"siapa sih kamu sebenarnya? Kenapa di setiap aku punya masala kamu ada. Kenapa setiap saat aku slalu ketemu kamu?"
-Grazilia Merionz Ariani*****
" Ini buat aku?" Grazilia menunjuk ke arah kotak susu strobery yang di pegang Danteroz. Danteroz tersenyum lalu mengangguk.
"Makasih ya~" ucap Grazilia tulus. Grazilia membuka Pipiet dan menusukkannya ke lubang lalu meminumnya.
Tess
Tak terasa air mata grazilia tiba tiba menetes. Ia tak tau kenapa perasaannya mulai kacau. Hatinya sakit, ternyata menjalani hidup sendiri di negri orang itu sesusah ini yaa~
bunda ayah ila rinduuu, mereka jahattt hiks hiks. Ila nggak tau harus apa hiks hiks. Ila pengen pulang tapi ila ingat kalau ila harus cepat cepat sukses dan kerja buat cari uang. Ila mau bantu bunda sama Ayah buat nyekolahin adek adek. Ila tau kalian pasti lelahkan? Ila ingin kalian istirahat dan biar ila yang cari uang hiks hiks.
Grazilia terus meminum susu kotak tersebut sambil menahan tangis. Air matanya terlah mengalir deras tapi suaranya tertahan. Ia tertunduk tak ingin Danteroz melihatnya. Hari ini ia kacau sangat kacau.
"Hiks.." Danteroz mendengar Grazilia terisak. Ia memperhatikan Grazilia yang meminum susu kotak sambil tertunduk dan bahu yang bergetar. Ia tak tega melihat Grazilia, akhhh ingatkan ia membalas dendam Karna telah membuat ilanya menangis.
"Renzi, tunggu pembalasan gue. Mungkin selama ini gue nggak ngelakuin apa apa ke Lo Karna slalu ngusik gue. Tapi sekarang Lo berani ngusik ila? Lo berhadapan Ama gue!" Danterox memalingkan wajahnya dari Grazilia Karna tak tahan melihatnya menangis. Ingin rasanya ia membawa tubuh yang kecil dan sekarang tengah lemah itu ke pelukannya. Danteroz sadar, ia tak boleh gegabah. Ia tak mau Grazilia merasa tak nyaman. Walau kenyataan yang sekarang Grazilia butuhkan adalah pelukan. Tapi ia sadar bahwa ia tak boleh menyentuh Grazilia sesuka hatinya.
Mengenai Renzi, yaa cewek yang tadi mendorong Grazilia adalah Renzi. Renzi melakukan itu Karna ia sangat tak suka dengan grazilia, si anak baru yang tiba tiba di peluk Danteroz. Api kecemburuan muncul di hatinya dan mungkin Karna memang sudan takdir mereka bertemu hari ini makan Renzi akan memberikan Grazilia pelajaran secara langsung.
"Maaf, aku pasti jelek amat yaa sekarang." Ucapa Grazilia yang dibalas gelengan oleh Danteroz
"Hiks, mana mata udah bengkak lagi" Grazilia mulai menghapus air matanya dan berusaha untuk terlihat baik baik saja. Senyum di paksa mulai mulai mengembang dan mata yang masih ada bekas air mata di wajahnya. Hidung Grazilia sudah memerah Karna menangis dan rambutnya sudah mulai lengket di pipinya.
Grazilia mendongak dan melihat ke arah Danteroz sambil tersenyum manis. Danteroz hanya diam dan kemudian tangannya mulai terangkat dan mendarat di wajahnya kecil Grazilia. Perlahan demi perlahan Danteroz mulai mengusap sisa air mata dan merapikan rambut Grazilia dengan hati hati. Ia benar benar menyentuh wajah grazilia dengan sangat lembut, takut rusak dan lecet kalau ia mengusapnya terlalu keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANTEROZ
Teen Fiction"Gue cuma anak kecil yang dulu dipaksa untuk sempurna dan ngikutin semua kemauan dia yang berkuasa. Gue nggak pernah ngerasa bahagia setelah malam yang menyeramkan itu dan masih menghantui gue sampai saat ini " Danteroz "Gue hidup dari kecil sampai...