#maaf jika ada salah kata dan kata yang menyinggung atau kata kata kasar dan kurang enak dibaca.
happy reading❕
﹋﹋﹋﹋꒰ 🌼 ꒱ؘ ࿐ ࿔*:･ﾟ
. . . .
Malam ini malam Minggu. Atau orang-orang biasa menyebutnya malming. Malam Minggu merupakan malam yang ditunggu oleh banyak orang untuk melepaskan penat setelah beraktivitas satu pekan penuh.
Malam Minggu biasanya identik dengan menghabiskan waktu bersama kekasih. Namun, tidak untuk Lino. Ia menghabiskan malam minggunya di rumah, bersantai sambil memakan camilan dan menonton lebih menyenangkan daripada harus menghabiskan waktu di luar. Lagipula ia tak punya kekasih dan ia tak pernah berpikir jika ia akan punya kekasih. Lino itu malas menjalin hubungan kekasih, karena menurutnya itu merepotkan.
Selama hidup 17 tahun di bumi, ia sama sekali tidak berniat untuk mencari seorang kekasih seperti remaja diluar sana. Selain merepotkan itu juga hanya buang buang waktu. Jadi, lebih baik sendiri saja.
"Malam minggu enaknya tuh gini. Rebahan sambil makan, ga perlu yang namanya keluar rumah".
Ting!
Lino menoleh, menatap handphonenya yang baru saja mendapatkan sebuah pesan dari seseorang. Dengan malas ia mengambilnya, mengecek pesan itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"DASAR SUBAGEROT!!"
Lino melempar handphonenya asal. Ia agak sedikit kesal dengan sahabatnya.
"Huh! Bosan! Ini juga nggak ada siapa siapa di rumah. Ayah pergi, bang Evan juga pergi sama keluarganya. Dan gue sendiri".
Lino menghela napas, harusnya ia ikut saja dengan ayahnya, walau nanti akan bertemu ibu Zidan dan juga Zidan di sana, tak apa. Daripada sendirian seperti ini, ia bosan.
"Tau gitu gue ikut ayah aja. Tapi, gue males ketemu bi Laras sama si kampret. Lagian ayah ngapain dinner sama mereka sih? Bukannya nemenin anaknya di rumah, malah pergi". Katanya dengan nada kesal.
