BAGIAN 14

244 21 1
                                    

#maaf jika ada salah kata dan kata yang menyinggung atau kata kata kasar dan kurang enak dibaca.

happy reading❕

﹋﹋﹋﹋꒰ 🌼 ꒱ؘ ࿐ ࿔*:・゚

. . . . .

Masih dengan Lino dan Artha. Kini mereka sedang berada di UKS. Artha membaringkan tubuh Lino di sebuah kasur yang sudah tersedia.

"Badannya anget, padahal tadi baik baik aja. Apa dia demam? Tapi mendadak banget".

Artha berjalan menuju sebuah lemari kecil, mengambil sebotol minyak kayu putih dan kembali lagi ke tempat awalnya.

"Lin, Lino? Lo beneran pingsan?" Tanyanya yang tentu saja tidak akan terjawab.

Artha mendekat, ia menyibak seragam yang Lino kenakan, lalu mengoleskan minyak kayu putih tadi ke perut rata nan mulus milik sahabatnya.

"Perut lo kembung ya, Lin?" Ucapnya saat tangannya tak sengaja menepuk pelan perut itu, yang mana menimbulkan bunyi khas orang kembung.

Selesai dengan acara mengoles oleskan minyak kayu putih, kini tangannya beralih untuk membawa minyak itu mendekat kearah hidung sahabatnya. Mungkin dengan cara ini Lino bisa bangun.

"Eunghh.."

Nah kan, dugaan Artha benar. Lino terbangun dari pingsannya, mengedipkan matanya pelan dan langsung duduk.

"Eh eh eh! Jangan langsung duduk! Ngagetin aja lo". Seru Artha keget. Ia segera membantu tubuh Lino untuk kembali berbaring.

"Gue di mana?"

"UKS. Lo pingsan tadi".

"HAH? YANG BENER?"

"Bisa ngga jangan teriak? Baru bangun pingsan juga".

"Gue mual banget, pusing juga. Kaya ada yang mau keluar dari perut gue, tapi nggak bisa. Mual banget beneran". Keluhnya. Ia tatap Artha yang juga sedang menatapnya.

Artha terdiam cukup lama. "Lin?"

"Huh?"

"Apa jangan-jangan?"

Lino menatap bingung. "Apa?"

"APA JANGAN-JANGAN LO HAMIL?"

Plak!

"NGARANG LO SAMSUL!"

"Tapi bisa jadi, kan? Tanda tanda lo mirip banget kaya orang hamil".

Lino mengambil napas panjang, lalu dikeluarkannya pelan. "Please deh tha, gue nggak hamil".

Artha membawa tangan kanannya untuk mengelus perut Lino, membuat Lino terkejut. Apa apaan? Apa maksudnya?

"Di sini ada bayi Lin! Siapa ayahnya?"

Lino menepis tangan Artha yang berada di atas perutnya. "Nggak usah mulai deh. Gue nggak hamil!"

"Jujur sama gue. Siapa ayahnya? Lo pernah ngelakuin yang iya iya kan?"

"Artha please gu-"

"Siapa ayahnya! Berani beraninya dia bikin sahabat gue bunting!"

Lino muak. Sangat muak. Bagaimana ia bisa hamil? Ia itu laki-laki tulen. Sahabatnya ini sangat bodoh, bisa-bisanya malah berpikir seperti itu. Lagipula ia tak pernah melakukan hal yang iya iya. Dasar otak lutut!

"Lino jawab, siapa ayah dari bayi ini! Gue harus tau. Gue bakal kasih orang itu pelajaran kalo-"

"Lo". Potong Lino, membuat Artha langsung diam seribu bahasa.

𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐌𝐚𝐥𝐢𝐧𝐨 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang