Titik Terang, Tapi Yang Ini Keterangan

84 13 0
                                    

"Sudah ada titik terang tentang soulmate?", tanya Yunho dan meneguk cola-nya dengan semangat.

Yeosang menggeleng. "Belum. Aku sudah mencoba untuk melihat pergelangan tangan semua orang yang ada di dalam kelas hari itu. Termasuk Dosen Kim! Tapi nihil. Yang ada aku merasa seperti seorang penguntit mesum."

San terkekeh dan merangkul pundaknya lembut. "Jangan terlalu dipikirkan, Yeosang-ah. Kau pasti akan bertemu dengannya lagi. Soulmate tidak pernah berada jauh darimu. Bahkan yang platonic sekalipun."

"Hahh... Aku harap begitu. Urgh, mengapa hari ini panas sekali??"

Wajahnya mendekat ke kipas angin portabel yang dipegang San. Angin yang dihembuskan tersebut memang tidak dapat mengalahkan terik matahari yang masih gencar membakar kepalanya. Bibirnya hampir mencium kipas kucing berwarna ungu tersebut ketika pundaknya ditabrak keras dari belakang dan San dengan sigap menahan perutnya agar gravitasi tidak menarik tubuhnya untuk terjerembap ke lantai semen.

"Yah Seo Changbin!! Perhatikan langkahmu!!"

Changbin hanya menoleh ke belakang sambil melambaikan tangan dengan cengiran lebar dan berusaha menyeimbangi langkah orang yang setengah berlari menyeretnya ke kerumunan di depan panggung festival kampus mereka.

Bibir Yeosang turun mencebik. Mengapa dia selalu menjadi sasaran empuk bagi orang-orang untuk menabraknya? Hilang sudah mood baiknya hari ini. Belum lagi ketika San harus berpisah ke arah belakang panggung dan dihadiahi dengan rangkulan dan kecupan hangat di dahi oleh Yunho, membuat Yeosang berpura-pura seperti tengah muntah.

"Tertawalah sepuasmu, Kang Yeosang. Aku berani bertaruh kau tidak akan bisa lepas dari soulmate-mu seperti sepasang kembar siam nanti.", balas Yunho dan menghadiahinya dengan sebuah jitakan.

Yeosang hanya memutar netranya malas. Setidaknya ia tau tempat dimana ia bisa melakukan skinship mesra dengan orang lain. Terkadang San dan Yunho sangatlah... Bagaimana mendeskripsikannya? Buka-bukaan? Terang-terangan? Seakan-akan mereka menyerukan bahwa mereka milik satu sama lain.

Sebenarnya bisa dimengerti sih karena Yunho dan San termasuk dalam jajaran 'HOT GUY!' di fakultas masing-masing, tentunya banyak yang mengantri untuk mencari celah di antara mereka. Bodoh sekali... Keduanya memang terlihat seperti softie, namun mereka tidak segan untuk mengeluarkan taring dan cakar jika itu berhubungan dengan pasangan mereka.

"Yah, kau mengenal banyak orang di kampus kan?"

Yunho hanya mengerling sekilas ke arahnya dan mengangguk. Tangannya masih sibuk mengetik di chatroom-nya dengan San.

"Apa kau kenal orang yang rambutnya hitam, tapi ada sedikit highlight pirang di beberapa tempat."

"Laki-laki atau perempuan?"

"Laki-laki."

Dahi Yunho berkerut dan ia sedikit memiringkan kepala, tanda otaknya sedang berputar mencari dokumen informasi di lemari memorinya.

"Bisa lebih spesifik? Dari fakultas mana? Orangnya tinggi atau pendek? Mukanya seperti apa?"

Yeosang segera menutup mulutnya saat jawaban 'Wajahnya sangat indah.' hampir keluar dari bibirnya. Sudah pasti Yunho akan meledeknya habis-habisan!

"Umm... Sedikit lebih pendek daripada aku. Tapi memang ada banyak orang yang lebih tinggi darimu di kampus ini?"

"Ya adalah beberapa.", Yunho memamerkan cengirannya yang seperti anak anjing. "Jadi wajahnya seperti apa?"

"Wajahnya..."

Otaknya tengah merangkai kata-kata yang pantas untuk mendeskripsikan lelaki lembah saat dua orang lelaki menaiki panggung dan mulai menyapa penonton lalu memperkenalkan diri mereka sebagai MC. Dan Yeosang berani bersumpah wajah yang kini seakan bersinar tertimpa cahaya matahari tersebut membawanya kembali ke memori di Kangwondo.

Lelaki lembah itu sangat cocok dengan cahaya matahari. Terang, bersinar dan luar biasa indahnya.

Nafas Yeosang terkesiap saat tangan Yunho melambai di hadapan wajahnya, menghalangi fokus netra yang masih sibuk memandangi gerak-gerik MC di atas panggung.

"Apa yang kau lamuni di tengah siang bolong seperti ini?"

Yeosang berdeham sebentar, menyingkirkan kabut bayangan lelaki lembah yang masih menyelimuti pikirannya.

"Tidak ada apa-apa. Sampai mana pembicaraan kita tadi? Umm.. Oh ya. Maksudku siapa MC yang disana?"

"MC? Itu Seo Changbin, yang menabrakmu tadi. Di sebelahnya Jung Wooyoung. Mereka dari jurusan broadcasting kalau tidak salah. Yang pasti mereka dari gedung komunikasi. Kenapa? Kau kenal mereka?"

"Tidak... Tidak kenal..."

Netra Yunho menyipit memandang teman sekamar yang pandangannya masih tidak berkutik sama sekali dari arah panggung.

"Kau mencurigai Wooyoung sebagai soulmate-mu? Tadi kau menanyakan lelaki berambut hitam dengan highlight pirang kan?"

"Tidak. Maksudku tidak juga. Dia memang sempat menabrakku tapi dia tidak menunjukkan tanda munculnya soulmate link. Jadi sepertinya bukan dia orang yang kucari."

"Ya siapa tau kan? Maksudku, kau juga tidak sadar soulmate link-mu muncul."

"Tapi hari itu kan aku sedang sakit!"

Yunho mengedikkan bahu. "Siapa tau dia juga sedang sakit hari itu."

"Kau mengenalnya?"

Yunho sedikit mengulum senyum saat mendeteksi nada penuh harap dari Yeosang. Dia memang mungkin orang yang kelihatannya suka haha hihi tapi dia bukan orang yang tidak peka seperti roommate di hadapannya ini.

"Tidak juga. Tapi Sanie kenal dekat dengan Wooyoung. Mau kutanyakan ke Sanie nanti?"

"Dia bukan roommate San kan?"

"Nope. Setauku Wooyoung tidak tinggal di dorm. Nanti aku coba minta informasi ke Sanie, oke?"

Cengiran Yunho langsung melebar begitu Yeosang mengangguk dan kembali fokus memandangi Wooyoung yang masih sibuk berceloteh dengan Changbin di atas panggung. Sepertinya kisah hidup roommate-nya akhirnya memasuki babak baru yang menyenangkan. Sanie harus cepat tau tentang hal ini.

-tbc-

EchoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang