obat obatan ayah, mual".
-begitulah katanya.

Dan berakhirlah ia di rumah. Mengerjapkan matanya pelan, guna menyesuaikan cahaya yang masuk sebelum akhirnya mata indah itu terbuka sepenuhnya.

Melirik kearah jam yang sudah menunjukan pukul delapan pagi. Ia kesiangan rupanya. Tunggu, apa? Kesiangan? Oh tidak.

"Hei! Bagaimana bisa aku terlambat bangun? Aishh!" Gerutunya, menyibak selimut yang membungkus tubuh mungilnya, dan segera berlari untuk mandi.

15 menit ia habiskan untuk bersiap. Berjalan menuju lemari pakaian, mengganti bajunya dengan baju oversize polos berwarna maroon dengan celana selutut berwarna putih. Tak lupa juga ia menggunakan kaos kaki.

Ingin memakai seragam dan pergi ke sekolah pun percuma, karena saat ia sampai pasti akan terlambat. Dan dihukum? Jadilah ia hanya memakai pakaian rumahan.

"Lino kam-ASTAGA! Mengagetkan saja". Evan yang hendak masuk ke kamar adiknya, mengelus dadanya kaget.

"Eh? Ada apa bang?"

"Ayo sarapan".

Lino mengernyit heran, "Huh? Abang tidak kaget karena aku tidak berangkat ke sekolah?"

Evan tertawa, membuat Lino semakin heran," tentu saja tidak".

"Tapi kenapa?".

"Sudahlah, ayo sarapan".

Lino menatap bingung Evan yang melangkah keluar dari kamarnya.

"Aneh sekali"". Gumamnya lalu menyusul langkah sang kakak.


. . . . .


"Hhhhh~ akhirnya".

"Padahal hanya turun tangga, tapi seperti habis lari maraton saja".

Lino menaikkan alisnya. "Memangnya kenapa? Abang tau ini melelahkan".

"Baiklah, ayo dimakan".

Lino mengangguk, mengiyakan pernyataan kakaknya.

Sarapan berjalan dengan lancar. Kini Lino sedang duduk di depan televisi, menonton serial kiko ditemani kakaknya. Walaupun ia ditemani oleh Evan, ia tetap merasa sendiri karena Evan sibuk dengan laptopnya, mengabaikannya. Lama kelamaan ia jadi kesal dan pada akhirnya ia memukul pelan kepala Evan menggunakan remote TV.

"Bang!"

"Aduh duh! Sakit dek".

Lino mendekatkan badannya, merangkul lengan kakaknya. "Bosan~"

"Bentar, abang masih ada kerjaan". Kata Evan. Ia membiarkan adiknya yang merangkul lengannya sambil terus merengek. Masa bodoh, asal tidak menggangu.

"Lagian kak Mira, Avin sama Ano kemana sih?"

"Lagi pergi".

"Kemana?"

"Ke rumah ibu istri abang".

"Hah?"

Evan menghela napasnya, menoleh ke arah adiknya. "Hah hoh hah hoh".

Lino mendengus kesal, "bosan abang! Aku bosan! Adikmu yang tampan ini sedang bosan!" Seru Lino.

Sementara Evan terkekeh. "Biasanya juga main hp, menonton Rapunzel. Kenapa tidak?"

"Ck, handphoneku lowbat!" Sungut Lino sambil membanting remote TV itu ke lantai.

Evan tidak merespon ucapan Lino, ia mengambil handphonenya yang ia letakkan di samping tempat duduknya, lalu memberikannya kepada Lino. Lino menatap Evan yang kembali sibuk dengan laptopnya.

Menyadari dirinya sedang ditatap, Evan menoleh. "Pakai hp abang agar tidak bosan".

"Aku pinjam ya?"

"Hm,"

Lino membuka handphone milik Evan, menggeser geser layarnya mencari aplikasi YouT*be. Saat ketemu, ia langsung memencet tombol pencarian lalu menulis kalimat 'Rapunzel'.

Teng teng tereteng, teng..

"Wahh cantiknya!" Pekik Lino saat video itu menampilkan sosok Rapunzel yang sedang berlari sambil membawa seekor bunglon.

Seven A.M.. the usual morning line-up~
Start on the chores. And sweep 'til the floor's all clean~

"AHAHAHA BUNGLONNYA KENA DEBU!"

Polish and wax. do laundry. and mop and shine up~
Sweep again, and by then it's like seven-fifteen~
And so i'll read a book~

"Or maybe two or three~"

I'll add a few new paintings to my gallery~
I'll play guitar and knit and cook and basicly~

"Just wonder, when will my life begin?"

Teng.. teng.. teng teng teng.. teng..

Evan yang melihat itu semua dibuat tertawa oleh tingkah adiknya. Umurnya saja yang 17 tahun, tapi tingkahnya mirip anak 10 tahun.

"Na na na na na na~ Ish! Lupa lirik!"

Lagi lagi Evan tertawa, kali ini tak sendiri. Lino juga ikut tertawa kecil karena malu. Mereka saling tatap, sedetik kemudian mereka tertawa bersamaan.


. . . . .


Fiksi.
Cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata, bila ada kesamaan nama tokoh/latar/tempat/waktu, itu hanya kebetulan.
Selain itu, cerita ini juga tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan para idol atau pemilik wajah.
Jangan latah!
Dimohon kebijakannya dalam membaca.


Haloo lagi!!
Gimana ceritanya? Suka ngga?

sorry kalau ada typo
jangan lupa vote dan komen, ya
Vote dan komen itu gratis, ayo!
bakal update lagi kalau sempet

thank you🤍

Malino

𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐌𝐚𝐥𝐢𝐧𝐨 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang