"Nong phu phu?" Ejek Joong setelah Pond dan Dunk pergi.
"APA LO!!" jutek phuwin masuk kedalam rumah.
"Awas baper beneran tau rasa lo." Ujar Joong mengikuti Phuwin masuk.
"SALAH LO LAH." Phuwin dengan judesnya sembil membersihkan ruang tengah mereka.
"Kok gue?. Ya kan gue cuman minta lo jauhin Pond dari Dunk aja biar gue bisa sama dia." Joong mendudukan tubuh nya di sofa.mengambil bentar sofa sambil memeluknya membayangkan Dunk.
"Emm iyaa" jawab phuwin menuju kedapur.
"Phu tadi lo beneran ciuman sama Pond?" Tanya joong dari arah ruang tengah.
"Nggak sempet udah keburu di dorong sama cowo lo." Jawab Phuwin ketus masih dengan membersihkan meja dapur.
"ANJING, jadi beneran lo godain Pond?" Kejut joong langsung menghampiri phuwin
"Biasa aja kali." Phuwin memalingkan tubuhnya dari Joong
"Nggak biasa yaa, lu di suruh nyium emak lu aja kagak mau kok ini lu mau ciuman sama Pond?" Joong berjalan mengikuti Phuwin. "Curiga gue jangan jangan lo suka sama Pond" joong melihat kedua tanganya mengintimigasi adiknya.
"Kayanyaa" celetuh phuwin membuka kulkas, mengambil air dingin.
"Kalo gitu gue bakal bantu lo buat deketin Pond, dan gue bakal jadian sama Dunk" girang joong merangkul adiknya.
"Terserah lo tapi gue minta imbalan gue dulu mana?" Pinta phuwin menadahakan tanganya pada joong.
"Hehehe, besok yaa, ehh bulan depan aja kere gue." Tawa cangung joong sambil melepaskan rangkulannya pada Phuwin.
"Pokoknya gue tunggu janji lo yaa." Phuwin pergi meninggalkan sendirian di dapur mereka.
..
.
.
.
.Pond Dunk telah sampai di kos mereka. Dengan Pond sekarang duduk di ruang tv menyantap mie Kari ayam yang di bawakan oleh phuwin sambil tersenyum lebar menapakan giginya menatap layar ponsel miliknya.
"Mie nya di makan jangan di senyumin mulu yang ada ngembang itu mie." Dunk yang berada di sebelahnya juga sama menyantap mie Kari ayam tersebut.
"Emm iyaa..." jawab Pond sambil mengambil satu suap mie tersebut tapi tak kunjung di masukan pada mulutnya. Ia hanya asik menatap layar ponselnya.
" Siapa sih yang lo liat sampai senyum senyum gitu," Penasaran Dunk mendekati pond melihat ke arah layar ponselnya.
"Phuwin??"
"He'em, imut banget dia, kayanya gue bakal suka deh klo partneran sama dia." Ucap Pond berbunga bunga."Bagus deh klo gitu." Ucap Dunk yang terdengar murung.
"Oh iya tadi lo kemana Sama joong?, knp langsung ngajak pulang?" Pond meletakan ponselnya kini ia menghadap Dunk.
"Cuman survei tempat aja sih. Itu pun belum deal." Dunk memundurkan duduknya menyender pada sofa.
"Ouhh ya udah besok bisa cari lagi aja." Jawab Pond kembali menyantap mie Karinya yang terlihat mulai mengembang.
Dunk termenung memperhatikan Pond menyantap mie Kari tersebut, yang hanya menampakan punggung lebar Pond. Dengan sadar Dunk memajukan duduknya meraih pinggang Pond untuk di peluk lalu meletakan kepalanya pada bahu kanan Pond.
" lo baik baik aja kan?" Lagi Pond bertanya pada Dunk yang memeluknya dari belakang.
"Iya gue nggak papa, pingin gini aja." Dunk menyamankan kepalanya di bahu Pond.Pond segera menghabiskan makananya. Segera merangkul Dunk untuk bersandar di dadanya membiarkan Dunk terus memeluknya sambil menatap layar tv hingga larut malam.
"Oh iya Pond kita nggak jadi belanja tadi." Dunk dengan suara mengantuk.
"Besok biar gue aja," Pond sambil mengusap pucuk kepala Dunk. "lu udah ngantuk ya, kita ke kamar aja yuk." Ajak Pond sambil menepuk pundak Dunk, untuk bangkit dari duduknya menuju kekamar mereka.
Dunk yang sudah mengunakan piyama tidurnya lain dengan Pond yang hanya mengunakan kaus tanpa lengan dan celana bokser pendeknya. Kini Pond telah duduk di tepi ranjangnya sambil kembali melihat notifikasi di ponselnya itu dari phuwin, wajahnya sumringah saat membuka notifikasi dari bocah gemasnya. Yang mengirimi papa fotonya sedang berbaring si kasur sambil memegang buku menutupi wajah. Tak lama pond juga mengambil foto dirinya dengan sebuah guling yang ia peluk dan mengirimkannya pada Phuwin
sampai Dunk menarik Pond untuk segera berbaring sambil memeluk Pond dalam tidurnya.
"Ada apa sih Dunk tumben manja gini." Pond menyamankan tidurnya sambil mengusap usap punggung Dunk.
"Nggak apa-apa." Lagi jawab Dunk memenjamkan matanya.Pond menghela nafas panjang lalu mengikuti Dunk untuk tidur.
.
.
.Pagi harinya Pond telah rapi dengan kaus polo putih dan celana jinsnya.
"Uhh Pond mau kemana??" Dunk yang baru membuka mata. Melihat Pond sedang menyemprotkan parfum.
"Gue mau belanja, kemarin kan kita nggak sempat belanja" jawab Pond tanpa memandang Dunk.
"Gue ikut" bangun Dunk dari ranjangnya
"Gue aja, barang yang mau di beli udah gue catat tadi." Pond langsung pergi keluar kamar mereka.
"Joong gue mau keluar dulu yaa" pamit phuwin pada joong dengan muka bantalnya terbaring di ruang tv.
"Mau kemana lu tumben pagi gini keluar, biasanya paling ke teras depan doang." Ucap Joong yang masih berbaring di sofa riang tv mereka.
"Gue mau pergi sama kak Pond." Phuwin sambil berlari keluar rumahnya.
"Kak pond??" Sejetika mata joong terbuka lebar mendengar nama Pond yang di sebutkan oleh phuwin.
"Sama Dunk juga nggak??" Joong sedikit berteriak.
"NGGAK." Teriak Phuwin lantang meninggalkan Joong sendirian di rumah.Mendengar jawaban Phuwin tadi membuat Joong termenung sejenak, "Pond tidak bersama Dunk." Itu adalah hal terlangkah di pikiran Joong sampai hpnya mendapatkan notifikasi chat dan di barengi panggilan telpon dari Dunk. Joong mengusap matanya memperbaiki suaranya agar terdengar lebih segar.
"Hallo Dunk?"
"Joong apa Pond pergi bersamamu?"
"Tidak, ada apa??"
"Tadi pagi pagi sekali dia terlihat rapi katanya mau belanja kebutuhan kos."
"Mungkin saja dia memang berbelanja."
"Tidak dia sangat rapi dan berbeda hari ini."
"Apa salah nya?"
"Temani aku ke supermarket juga aku ingin mengikuti Pond dia agak aneh dari semalam."
Telpon di matikan sepihak dan ada sebuah notifikasi chat masuk dari Dunk bertuliskan
"Jemput."Joong tanpa pikir panjang ia langsung pergi mandi dan bersiap menjemput Dunk, di bilang sebagai pengantit atau apapun itu nanti, yang penting ia bisa bersama Dunk untuk sekarang.
Kini mereka telah sampai di supermarket Dunk berjalan lebih dulu dari Joong melihat ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan sahabatnya tersebut.
"Dunk tunggu, buru-buru amat."
Joong meraih tangan Dunk untuk di gandengnya."Nanti kita kehilangan jejak Pond."
"Pond nggak bakal ke mana-mana juga kok." Joong memgengam tangan Dunk lalu memimpin jalan sambil seolah membantunya mencari sahabat dari sang pujaan hati. Sampai matanya bertatapan dengan phuwin yang sedang bersama Pond di dalam kedai es krim."JOONG??"
TBC
..........
.........
KAMU SEDANG MEMBACA
Liar || JDPP
Fiksi Remaja"kak Pond genteng banget Phuwin mau jadi pacar kak Pond" ..... "DIA NGGAK CINTA SAMA LO!!!" hiks.... "phu nggak mau jadi perusak persahabatan mereka" Ck.... "gue akan selalu ada di sisi lu Dunk" hug.....