13

1.8K 154 9
                                    

  Ayah... Aku kakak yg buruk bukan? Guman zee sembari meremas dadanya.

"Kak" Saut seseorang yg tiba-tiba muncul membuat zee reflek langsung terbangun dari duduknya.

  "Apa yg kau lakukan disni? " Tanya zee penuh intimidasi yg hanya di jawab kekekahan dari adel.

"Di ruangan itu sangat bosan kk,. Jadi mumpung kak chika sedang pulang untuk mengambil pakaian jadi aku memutuskan untuk menikmati udara segar. " Ucap adel menjelaskan kepada kakak ke empatnya itu, saking keras kepala nya si adel itu. Ia bahkan nekat melepas infusnya.

  Namun baru saja zee melangkahkan kakinya, ia malah di kejutkan dengan adik bungsunya yg tiba-tiba memeluknya erat.

"Kak biarkan aku memelukmu seperti ini untuk beberapa saat" Ucap adel yg tidak mendapatkan balasan apapun dari kakak ke empat nya itu.

"Kau tetap lah kakak terbaik bagiku. Bahkan jika reinkarnasi ada, aku akan selalu memohon pada Tuhan untuk menjadi adikmu. Lanjut adel yg membuat zee mengenalkan kedua tangannya untuk menahan air mata agar tidak lolos begitu saja.

" Maaf, aku tau kak zee tidak nyaman tapi aku berjanji itu akan menjadi pelukan terakhir ku. Ucap adel sembari melepas kan pelukan nya dari tubuh sang kakak. Ia sadar tindakan nya pasti membuat gadis tomboy itu tidak nyaman. Zee yg mendengar pernyataan adel itupun terkejut, entah kenapa perkataan adel sangat menusuk hati nya.

"Tidak", saut zee tiba-tiba membuat adel keheranan dan mengerutkan dahinya.

" Kenapa? "

"Akan ku pastikan itu bukan pelukan terkahirmu" Jawab zee yg langsung pergi dri Tempat nya meninggalkan adel yg masih menegang di tempat nya .


   "Entah kenapa perkataan zee mampu membuat fikiran gadis bungsu itu campur aduk. Bahkan ia berjalan menuju ruangan inapnya dengan langkah gontai.

Sesampainya di ruangan, ia pun langsung meminta bantuan kepada perawat untuk kembali memasang infus nya, sesungguhnya adel sangat membenci infus, namun entah bagaimana reaksi kakaknya saat mengetahui benda itu tidak tertancap di tubuhnya nanti.

Tok tok tok.

  "Masuk" Saut adel membuat kakak ke tiganya itu masuk kedalam ruangannya. Untung nya infus nya sudah di pasang, namun kini senyum adel ikut mengembang saat tau kakak pertama dan keduanya ikut bersama kakak ketiga nya.

  "Dedel, gimana keadaan nya? Tanya gracia dengan tatapan khawatir. Sungguh gadis itu tidak bisa tidur karna memikirkan kondisi adiknya.sungguh jika bukan karna kerjaan dan berkas-berkas itu menumpuk aku pasti udh langsung ke rumah sakit untuk ikut mengantar mu del. "Ucap gracia

" Keadaan aku baik kok ci ge, gpp ci dedel kan udh baikan sekarang, cicinya dedel tetap semangat kerjanya"ucap adel sambil tersenyum.

"Adel belum makan" Tanya shani sembari menatap semangkuk bubur di atas nakas.

"Ci... Tau sndri kan adel gk suka bubur" Ucap adel dengan wajah memelasnya.

"Kau harus sembuh dulu baru bisa lolos dari makanan rumah sakit" Ucap chika  santai membuat adik bungsunya kini mendengus kesal. Dan shani pun langsung mengambil alih mangkok bubur itu dan langsung menyuapi adiknya.

"Baiklah buka mulutmu bau gede nya cici" Ucap shani sembari menyodorkan sesendok bubur pada mulut adiknya. Jika boleh jujur adel sangat membenci makanan rumah sakit yg rasanya hambar itu. Namun demi menghargai cici dan kakaknya, ia rela memakan bubur itu walaupun tidak ikhlas.

"Ekhem" Tiba-tiba ada yg masuk ke ruangan adel saat tau siapa orang nya, semua nya tidak percaya.

"Boleh kah aku yg menyuapi nya?.

Hayo siapa itu yg datang

   Yuk jgn lupa komen dan vote yah kakak-kakak semua



dibenci keluargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang