5. labrak

179 14 1
                                    

"JOONG??"

"Kenapa phu?" Tanya Pond karna Phuwin seperti melihat sesuatu

"Ouhh nggak kenapa napa kak"  jawab phuwin berusaha tenang

"Es krim sande maca satu coklat 1" Tanya  kasir pada Pond.

"Iya" Pond langsung mengambil dompet nya dan membayar eskrim yang mereka pesan.

"Phu kenapa ngelamun, udah yuk." Pond memberikan satu eskrimnya lalu membawa phuwin mencari tempat duduk.

"Kak pond tadi beneran nggak sama Dunk?" Tanya Phuwin lagi

"Tadi pas kakak berangkat Dunk baru bangun jadi kakak tinggal aja." Jawab Pond sambil memakan eskrimnya.

Phuwin mengangguk  sambil memajukan bibirnya, dan menyendokan sedikit es krim untuk di lahapnya "Emm pahit" ekspresi wajah Phuwin seketika berubah setelah menyantap eskrim yang di pilihannya.

"Mau coba punya kakak." Pond langsung menyendokan es krimnya lalu mengarahkan sendok itu ke bibir phuwin. "Aaaaa, biar pahitnya ilang." Menyuapi Phuwin dengan es krim coklatnya.

Phuwin menyukai es krim Pond ekspresi wajahnya kembali  senang  mengangguk dan sedikit mengoyangkan kepalanya kekanan dan ke kiri.
"Enak...."

"Mau tukar?"

"Tapi tapi punya Phuwin pahit, kak Pond nggak papa?"

"Pahitnya kaya apa?, coba kakak rasa, Aaa." Pond membuka mulutnya di samping phuwin meminta untuk memberikanya satu suap.

Phuwin berikan satu suapan eskrimnya pada Pond dengan takut-takut, bagaimana jika Pond tidak menyukainya, dan tidak ingin bertukar eskrim.

"Emm ini enak." Reaksi Pond ketika mencoba es krim milik Phuwin. "Nih kita tukeran." Pond menukar eskrim mereka.  Dan saling menyantap es krim satu sama lain sambil bermengobrol dengan canda tawa.

.
.
.

Dan ayo kita kembali pada para penguntit. Joong sudah tahu keberadaan  Phuwin dan Pond tapi tidak untuk Dunk. Ia masih mencoba mencari ke setiap toko. Sedangkan Joong hanya menuruti saja. Sampai di mana mereka berhenti di depan kedai eskrim.
"Joong gue haus mau beli minum dulu." Dunk mulai memasuki kedai.  Tapi di tahan oleh Joong.
"Kita beli di kedai lain aja di sini minumanya kurang enak." Ajak Joong menjauh dari kedai tersebut.

Phuwin yang asik memakan es krimnya merasa ada kejangalan di luar sana. "Phu kamu kenapa??" Pond yang dari tadi memperhatikan phuwin yang selalu melihat ke arah luar. "Enggak kak, Phuwin mau ke toilet dulu" . "Kakak anter yaa."

"Nih aku beliin kamu teh pucuk aja ya." Ini joong yang membawa Dunk untuk duduk di bangku yang di sediakan di mall tersebut.
" Pond ke mana ya katanya tadi belanja tapi kok nggak ada. Apa dia bohong sama gue." Dunk yang kesal dengan raut wajah sedihnya meminum teh pucuk yang di berikan oleh Joong.
"Kenapa nggak kamu chat aja dia." Ucap Joong suara datar tapi ekspresi yang sedikit mengintimidasi
"Nanti dia tau kalo gue ngikutin dia." Dunk perasaan meragu.
"Kaliankan temenan, kenapa kamu sampe segininya sih sama Pond, siapa tau Pond mau nyari hal baru. Kan nggak selamanya kalian haru bareng terus."  Ucap Joong dengan sekali nafas, terlihat ada rasa kesal dalam bicaranya.

Dunk tak menjawab ia hanya mengepalkan tanganya, mendengar perkataan joong membuat dadanya menerima banyak sengatan memalingkan wajahnya dari joong agar tak terlihat air mata yang mulai mengenang.

"Huh... aku ke toilet dulu" Joong menarik nafasnya lagi ucapanya mungkin terlalu menyakiti Dunk, Joong harus menjauh sebentar sebelum ia semakin menyakiti Dunk.
.
.
.

"Phu kamu dari tadi kenapa sih, kamu nggak nyaman sama kakak."

Pondphuwin kini berada di toilet sedang mencuci tangan mereka.

"Phuwin nyaman kok sama kakak, cuman dari tadi tuh kaya ada yang merhatiin kita aja."

"Siapa phu?"

"Nggak tau..." ucap Phuwin bernada.

"Hah... Dunk  maafin gue, tadi kata kata gue kasar banget kayanya dia sampai kaya mau nangis. Joong goblok lu udah buat dia hampir nangis. Tapi kenpa sih Dunk itu selalu mikirin Pond, apa-apa Pond kan perih juga hati ini. Aaaa Joong tolol." Ini Joong yang bermonolog sambil memasuki toilet hingga mencuci tanganya tanpa ia sadari  ada Pond dan phuwin di sana.

"Joong??" Phuwin yang terheran
Pond yang memutar tubuhnya ketika Phuwin menyebut nama abangnya yang terus saja mengoceh sendirian

"Maksud lo apa hampir buat Dunk nangis??"  Ini Pond yang berdiri di samping Joong yang mencuci tanganya.

"Pond!! Phuwin.!!" Terkejut Joong menatap cermin di hadapanya.

"Lo buat Dunk nangis??" Tanya Pond sekali lagi.

"Enggak Pond lu salah paham maksudnya tuh gini-" Joong menceritakan semuanya pada PondPhuwin  kenapa dia berada di sini sekarang dan ada apa dengan Dunk. 

Sampai ia mendengar suara Dunk memasuki ruang toilet tersebut
"Joong, Maaf. gue minta maaf. Gue yang salah. Harusnya gue nggak kaya gini sma lo."

Di ruang toilet ini terlihat kosong hanya ada  Joong Dunk. Tapi kemana dua orang tadi yang berbicara dengan Joong. Mereka tengah bersembunyi di salah satu bilik toilet,  Phuwin yang menarik Pond ketika ia melihat Dunk yang memasuki ruang toilet tersebut.

Dengan posisi Phuwin yang duduk di atas pangkuan Pond. Menyentuh bibir Pond dengan satu jarinya.
"Sssttt"  
Dibawah sini Pond bisa memandang wajah indah phuwin yang begitu jelas. baju suiternya rajutnya yang sedikit terangkat memperlihatkan lekuk tubuh phuwin. Dengan tidak tau dirinya tangan Pond memasuki baju suster tersebut membelai perut dan pinggang Nong indahnya.
"Emm kaak~"  sentuhan tangan hangat itu. Selalu mampu membuat Phuwin menikmati setiap belaianya.
Satu jari yang menutup bibir disingkirkan oleh Pond, kini tangan lainya membelai pipi lembut milik Phuwin, dengan jempolnya mengusap bawah matanya lalu turun pada Apple cheeks bagian dari pipi yang menonjol saat tersenyum dan kembali turun pada bibir gembil merah muda Nong. ia bersihkan sedikit noda coklat pada sudut bibir itu. Tak tahan hanya untuk di pandang Pond memajukan wajahnya lalu menyesap bibir gembil yang begitu mengoda. Phuwin tidak memberontak ia hanya diam dan menutup matanya menikmati setiap sentuhan serta sesapan yang Pond lakukan. Tubuh phuwin kini benar benar menduduki  Pond badan mereka sudah tak berjarak lagi tangan Phuwin ini mengalung pada leher Pond memainkan rambut belakang. Sedikit menekan agar ciuman mereka semakin dalam.

Tangan Pond kini telah masuk dalam suiter phuwin membelai punggu halus itu membuat tubuh mereka semakin merapat terasa sebuah gundukan menegang di selah bongkahan  bokong phuwin begitu juga milik Phuwin yang terhimpit antara tubuh Pond dan dirinya.

Aaghh~

Sebuah desahan terdengar dari luar bilik, membuat Dunk merasa risih dan  membawa joong keluar dari ruang toilet tersebut.

"Anjir bisa-bisanya mesum di tempat umum gini." Gerutu Dunk sambil membawa joong keluar.

"Dunk" Joong berhenti berjalan membuat Dunk yang membawanya ikut berhenti.

"..." Dunk  berdiri di hadapan joong.

"Emm Dunk..." joong tak melanjutkan ucapanya tapi malah menarik Dunk ke dalam pelukanya "Aku seharusnya yang minta maaf karna udah bikin kamu sedih tadi." Lanjut Joong sambil memeluk Dunk.

"Nggak papa, lo bener kok nggak seharusnya gue kaya gini sama Pond. Dia cuman sahabat gue bukan pacar gue." Dunk meneteskan sedikit air matanya dalam pelukan Joong.

Masih dalam pelukan, Dunk menyamankan hatinya menenangkan pikiranya sampai seseorang keluar  dari toilet tersebut. Benar sekali itu adalah Pond dan phuwin yang terlihat begitu dekat dengan tangan Pond yang bertengger pada pinggang Phuwin dan begitu juga phuwin yang memeluk pinggang Pond begitu mesranya.

Perasaan yang harus tenang kini malah membuncah, hati yang mulai nyaman kini kembali bergetar, air mata yang menetes perlahan kini mengalir deras. Tubuh Dunk bergetar  salam pelukan Joong. Hingga pelukan harus di lepas terlebih dahulu untuk melihat ke adaan pria cantik tercinta.

"POND!!!" Tegas Dunk yang membuat Pond memutar tubuhnya dengan Phuwin yang bersembunyi di balik tubuh Pond.

"JOONG lo pasti tau sesuatukan!!" Dunk yang menari kerah baju joong  penuh amarah.

Tbc
......
......

Liar || JDPP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang