15

2.2K 157 7
                                    

"Apapun akan saya lakukan" Jawab pria berpenampilan tertutup. Kini sisca pun membisikkan sesuatu pada telinga pria itu yg langsung mendapatkan anggukan.

"Lebih cepat lebih besar jga bayaranmu" Ucap sisca sembari tersenyum jahat.

"Baiklah akan saya kerjakan secepat mungkin.

Kini chika berjalan menuju rungan adiknya dengan santai. Sampai seorang suster tiba-tiba menecegat nya membuat gadis itu memberhentikan langkah nya.

" Dengan keluarga adel natio? "Tanya suster itu yg hanya di balas anggukan. Entah kenapa prasanya jdi tidak enak.

" Dokter ingin berbicara mengenai kondisi adel dirunganya. Mungkin aku bisa mengantarkan mu. Apa terjadi sesuatu pada adik bungsunya, dengan tergesa-gesa chika pun mengikuti perawat itu dari belakang.

"Ada perlu apa dik? " Tanya chika setelah sampai di rungan dokter.

"Begini.... Berdasarkan tes ct scan beberapa hari yg lalu, adel... " Kini dokter itu pun menarik nafas Sekuat-kuatnya sebelum melanjutkan ucapannya. Ia tau pasti menyakitkan bagi keluarga terdekat gadis itu.

"Mengindap kanker otak stadium 2" Lanjut dokter yg mampu membuat chika kaget. Entah kenapa rasanya dunia chika runtuh begitu saja.

"Ahahahah, dokter sedang bercanda kan? Tanya chika tidak percaya yg hanya di balas gelengan oleh sang dokter.

" Selamat kan adikku.. Apapun akan ku lakukan bahkan jika kau meminta semua harta ku"ucap chika dengan isak tangisnya

"Kami akan melakukan yg terbaik.

" Adel sendirian ?tanya shani yg baru memasuki ruang rawat adiknya bersama gracia, setelah mereka pulang tdi.

"Ia ci, kk zee keluar sebentar karna ada urusan" Jawab adel santai.

"Kk chika belum datang? Tanya gracia heran sembari menengok ke sekeliling untuk mencari keberadaan adiknya itu. Namun yg ia dapatkan hanyalah gelengan dari adik bungsunya. Dan langsung duduk di sofa.

Ci" Panggil adel yg sontak di lihat oleh kedua cicinya.

"Cici yg mana nih dek kan ada 2" Tanya gracia dan di anggukan jga oleh shani

"Heheh dedel lupa ci, cici chani aja deh. " Jawab adel

Saat shani mendekati sang adik, ada apa dek, ci bisa peluk dedel? "Tanya adel tiba-tiba membuat shani menatap adiknya heran.

" Wahh apakah adik cici ini sangat merindukanku"gurau shani yg hanya di balas senyum sekilas dari adel. Gadis sempurna itu pun langsung berbaring di samping sang adik dan mendekap tubuh adiknya erat. Namun kini shani membulat kan matanya takkala merasa pakaiannya di remas oleh adik bungsunya.

"Kenapa" Tanya shanj khawatir

"Gpp ci" Jawab adel sembari melepas cekalan dari pakaian cicinya itu. Shani pun bergegas bangun untuk lebih memastikan kondisi adiknya, namun tubuhnya malah ditahan oleh adel.

"Ci.... Tetaplah seperti ini" Saut adel sembari mengeratkan pelukan di tubuhnya cicinya itu. Kini shani hanya bisa menghembuskan nafanya pasrah sembari membalas pelukan sang adik.

Gracia yg melihat adel dari sofa merasa khawatir, karna ia melihat adiknya kaya menahan sesuatu dan gracia pun langsung mendekat ke sisi ranjang.

"Dedel.. Apa terjadi sesuatu? Tanya gracia berusaha memastikan. Tentu saja ia sangat cemas pada adik bungsunya saat ini. Ia yakin adel tengah menyembunyikan sesuatu dari nya.

Sejujurnya kepala adel saat ini sangat ingin pecah karena sakit di kepala nya terlalu menyakitkan hanya untuk sekedar berbicara. Bahkan pandanganya pun sudah memburam Sedari tadi. Namun ia sebisa mungkin menahan ya agar kakaknya itu tidak khawatir. Tanpa sadar setetes air mata jatuh begitu saja di pipi gadis bungsu itu.

Kini adel terlelap di samping shani sembari memeluk tubuh cicinya.

"Kau sangat cantik saat tertidur" Guman shani sembari turun dari ranjang sang adik dan menyelimuti adiknya.

"Sebenernya kau ini kenapa del" Guman shani sembari menatap sang adik.

Kedua cicinya itu tertidur di sofa, tidak lama masuk lah chika, saking lelahnya mereka ber 2 tidak ada yg sadar kalu chika sudah masuk ke dalam ruang rawat adiknya dan chika langsung duduk di samping berangkar sang adik.

"Bukankah ini menyakitkan del.. Ucap chika sembari menggegam tangan sang adik.

" Kau menahannya selama ini bukan? "Tanya chika yg tak dapat lagi menahan air matanya yg menggenang sedari tadi.

" Maaf... Seharusnya aku menyadarinya sejak awal"ucap chika dengan suara seraknya karna menangis. Ia merasa bersalah selama ini . Selama ini dia kemana saja sampai baru tau kondisi adiknya seperti ini, namun gadis itu buru-buru menghapus air matanya takkala adik bungsunya tiba-tiba terbangun dari tidurnya.

"Kak chika" Tanya adel berusaha memastikan.

"Iya? " Jawab chika dengan senyum manisnya.

"Kk chika nangis" Tanya adel spontan takkala melihat bekas air mata di pipi kakak nya.

"Ah.. In-" Jawab chika gugup yg mampu membuat penasaran adel. Dan di alihkan oleh chika

Namun kini perhatian mereka terfokus pada amplop yg terjatuh dari kantong chika. Chuka sangat panik bukan main. Ia langsung bergegas mengambil amplop yg sudah tergeletak di lantai itu. Namun sayangnya ia kalah cepat , karna tiba-tiba ada yg mengambil kertasnya itu ia, siapa lagi kalo bukan gracia yg sudah terbang karna mendengar obrolan sang adik-adik nya itu.

"Ini kertas apa chi" Tanya gracia yg di tatap oleh shani dan jga adel, namun tidak ada jawaban sama sekali dari chika. Yg berakhir gracia lah yg membacanya.

"Ap-a... " Gracia shok dan shani langsung mendekat kepada gracia sendangkan chika langsung memeluk sang adik. Ada apa ge"tanya shani.

Ci..., ini gk bener kan. Adel pu-nya.. Penyakit kanker otak stadium 2,yg membuat shani kaget dan jga adel.

"Kak, ci" Saut adel lirih yg langsung dapat pelukan dari ke 3 kakaknya itu.

"Gpp del ini bukan akhir dari segalanya. " Ucap chika sembari menenangkan sang adik.

"Kak, ci bisakah kalian mengabulkan permintaan ku? Aku berjanji tidak akan meminta apapun lgi dari kalian" Ucap adel yg mampu mengundang rasa penasaran sang kakak dan cicinya itu. Adel bukanlah anak yg suka meminta.

"Apapun akan kami lakukan demi adik ku ini" Jawa chika sembari mewakil kakaknya yg lain.

"Tolong rahasia kan ini dari kk zee" Saut adel yg mampu membuat chika, shani, gracia sangat terkejut.

"Maaf del, aku tidak bisa menuruti permintaan mu yg ini

" Aku mohon ci, kak, aku tidak ingin menambah beban kk zee, sudah cukup kalian aja yg tau.

"Tutup mu del. Jangan bertingkah seolah-olah kau akan mati besok " Ucap shani dengan nada tingginya. Entah kenapa perkataan adik bungsunya sangat menusuk hatinya

"Tidak ada yg tahu mengenai takdir. Maka dari itu tolong kabulkan permintaan ku selama kita masih berada di dunia yg sama.

Yuhuu giman nih , masih lancar kan puasanya, author udh double up nih dan ini yg terpanjang author buat.

Jangan lupa vote dan komenya

dibenci keluargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang