3. debar

475 23 2
                                    

Dunk kembali ke ruang tengah duduk dengan perasaan kesal ia renungkan kembali apa yang terjadi tadi, sangat jelas Phuwin sedang mencium Pond disana tapi reaksi Pond berbeda. Mungkin karna Dunk yang terlalu kasar pada Phuwin. Selama ini Dunk tidak pernah berlaku kasar pada siapapun, tapi kenapa saat ia melihat Pond dan Phuwin perasaanya sangat berbeda. Ia takut jika Pond akan meninggalkannya.

"Dunk, ini di minum dulu." Joong memberikan sekotak susu coklat yang di belinya tadi. Ikut duduk di sebelah  Dunk menepuk nepuk tangan Dunk yang sedari tadi di remat dengan kuku kuku mengores pada jemarinya.

"Makasih." Dunk menerima susu coklatnya lalu meminumnya  dengan tatapan kosong yang masih tak enak hati.

"Sama-sama, katanya coklat bagus loh untuk memperbaiki mood, mudah mudahan mood kamu membaik setelah minum susu coklatnya" Joong sambil mengengam tangan Dunk mengusap jemari Dunk yang tadi Dunk mainkan hingga beberapa kutikulanya mengelupas, Joong tak lupa memberikan tiupan pada kutikula yang terlihat lecet.

"Kamu Cantik" ucap Joong yang di beri tatapan sinis oleh Dunk "Eh maksud aku jari jari kamu cantik, sayang dong klo ada yg lecet" jelas Joong yang masih mengengam jemari Dunk.

Dunk berpaling menyamankan duduknya di sofa membiarkan Joong mengengam tanganya sambil menunggu Pond dan Phuwin kembali.

" Joong maaf tadi gue kasar ke adek lo."

"Santai aja. Dia cuman kaget doang kok. Nanti balik lagi kaya biasa."

"Tapi tadi gue ngatain adek lo."

"Iya. Aku paham Dunk tadi kamu itu lagi emosi. Maafin adek aku ya. Dia  nggak kaya yang kamu pikirin kok."

Joong berkata sambil menatap Dunk dan meletakan satu tanganya pada pucuk kepala Dunk dan tangan satunya mengenggam tangan Dunk.

Tak lama setelahnya datang lah Pond dan phuwin, dengan Pond yang berjalan lebih dulu.

"Gue udah selesai, sekarang apa tugasnya." Pond yang masih berdiri menghampiri  Dunk juga Joong.

"Permisi phi, phu kedapur dulu mau menyiapkan makanan untuk kalian." Phuwin yang kembali sopan melewati ruang tengah yang sudah ada Joong Dunk juga Pond. Dengan Phuwin yang menepuk punggung Pond untuk meninggalkanya pergi kedapur. Pond mengangguk juga mengusap pelan pinggang Phuwin untuk mempersilakannya pergi melewatinya.

"Ohu sepertinya kalian sudah mulai dekat." Joong yang memperhatikan pergerakan pond dan adiknya.

" iya, ya udah bahas tugasnya dari tadi gue nggak tau apa-apa."  Rengek Pond mendudukan dirinya di lantai dekat meja  yang di penuhi kertas.

"Inikan tugas kewirausahaan. Jadi nanti kita bakal jualan mie ayam atau sejenisnya. Usahakan bisa mulai turun bulan depan, gimana?" Ini Dunk yang berbicara memberikan sedikit penjelasan dari yang sudah di diskusikan bersama Joong.

"Kita jualan mie?, siapa yang bakal buat mienya. Resepnya dari siapa?" Pond mempertanyakan itu.

"Iya itu...." Dunk kembali memikirkan kembali idenya.

"Mie yaa, gue tau orangnya" Joong melirik phuwin yang sedang sibuk di dapurnya.

Pond Dunk ikut melirik phuwin di dapur sana. Merasa ada yang memperhatikan Phuwin pun bersuara.
"Apa yang kalian lihat?"

"Apa yang kau masak?" Joong yang bertanya
"Mie Kari ayam. Resep nenek." Ujar phuwin sambil menyatukan semua adonan tepung yang sudah ia siapkan.

Joong kembali menatap kedua temanya tersenyum bersama. Lalu Pond langsung berdiri dan menghampiri Phuwin.

"Emm phu mau kah kau menolong kami?"

"Apa ??" Phuwin berkata.

"Bantu kami membuat mie yang begitu enak untuk tugas kami nanti." Pinta Pond

Liar || JDPPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang