"ingin rasanya gue kasih tau lo tentang apa yang sebenarnya gue rasain. Ingin rasanya gue kasih tau lo apa yang terjadi agar lo nggak berfikir yang enggak enggak tentang gue. Ingin rasanya gue kasih tau lo aoa yang pengen gue lakuin biar lo nggak bingung. Tapi nyatanya gue nggak bisa Ila. Gue nggak bisa, gue keliatan cupu ya?"
- Danteroz Rionardhon -
*****
Di koridor sekolah yang cukuk ramai di karenakan semua murid GW high school akan segera melaksanakan upacara bendera.
Banyak pasangan mata yang melihat dua si Joli yang tengah menjadi bahan perbincangan siswa siswi GW high school semenjak kejadian Minggu kemarin.
Danteroz si Most wanted GW high school berjalan dengan menggandeng tangan Grazilia. Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka sedari tadi. Grazilia yang sudah kembali tersadar dengan keterkejutan tiba tiba menghentikan langkahnya ketika berada di tepi lapangan basket sekolah. Danteroz pun ikut berhenti dan menatap Grazilia dengan pandangan heran.
"Kita mau ke mana?" Tanya Grazilia bingung, Danteroz hanya diam dan kemudian menarik narik tangan Grazilia lembut untuk memberitahu Grazilia agar ikut dengannya.
"Ihhh, kok kamu malah narik narik sih, aku kan tadi nanya kok nggak di jawab!" Grazilia kesal dan menghempaskan tangan Danteroz lalu melipat kedua tangannya di dada.
Danteroz berdiri tegak dan memandang Grazilia lekat. Danteroz mengambil hp yang ada di sakunya lalu mengetikkan sesuatu, lalu setela itu Danteroz memperlihatkan layar hpnya yang sudah ada beberapa kalimat ketikan di sana.
"Ikut gue ke UKS, tangan lo harus di obati dan juga di kasih minyak urut biar tangan lo harus yang terkilir nggak membengkak" Grazilia membaca pesan itu lalu kemudian memandang ke arah Danteroz yang tenang menatap kearahnya.
"Tapi kan ini udah mau bell upacara" Grazilia ingin mengobati lukanya tapi jam sudah menunjukkan pukul 07.15 dan upacara akan segera di mulai.
"Gak papa nanti gue izinin" ketik Danteroz lagi dan Grazilia yang membacanya pun setuju.
"Ohhh, okeyy" Grazilia hanya mengangguk dan kemudian berjalan lebih dulu ke uks. Danteroz menyimpan hpnya lalu mengikuti Grazilia dari belakang layaknya seorang anak bebek yang mengekori ibunya.
Suasana sudah mulai sepi ketika mereka akan berjalan ke uks, kaena beberapa murid telah di lapangan upacara.
Dengan pandangan yang tak berhenti menatap Grazilia dari belakang, Danteroz menghembuskan nafasnya pelan. Ia terkadang merasa sangat takut Grazilia berfikir tidak tidak tentang dirinya yang tak berbicaralah secara langsung kepada Grazilia dan malah milih bicara lewat ketikan. Ia benci situasi seperti ini, ia ingin berbicara secara langsung tapi rasanya sangat berat, ia tak bisa. Danteroz memikirkan praduga praduga buruk yang mungkin Grazilia pikiran tentangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANTEROZ
Teen Fiction"Gue cuma anak kecil yang dulu dipaksa untuk sempurna dan ngikutin semua kemauan dia yang berkuasa. Gue nggak pernah ngerasa bahagia setelah malam yang menyeramkan itu dan masih menghantui gue sampai saat ini " Danteroz "Gue hidup dari kecil sampai...