Prolog

185 15 0
                                    

.
.
.

         Hari yg cerah, adalah sesuatu yg harus di mulai dengan senyuman. Tapi berbeda di suatu rumah yg masih pagi sudah sangat berisik.

Di dalam rumah itu, ada sepasang suami-istri yg sedang bertengkar. Sedangkan ada seorang anak yg memeluk erat adiknya yg gemetar ketakutan. Anak itu berusaha menenangkan adiknya, padahal dirinya sendiri sedang takut.

"Kamu ga berhak mengambil hak asuh anak anak ini!"

"Bisa! Aku ayahnya! Aku kepala keluarga di sini!"

"Gak! Hak asuk mereka tetap di tangan ku!"

"Tidak bisa!"

Mereka terus bertengkar. Memperebutkan hak asuh ketujuh anak yg sedang berpelukan karena takut dengan pertengkaran mereka.

Di tengah tengah kedua orang tua mereka bertengkar, sang Sulung menarik tangan adiknya sambil menaruh telunjuknya di depan bibir, menyuruh mereka diam. Ke enam adiknya hanya menurut pada sang Sulung, dan mengikutinya dari belakang untuk pergi diam diam melalui pintu belakang.

Setelah mereka di luar, mereka langsung pergi menjauh dari rumah mereka. Ke enam adiknya hanya mengikuti sang kakak yg membawa mereka pergi, sambil menggendong kembar bungsu.

Mereka terus berjalan, sampai berhenti di sebuah rumah Antik. Sang Sulung membuka pagar halaman rumah itu, lalu memasuki halaman itu di ikuti adik adiknya.

Sang Sulung mengetuk pelan pintu itu setelah menurunkan si kembar bungsu. Pintu terbuka dan menampilkan seorang pria yg sudah cukup tua.

"Maaf mengganggu Tok,.. Tapi.. Boleh kami tinggal di sini?.." ucap sang Sulung sambil menatap pria yg sudah cukup tua itu, panggil saja, Tok Aba.

".. Orang tua kalian mana?.." tanya Tok aba. Sang sulung menghela nafas, lalu menatap kembali Tok Aba.

".. Mereka bercerai. Kami tidak punya rumah.." ucap sang Sulung, sembari mendeskripsikan semua yg dia dengar tadi menjadi pendek.

Tok Aba yg kasihan melihat Anak anak itu, mempersilahkan mereka masuk. Dan membiarkan mereka menetap di rumah Tok Aba. Awalnya sang Sulung ragu, tapi setelah di yakinkan oleh Tok Aba, sang Sulung akhirnya menyetujuinya.

".. Maaf jika Hali dan adik adikku merepotkan mu, Tok.." ucap sang sulung yg bernama Halilintar.

Tok Aba tersenyum lembut, lalu mengelus kepala Hali pelan. Sambil menatap ke enam adik adik Hali yg tertidur karena kelelahan.

"Kau sama sekali tidak merepotkan Hali.. Justru atok senang karena ada yg mau menemani atok di rumah ini.. Karena atok sendiri tau di rumah ini.. Jadi sepi rasanya.." ucap Tok Aba jujur. Hali yg mendengar itu, mengangkat kecil sudut bibirnya membentuk senyuman tipis.

".. Sekali lagi.. Terimakasih, dan maaf.. " gumamnya pelan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
".. I will the protect my yougher brothers,.. I promise.. " -Halilintar
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
".. You know brother? You're the best older brother.."
.
.
.
,
.
.
.
.
































TBC

Gimana? Keren ga prolog nya?
Hehe.. Bikin crita baru:∆

Blaze: trus cerita ||Stay With me, Please..?|| itu gimana?

Hatar_kunz: yaaa... Ide gua buntu tiba tiba;-;..
Pengen nya lanjutin, eh tapi otak gua bercerita lain;-;.. Jadi yodah.. Sekalian nunggu dapet ide kan? Hehe-..

Yaudah, jumpa di chap berikutnya yaa!!
Byeee~!!
(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)...

-You're The Bets Brother˚•[up tak menentu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang