1. baru awal

415 21 0
                                    

"Su... Suwadikrab." Pond yang terbata menjawab salam dari si gemas dihadapanya. Membuat Dunk yang awalnya sama terkejutnya dengan Pond sedikit tertawa geli melihat tingkah Pond yang salah tingkah.

"Suwadikrab benar ini rumah Joong archen?" Dank bertanya pada pria manis di depanya mencoba memastikan mereka tidak salah rumah.

"Benar , kalian Pond dan Dank teman Joong?"

Dank mengangguk mendengar jawaban dari pria manis ini syukurlah mereka tidak salah rumah.

"Silakan masuk , Joong sedang keluar sebentar" Phuwin mempersilakan Dank Pond masuk dan duduk di ruang tengah mereka karana rumah ini tidak terlalu besar jadi ruang tamu dan ruang tv menjadi satu.

"Silakan duduk phi mau minum apa? Biar phu buatkan" Phuwin mencoba menyebut namanya sendiri membuat kesan sopan dan manis di hadapan kedua teman abangnya.

"Air putih aja nggak usah repot repot." Pond menjawab sembilan melambaikan tanganya sedikit sambil mengerakan kekanan dan kekiri.

"Tidak apa-apa phi ku akan menyiapkannya" Phuwin membunguk permisi untuk pergi kedapur.

"Apakah dia adik joong, tapi dia sangat berbeda dengan joong" Pond berbisik di telinga Dank agar tidak terdengar oleh Phuwin yang sedang mengambilkan air.

"Entah lah yang ku dengar dia tinggal sendiri orang tuanya berada di luar negri" bisik Dank pada Pond yang mengangguk.

"Permisi phi ini airnya" Phuwin kembali membawa 2 gelas air untuk mereka.

"Terimakasih nong, boleh aku tau siapa namamu?" Ini Dank yang bertanya membantu Phuwin memindahkan gelas dari nampan dan memberikannya pada Pond.

"Phuwin krab"

"PHUWIN...." panggil seseorang dari pintu masuk yang berdiri dengan berbagai belanjaan disana.

"Oohoo Hai guys kalian sudah datang..?" Joong archen menyapa ke dua temanya segera berlari membawa belanjaanya lalu memberikan nya pada Phuwin yang berdiri memegang nampan, dengan joong yang langsung menghampiri Dank.

"Bagaimana kalian sampai dan tau kalau ini rumahku?" Joong kembali bersuara kini ia duduk tepat di sebelah Dank.

Pond yang berada di sisi lain Dank memperhatikan kedua temannya tapi teralihkan dengan suara helaan nafas, nampan yang terjatuh dan kantong keresek. Itu Phuwin yang memasang wajah kesal dengan tatapan tajam pada Joong.

"Iyaa kami mengikuti map yang kau berikan kami juga mengetuk pintu dan bertemu Phuwin" Pond yang menjawab ia juga berdiri menghampiri Phuwin mengambil nampan yang jatuh dan membantunya membawa kantong yang berisi belanjaan dari joong.

"Joong kau belanja banyak sekali apa saja itu" Dank yang melihat Pond yang mencoba membantu Phuwin, Dank ikut berdiri melewati joong melihat kantong yang di bawa Pond

"Beberapa kebutuhan rumah dan cemilan untuk kita" jawab joong setelah Dank melewatinya dan melihat ke arah Phuwin dengan tatapan yang mengerikan. Joong hanya mampu meneguk liurnya ketika mata mereka saling bertaut.

"Nong biar kami membantu membawakan belanjaan ini. Mau di bawa kemana?" Pond pada Phuwin dengan suara lembutnya yang begitu berat terdengar di telinga Phuwin membuat darahnya berdesir mengalir begitu cepat jantungnya kini berdebar menghangat. Kenapa suara pria ini begitu menghangatkan hati yang lama kosong dan berdebu. Seolah ada bara api yang menghangatkan ruangan di musim dingin.

"Aa... tidak apa Dank kau bawa ini saja ini cemilan untuk kita, aku dan Pond akan membawa ini" joong yang gelagapan dengan tatapan Phuwin sebelumnya ingin ikut membantu tapi semua belanjaan itu telah di ambil Phuwin dan beberapa juga sudah di bawa Pond.

"P'pond terimakasih sudah mau membantu tolong bawakan kedapur ya" Phuwin dengan suara imutnya menatap lembut pada Pond yang ada di sebelahnya. Phuwin mempersilakan Pond untuk berjalan terlebih dahulu dengan phuwin yang mengikutinya dari belakang. Tak lupa sebelum mereka pergi Phuwin menatap joong dengan raut wajah kesal dan sebal. Joong yang ditatap hanya bisa menyatukan kedua tanganya sambil bergumam "Maaf."

"Kau adik joong??" Pond bersuara sambil melihat Phuwin yang sedang menata memisahkan belanjan.

"Iya..." jawab Phuwin yang masih setia menyusun barang barangnya.

"Berapa usiamu apa kau masih sekolah??" Tanya Pond kembali

"Usiaku 16, aku tidak sekolah umum, tapi sekolah dirumah." Jawab Phuwin kini mamasukan stok mie instan dan beberapa tepung di lemari bagian atas sambil berjinjitkan untuk meraih rak paling atas "biar ku bantu" Pond yang juga meraih tepung dari tangan phuwin untuk meletakan tepung itu disana, tubuh dada bidang Pond kini bersentuhan pada punggung Phuwin. Bahunya yang lebar itu membuat Phuwin tidak terlihat seolah bersembunyi didalam dekapan Pond sampai ketika Dunk muncul mengejutkan mereka "Pond!!? Kenapa kau lama sekali."

Bruuk....

Phuwin terkejut tak sengaja mendorong tubuhnya kebelakang Pond kehilangan keseimbangan membuat tepung yang mereka pegang juga ikut terlepas dan malah menimpa mereka dan juga beberapa tepung stok yang sudah terbuka mengguyur tubuh keduanya.

"Aouhh...." Pond yang beraduh karana tertimpa tepung, demi melindungi Phuwin dari jatuhnya para tepung, meski tepung yang terbuka juga ikut megotori mereka dan Phuwin. syukurlah dia aman hanya debu dari tepung saja yang mengotori rambut dan wajah gemas itu.

"Apa yang terjadi?" Joong yang datang ketika mendengar suara gaduh di dapurnya melihat Phuwin yang duduk di pangkuan Pond dengan berlumuran tepung hingga tubuh mereka.

"Hah?.... ahhahahahah.... kalian kenapa bermain tepung dirumahku hahahha" joong tertawa melihat Pond dan Phuwin

" hahahaha.... maaf kan aku mengejutkan kalian " Dank yang mendengar joong tertawa juga ikut tertawa tapi sambil membantu PondPhuwin tak lupa berkata maaf pada mereka.

Phuwin dengan tatapan tajam memandang joong dengan sebal ingin segera bangkit untuk menjambak sang abang tapi seperti ada tangan besar dipinggangnya seolah menahanya untuk bangkit dari duduknya. Itu tangan Pond yang berpegang erat di pinggangnya dengan kepala Pond yang bersandar pada pundak Phuwin "jangan banyak bergerak ni cukup sakit" Pond yang berbisik disana. Phuwin yang membeku baru sadar ada sesuatu di bawah sana. Phuwin jatuh berada pada pinggang Pond tepatnya. Phuwin kini sedang duduk di bagian selangkangan Pond alat vitalnya yang Phuwin duduki sepertinya itu terjepit dan hentakan cukup keras ketika Phuwin terjatuh.

"Mmaaf phi, kau baik baik saja?? Apa aku sudah boleh bergerak sekarang??" Phuwin memegangi tangan Pond yang ada di pinggangnya meminta maaf.










"Pond ini handuk dan bajuku kau bisa mandi di kamar Phuwin kamar mandi di sini sedang rusak, aku dan Dank akan melanjutkan tugasnya" joong memberikan handuk dan bajunya pada Pond yang langsung saja pergi mengikuti Phuwin yang berlalu dari mereka.

"Apa Phuwin baik baik saja?? Sepertinya dia marah padamu" Dunk yang mengkhawatirkan Phuwin dengan semua kejadian tadi.

"Tidak apa, dia baik-baik saja. Nanti dia akan balik lagi seperti biasanya, ayo kita kerjakn tugasnya." Joong yang meyakinkan Dunk agar tidak begitu khawatir dan kembali pada kegiatan mereka.

Tbc.

..........
...........
























Liar || JDPP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang