2. beraksi

249 18 5
                                    

Phuwin yang berjalan sambil menghentakan kakinya menuju kamarnya. Tanpa di sadari Pond telah mengikuti ketika Phuwin masuk kamarnya Pond juga ikut bersamanya. Dengan santai Phuwin membuka kemeja putihnya yang telah berlumuran tepung tanpa melihat ada seseorang di balik punggungnya sampai ia berbalik untuk mencari keranjang cucian kotor.

"Aaaaaaaaaahhh.........."
Teriak Phuwin sambil menutupi tubuh bagian atasnya.

"Haaaaaaaaa.........."
Begitu juga Pond ikut teriak sama kagetnya menutupi matanya dengan handuk.

Dank yang berada di ruang tamu mendengar suara tersebut hanya menolehkan kepalanya ke arah suara disana."Joong kau mendengar suara itu?"

"suara?suara apa tidak ada" Joong berpura tidak mendengarnya dan mengalihkan Dunk untuk mengerjakan tugas mereka "Dunk klo yang ini kamu mau gimana?" menarik Dunk untuk kembali fokus pada tugas meraka.

"sudahlah buka matamu phi" Phuwin menarik tangan pond yang menutupi matanya "kita sama-sama laki-laki, kenapa harus malu."
Pond sedikit gelagapan telinganya memerah padam mencoba untuk tetap terlihat keren walau jantungnya sudah berdebar tidak karuan. phuwin melewatinya mengambil keranjang cucian kotor dan meletakan pakaianya disana.
"mau mandi bareng aja nggak?" Phuwin kembali menghadap Pond. "hah?"Pond membuka mulutnya mendengar tawaran phuwin.
"iya, bantu untuk mengosok punggungku phi, ini rasanya sangat lengket" Phuwin menunjukan punggung putihnya yang berkeringat bercampur dengan tepung.
"ehh..." belum sempat berucap pond langsung di tarik phuwin kedalam kamarmandinya. " aku juga akan membatu membersihkan rambut phi." sambil menyiapkan alat mandi mereka, tak lupa melepaskan celananya juga.

"phi... kenapa diam saja lepaskan bajumu." phuwin yang telanjang kini berjalan mendekati pond dengan pond yang berjalan mundur menatap phuwin yang semakain dekat denganya sampai punggugung tubuhnya menyentuh dinginya dinding keramik.

"ada apa dengan mu phi" phuwin kini menyentuh telinga dan rahang pond " telingamu memerah, pipimu juga" di elusnya pipi pria di hadapanya. ditatapnya mata pond lalu menurunkan arah tatapan itu menuju hidung mulut dengan tangan lainya menyentuh dada pond "dada dan lehermu juga." phuwin yang melirik dengan mata yang mengikuti arah gerak tanganya dibukanya satu persatu kancing baju pond dan membungkuk ketika sampai pada celananya. Phuwin membuka gesper milik pond tapi tanganya di tahan akhirnya pond kembali sadar "a-aku saja yang membuka ini" pond terbata

"Emm oke..." Phuwin menarik tanganya menjauh dari Pond meletakanya pada dagunya untuk menyangah wajahnya dan kembali memandang ke arah celana pond yang tepat di depan wajahnya "jangan melihatku seperti itu" semu merah di wajah pond, membalikan badanya membelakangi phuwin. Phuwin tersenyum melihat tingkah pond yang masih malu-malu. "baiklah kalau begitu aku akan membasahi tubuhku terlebih dahulu" Phuwin bangkit dari jongkoknya dan pergi menyalakan keran shower, dan membasahi seluruh tubuhnya yang terkena tepung.

Pond telah melepas semua pakaianya mengantungkan pakaian kotornya. kemudian berbalik melihat si cantik yang sedang mengosok tubuhnya dengan air yang mengalir di setiap inci tubuhnya, Phuwin yang menguyur wajahnya dan membasuh rambutnya yang terkena tepung membuat aliran air dari sela sela rambutnya mengalir kebelakang punggungnya dan masih terus mengalir menuju belahan bokong putih bersih yang mengkiat karna aliran air yang membasahi.Pond sebagai penonton di belakang sana hanya mampu menguk ludahnya sendiri, seberapa empuk bokong itu jika ia remas hingga membuat tanda jiplakan tanganya yang tergambar disana. bagaimana jika punggung itu ia lukiskan nada ke unguan hasil karyanya nanti. membayangkan bagaimana phuwin mendesah saat ia gauli pasti akan begitu seksi. hanyut dalam pikiranya sendiri tanpa di sadari ada sebuah getaran di bagian bawah sana. membuatnya kembali dari lamunanya. mengelangkan kepal menghilangkan pikiran kotor itu dan kembali menghampiri Phuwin.

"P'Pond ayo basuh tubuhmu" phuwin tersadar pond sudah berada di sebelahnya lalu menariknya untuk ikut membasuh tubuh mereka. Phuwin mengambil sabun dan membiarkan pond berdiri membasahi tubuhnya pada shower yang mengucurkan air. mengosokan sabun pada tubuhnya hingga berbusah tak lupa dengan samponya, tubuh phuwin kini sudah di penuhi busah tapi tida pada punggungnya pond yang memperhatikan itu mendekati phuwin lalu ikut mengambil sabun dituangkan pada telapak tanganya lalu ia gosokan pada punggunng putih yang sedari tadi terlihat mengoda. "biar aku bantu gosok pungungmu." suara pond yang terdengar begitu berat namun saxy terhembus nafas hangat mengelitik di balik telinga phuwin, yang di jawab sebuah angukan oleh phuwin yang menikmati sentuhan di belakang pungungnya. tangan yang lebar juga hangat mengusap pungungnya dengan lembut sampai dirasa gerakan tangan itu menurun menuju pingulnya, jika di biarkan phuwin takut akan terjadi hal yang, mungkin kita semua inginkan.

Liar || JDPP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang