Bantuan Moral Untuk Paman Ayam

66 12 0
                                    

Baiklah Kang Yeosang. Kau pasti bisa melakukannya! Anggap saja ini pekerjaan biasa. Mengonfirmasikan pesanan, menerima pembayaran, memberikan pesanan, ucapkan salam penutup. Selesai! Tapi mengapa begitu berat baginya untuk menekan tombol bel pintu di hadapannya?

Oh tentu saja sebenarnya ia tau apa alasannya! Ini adalah pesanan ayam untuk Jung Wooyoung yang dipesankan oleh Choi San. Sedikit dorongan bantuan, katanya.

Sejak sesi interogasi minggu kemarin, pasangan kucing&anjing tidak pernah berhenti untuk mengejarnya setiap hari untuk menanyakan kemajuan apa yang telah didapat hari itu mengenai Jung Wooyoung. Dan jawabannya selalu sama.

Tidak ada!

Ya tentu saja tidak ada! Pertama, mereka berbeda jurusan. Berbeda jurusan berarti sebagian besar waktu yang mereka habiskan di kampus berada di gedung yang berbeda. Dan tentu saja seorang Kang Yeosang yang tidak memiliki urusan di gedung komunikasi tidak akan bermain ke sana seorang sendiri, walaupun Yunho dan San menawarkan diri untuk ikut setelah hari keempat interogasi.

Satu-satunya tempat dimana awalnya Yeosang meletakkan harapan agar dapat bertemu dengan lelaki lembah adalah di cafeteria. Tapi menurut San, lelaki incarannya selalu membawa bekal dan menghabiskan waktu makan siangnya sendirian entah dimana, kecuali San sudah membuat janji terlebih dahulu untuk makan bersama.

Ayo Kang Yeosang! Anggap saja kau tidak kenal pelanggan ini!

Kerongkongannya mengeluarkan dehaman aneh sebelum menekan tombol bel. Sekitar lima detik kemudian, suara anak kecil menyapanya dari balik intercom, menanyakan identitas tamu yang tidak diundang dengan lucu.

"Pesanan ayam anda telah datang!"

Ia harus menunduk saat pintu terbuka dan ia dihadapkan dengan seorang anak kecil, atau balita, yang menatapnya dengan kepala yang dimiringkan bingung. Ia dapat melihat sedikit kemiripan dengan lelaki lembah dari wajah gembul anak ini.

"Paman ayam?", tanyanya polos yang membuat Yeosang sedikit terkekeh.

"Umm... Sepertinya aku belum setua itu untuk dipanggil paman."

"Kyungmin-ah!! Siapa itu di luar?!"

Nafas Yeosang terkesiap saat teriakan itu sampai di telinganya. Suara Jung Wooyoung...

"Ada paman ayam mengantarkan pesanan!"

Lelaki lembah muncul dari koridor dan bahkan dengan surai yang dikuncir asal, ia masih terlihat begitu tampan jika dilihat dari dekat seperti ini. Baiklah, dia terdengar seperti penguntit menyeramkan sekarang.

"Maaf, tapi aku tidak ada memesan ayam."

"Ah ya... Umm... Ini adalah pesanan dari Tuan Choi San. Ia meminta untuk mengirimkan pesanannya ke Tuan Jung Wooyoung di alamat ini. Apa benar?"

"Choi San? Oh, baiklah. Terimakasih."

Wooyoung mengambil plastik makanan dari tangannya dan memberikan ke Kyungmin, anak kecil tadi yang sedari tadi sudah menunggu dengan netra berbinar. Derap langkah kecilnya diiringi dengan jeritan senang saat ia kembali masuk ke apartment.

"Tunggu dulu!"

Lelaki lembah mengangkat sebelah alisnya saat Yeosang sedikit menahan pintu tersebut agar tidak tertutup.

"Ya?"

"Aku... Aku Kang Yeosang."

"Dan?"

"Dan... Dan kita dari universitas yang sama."

"Ya, aku ingat pernah menabrakmu waktu itu. Lalu?"

Yeosang dapat merasakan lututnya seakan bergetar seiring dengan tatapan dingin yang menusuk dari wajah lelaki lembah.

"Lalu... Um... Aku rasa aku hanya ingin memperkenalkan diriku.", gumamnya rendah.

"Apa kau satu jurusan denganku?"

Yeosang menggeleng dan hanya memandang Wooyoung yang kini menyunggingkan senyum kecil dengan remeh.

"Itu berarti aku belum menemukan adanya keperluan untuk mengenalmu lebih jauh. Kalau begitu, sampai jumpa di kampus, Kang Yeosang-sshi. Semoga harimu menyenangkan."

Dan pintu itu tertutup dengan bunyi 'klik' pelan. Wow... Perkenalan pertama yang begitu menyenangkan, bukan?


EchoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang