Hari sudah semakin sore, Ravindra baru saja usia melakukan ujiannya dan disampingnya ada Dzakir senior Paskibra. Ravindra dan Dzakir menaiki motor mereka masing-masing, saat keluar dari kawasan SMA Bintara mata Ravindra memandang Tiga cowok yang ada dihadapannya. Yaitu Gavin Gevan dan David
"Lama amat Bos keluarnya, pegel leher gue lama-lama" ucap Gevan yang tidur diatas jok motornya
"Ngapain nungguin gue, Lo sama Gavin tinggal pulang aja sana"
"Gavin sama Gue kena hukuman karena keributan yang Gavin dan Lo buat! Mana pegel lagi tangan gue ngepel semua kamar mandi" cicit Gevan
"Gue heran, kenapa Gavin nonjok Lo tadi?" Tanya David pada Ravindra
"Kita bertiga tinggal di Inggris selama sembilan tahun, di asrama yang sama dan-"
"Dan kita berjanji kalau ada yang pindah dari Asrama, orang itu bakalan dipukul. Dalam sircle kita, teman yang pergi gak akan ada teman baru. Kita harus cari dia sampai ketemu dan gak ada kata pecah!!!" Sambung Gavin yang memotong ucapan Ravindra
"Setia Kawan Dong kalau gitu" ucap Dzakir
"Makannya Bang Gavin mukul Indra karena dia udah melanggar janji yang udah kita buat" ucap Gevan yang bangkit dari tidurnya
Indra? Tepatnya itu panggilan hanya dari Gevan saja, yang cukup bingung karena panggilan dari mereka berdua hampir sama. Hingga nama Indra muncul dari Gevan
Dan sama persis dengan Raga, teman-teman Raga juga ikut pindah dari Asrama jika Raga keluar. Sama halnya dengan Ravindra. Ravindra keluar dari Asrama dan Gavin,Gevan juga ikut keluar dari Asrama. Mereka melanjutkan sekolah mereka di sekolah yang sama tempat Ravindra menyambung pendidikannya
"Trus Lo Vid ngapain Lo disini?" Tanya Dzakir
"Karena Gue ketua kelas, seorang yang paling bertanggung jawab ini diperintahkan sama ibunda Fatimah buat ngawasin mereka"
"Hah? Apa ? Ibunda Lo bilang?" Ucap Gevan
"Gausah Lo dengerin kata David Van, dia memang beda sendiri, yang lain waras dia kagak" timpal Dzakir
"Bacot Lo!!" Balas David tak terima
Brak!
Suara keributan mengecoh perdebatan antara David dan Gevan
"Kok ada keributan dibelakang sekolah?" Tanya Dzakir
Ravindra turun dari motornya di ikuti juga dengan yang lainnya, langkah Ravindra perlahan berjalan menuju kebelakang sekolah. Tiba-tiba kedua netranya membulat saat pandangannya melihat Erzabell jatuh dari kursi rodanya disertai dengan memar di kepala, namun sangat disayangkan sepertinya pelakunya telah pergi.
"ABEL!!!"
Ravindra berlari kearah Erzabell, ia langsung membawa Erzabell dengan style ala Koala
"Woi! Lo mau bawa pakai apa? Gak ada mobil disini" teriak David dari kejauhan
"Lo lihat aja nanti caranya sendiri" balas Gavin
David terdiam saat si batu sudah mengeluarkan suaranya.
Ravindra mencoba membawa Erzabell dengan motor ninjanya. Jika ditanya bagaimana caranya?. Posisi Erzabell kini berada di jok belakang dan didepannya sudah ada Ravindra. Ia melepaskan jaketnya dan mengikatnya diantara ditubuh Erzabell lalu ikatan jaketnya dikaitkan ditubuhnya. Tangan kiri Ravindra memegang kepala Erzabell agar tidak jatuh, ia pun mulai menancapkan Gasnya meninggalkan teman-temannya yang lain
"Gak habis Fikri gue" cicit David
♥♥♥
Erzabell perlahan membuka matanya, kedua netranya memandangi langit-langit rumah sakit, keningnya mengernyit saat tangan kirinya naik memegang keningnya justru ia mendapati perban yang sudah terbalut.
"Ehgh, gue dimana ini?"
"Di rumah sakit" mendengar suara tak asing, Erzabell mengalihkan pandangannya ke kanannya disana ia mendapati Ravindra yang tengah membaca buku dengan menutupi wajahnya dengan buku yang ada ditangannya
"Lo? Kok Lo bisa ada disini?"
"Ini semua karena Lux bukan?" Tanya Ravindra balik
Sejenak Erzabell terdiam
"Bang Aidan udah ngeluarin Lux dan Giv dari SMA Bintara atas dasar pembulian yang dilakukan disekolah" ucap Ravindra
Ting~ satu pesan masuk dari handphone Ravindra
+6223**********
"Ini aku Nara, kamu disuruh pulang sama bang Aidan"Anda
"Y"Ravindra kembali memasukkan Handphonenya ke dalam saku bajunya, tak lupa ia meletakkan buku yang ia baca
"Taksi udah gue pesan, gue harus pulang sekarang. Lo gak perlu ngeluarin dana lagi karena taksi udah gue bayar"
"Kenapa Lo peduli sama gue?" Pertanyaan yang dilontarkan Erzabell membuat langkah Ravindra terhenti saat ia ingin keluar dari ruangan Erzabell
"Karena lo terlalu berharga untuk luka Bel" ucap Ravindra.
♥♥♥
Kedatangan Ravindra disambut dengan tatapan setiap mata yang terarah kepadanya
"Kenapa natapin Avin semua?"
"Ada kabar baik untuk kamu" ucap Aidan yang bangkit dari tempat duduknya lalu ia memeluk Ravindra disertai senyuman dibibirnya
"Kabar baik?"
"Perjodohan kamu sama Nara sudah ditetapkan"
/Deg
"Pe- perjodohan?" Tanya Ravindra mengerutkan keningnya
Aidan menanggapi pertanyaan Ravindra hanya dengan sekali Anggukan kepala
"Kamu setuju bukan?" Tanya Luna
Ravindra sama sekali tidak menjawab pertanyaan dari Luna ia justru pergi dari ruang tamu dengan rasa amarahnya
"Vin,Vin mau kemana?" Tegur Aidan
Ravindra berlari menaiki anak tangga meninggalkan yang lainnya dibawah. Sementara Aidan dia hanya bisa terdiam, seharusnya ia tidak mengatakan ini lebih awal karena Ravindra bukanlah orang yang jodohnya diatur dengan orang lain seperti ia akan menikah dengan siapa itu adalah pilihan Ravindra sendiri.
Aidan segera menyusul Ravindra meninggalkan Nara dan Luna dibawah
Sesampainya di kamar Ravindra, Aidan mencoba meyakinkan sang adik
"Kamu lupa Vin kalau Papa sama Mama juga dijodohin. Diantara mereka sama sekali belum ada cinta tapi cinta semakin lama cinta itu tumbuh dengan sendirinya begitu juga dengan kamu. Perjodohan ini bukan Abang ataupun Luna yang netapin tapi ini udah jauh-jauh direncanakan oleh almarhum Mama"
"Kamu setuju dengan perjodohan ini?" Sambung Aidan lagi
Ravindra sejenak memejamkan matanya menarik nafasnya dalam-dalam lalu ia hembuskan pelan
"Kalau Mama sendiri yang udah netapin ini, Avin setuju" jawab Avin dengan menyimpulkan senyum tipisnya.
♥♥♥
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVINDRA
Teen FictionAwal yang dimulai dari pertarungan antara Geng motor Kebas dengan Ravindra, membuat Ravindra menjadi tahanan seorang polisi. Kedatangan Jendral dengan putrinya yang bernama Erzabell Alydra membuat seorang kulkas beribu pintu mencair. Untuk pertama k...