Bayangan Di Balik Layar

49 12 0
                                    

CW/TW: abuse


Kelopak matanya terbuka tiba-tiba dan Kang Yeosang langsung terbatuk begitu oksigen kembali membanjiri paru-parunya. Ia bahkan tidak bisa mengingat mimpinya barusan namun ia masih dapat merasakan sensasi tercekik menyelimuti lehernya, memutus pasokan udaranya untuk bernafas dengan tenang.

"Hei, hei! Yeosang-ah, tarik nafas pelan-pelan. Deep breath, deep breath."

Ia masih setengah batuk setengah terengah saat Yunho menepuk pundaknya dengan pelan dan tangannya menyeka dahi yang banjir dengan keringat dingin hingga ke leher. Ia memiliki dorongan yang aneh untuk marah sekaligus menangis di saat yang bersamaan dan yang membuatnya lebih frustasi adalah ia bahkan tidak tau alasannya! Ia baru saja mengalami mimpi yang begitu aneh dan ia benar-benar merasa seperti baru saja akan mati.

"Apa... Apa yang terjadi?", bisiknya parau.

"Aku tidak tau, Sang-ah. Kau sedang tidur dan tiba-tiba nafasmu menjadi tidak teratur lalu kau memegangi lehermu sendiri seperti tengah dicekik. Apa kau baik-baik saja? Kau mimpi apa barusan? Apa kau butuh..."

Kalimat Yunho terputus begitu pintu terbanting terbuka dan San masuk dengan wajah yang pucat pasi. Tangannya yang masih menempel di telinga terlihat gemetaran dan... Hey, bukankah itu ponselnya?

"Sanie? Baby? Kamu tidak apa-apa? Ada apa?"

Yunho langsung melompat ke arah soulmate-nya dan memeluk pundak pria yang lebih kecil tersebut sementara sebelah tangannya terangkat untuk mengusap surai legam yang kini telah dipotong pendek dan rapi.

"Yunho, aku harus pergi sekarang.", gumam San kosong seperti linglung.

"Love, kamu ada kelas sejam lagi."

"Itu tidak penting. Wooyoungie... Aku harus pergi ke tempat Wooyoung sekarang."

"Tunggu! Aku juga."

Kedua temannya menoleh walaupun suaranya hanya berupa bisikan lirih lalu mereka berdua bertukar pikiran hanya melalui pandangan mata dan mengangguk sementara ia menyeret dirinya untuk ke kamar mandi lalu beres-beres seadanya. Di dalam mobil, Yunho tidak melepaskan genggamannya pada tangan kekasihnya sementara Yeosang sendiri juga sibuk bergumul dengan pikirannya di kursi belakang.

Pernahkah kalian merasakan suatu emosi tanpa ada pemicu sama sekali? Itu yang tengah dirasakannya sekarang. Panik dan takut tapi ia bahkan tidak tau mengapa. Yang ia tau hanyalah ia harus bertemu dengan Wooyoung. Terutama sejak San memberitaunya kalau Wooyoung menelfon ponselnya ketika ia tengah bermimpi buruk tadi dan begitu pria yang mirip kucing tersebut kembali masuk kamar, ia juga ikut berubah menjadi mayat hidup seperti dirinya. Dan sekarang yang pikirannya jernih dan waras hanyalah roommate-nya walaupun Yeosang juga bisa melihat bahwa emosi Sanie semakin lama semakin mempengaruhinya. Yunho yang sedari tadi tenang sekarang ikut mengetuk-ngetukkan jarinya ke kemudi setiap kali lampu lalu lintas menyala merah atau mobil di depan mereka berjalan seperti seekor anak kura-kura yang baru belajar melangkah.

Keduanya harus mengejar derap kaki San yang berlari menuju elevator dan terus-terusan menekan tombol lantai apartment Wooyoung dengan harapan jika semakin cepat ia menekan tombol tersebut maka semakin cepat pula mereka akan sampai di atas. Nafas San tercekat begitu pintu elevator terbuka, menampilkan sebuah unit apartment dengan pintu yang terbuka lebar dan dua orang polisi tengah menginterogasi Wooyoung.

"Woodong-ah!!!"

Pria kecil tersebut langsung menerobos petugas polisi yang tampak kebingungan dan menghambur ke pelukan lelaki lembah yang terlihat seperti tengah disorientasi. Ia terlihat kebingungan dan kaku seperti robot ketika menepuk-nepuk punggung sahabat lamanya itu.

EchoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang