chapter 2 [Dobrakan]

277 27 7
                                    

Disclaimer

Semua Character yang berada di chapter ini bukan milik ku. Karakter Jeje karakter utama yang tadi ku sebutkan. Dan sekali lagi aku tegaskan bahwa cerita yang ada di dalam fanfiction ini full dari imajinasi ku sendiri, dari hayalan ku sendiri. backstory paling rinci dari Character Jeje belum di ceritakan secara penuh oleh pembuat Character,

Semua adegan yang ada di dalam cerita ini entah yang sadis maupun tidak tidak menyangkut pautkan kepada Character aslinya, Character yang ada di fanfiction ini aku pinjam dari BFB[Bakwan fight back] jadi baiklah tanpa ba-bi-bu mari kita mulai Chapter ini.

----------------------------------------------------------

Warning
-cringe
-aneh
-gak nyambung
-bad word
-Dll

Happy reading

Chapter ini gak ada sedih sedihnya karena di otak author, bagian sedihnya ada di chapter selanjutnya

-----------------------------------------------------------
Flashback

dia menyesal karena bayangan adiknya kembali menghantuinya tapi kali ini lebih buruk dia menghalusinasikan sosok adiknya ada di dalam kamarnya saat ini, tapi Jeje tidak menghiraukan nya karena dia tau itu hanya ilusi, dia  pun mengangkat hpnya yang sedari tadi berdering notifikasi pesan, dan ketika dibuka isi pesannya hanyalah Grup sekolah yang entah sedang membahas apa

Tapi untuk saat ini Jeje sedang tidak ingin ikut nimbrung di grup. Dia sudah mengantuk kelelahan karena menangis, dan dia menutup Hpnya dan pergi tidur

--*------*-------*

Paginya Jeje bangun dari tidur lelapnya, ketika melihat jam entah dia lagi apes atau apa, tapi dia melihat waktu itu sudah jam 7 pagi. Tapi dia beruntung karena di luar sedang hujan badai, angin ribut, halilintar. Atau lebih tepatnya diluar sedang hujan, Jeje yang melihat di luar sedang hujan seakan akan Awan sedang mengajak bertumbuk pun bisa lega karena sekarang dia punya alasan kenapa dia gak masuk sekolah hari ini.

"Huh untung hujan, setidaknya melihat dari kondisi hujannya sepertinya tidak mendukung untuk berangkat sekolah. Yah meski sekolah gua deket sih" ucap Jeje sambil kembali ke posisi tiduran nya, pintu kamar di kunci dan Jeje bisa rebahan dengan aman dan tentram, Jeje mengambil Hp nya di sebelah tempat tidur nya, dia melihat ada sekitar 100 chat di grup Sekolah. Penasaran dan takut ketinggalan info penting Jeje melihat isi dari perbincangan teman sekelas kemarin malam, dan dia melihat bahwa hari ini ada Festival orang tua di dalam kelasnya. Awalnya Jeje bersyukur karena tidak datang hari ini [takut kena Parents shaming] tapi kesenangan itu 'gak hilang sih' lumayan menghilang setelah melihat ancaman yang akan datang jikalau ada murid yang tidak masuk hari ini

'Ohh yah yang gak dateng besok, Rumah/Kamar asramanya bakalan didatengin terus bakalan di seret paksa yah' Ucap Chat dari Wali kelas Jeje, Siapa lagi kalou bukan Pak Yoo, tapi Jeje gak peduli orang pintu kamar udah di kunci sama dia, jadi dia bangun dari posisi tidurnya dan pergi ke kamar mandi buat apa? Yah buat mandi lah,5 menit kemudian dia keluar dari kamar mandi. Dengan handuk di bagian pinggang nya berjalan menuju kamar tidur, disana dia mengambil kaos panjang warna putih, celana boxer, jaket hitam karena jaket yang biasanya dia pake kotor, sama celana hitam panjang, tak lupa dengan kain penutup matanya, tiba-tiba pintu kamar asramanya di gedor gedor [gitu gak sih cara ngomongnya?]

POV diluar kamar

Di luar kamar kita bisa melihat ada Alana,Kai, dan Karis dengan experesi kek depresi [BTW timeline dari cerita ini pas inok udah jatoh dari gedung] sedang mengebuk gebuk pintu kamar Jeje

"Ini Jeje kemana dah? Gak dibuka buka anjir!" Pelaku pengendoran itu dilakukan oleh Sahabat sejatinya yang bernama Kai.

"Kai udahlah menggedor pintu kamar Jeje. Nanti rusak gimana jir!?", Kata orang yang ada di sebelahnya yang bernama Alana.

" lan, sesuai sama yang sudah di perdebatkan di grup, yang belum Dateng sampe detik ini juga bakalan didatengin ke rumahnya. Terus di seret ke sekolah" Kata Kai kepada Alana sambil menggedor-gedor pintu kamar Jeje

"Serah lu dah" ucap Alana kepada Kai yang sedari tadi menggedor gedor pintu itu [kasian banget tuh pintu🗿]

Karena pintunya gak dibuka sama Jeje akhirnya Kai menggunakan tenaga penuh bin sahabat laknat yaitu mendobrak pintu kamar Jeje, awalnya gak di bolehin sama Medi tapi karena otak Kai sekeras Bentrok akhirnya mau gak mau Kai tetap mendobrak pintu kamar Jeje, Ancang-ancang sudah Kai siapkan untuk mendobrak pintu kamar Sahabatnya itu dan Kai berlari ke pin dan pintu dibuka sama Jeje, alhasil Kai mencium lantai kamar Jeje [sakitnya sih gak seberapa, malunya itu loh🗿].

"Ngapain lu gedor gedor pintu kamar gua? Pake mau di dobrak segala lagi", Tanya Jeje kepada Kai dengan aura hitam keluar dari dirinya.

Alana dan Karis hanya bisa diam di belakang sambil cekikikan, karena ngeliat Kai yang sepertinya sedang ada di ambang kematian [JK]

"Habis nya lu lama banget jir! Dah di tungguin juga" saut Kai sambil Berdiri dari tempat dia jatoh, Kai melihat ke dan kebawah badan Jeje dan dia menyadari jaketnya Jeje berbeda dari yang kemarin kemarin. "Wih tumben pake jaket lain, biasanya pake jaket yang warna abu abu terus lu" ucap Kai sambil melihat jaket yang di pakai Jeje

"Jaket lama gua kotor, Dan di lemari cuman ada jaket yang ini jadi gua pake aje", jawab Jeje kepada teman bin laknat nya itu

"Ohhh yaudah" ucap Kai sambil memegang tangan Jeje dan menyeretnya keluar kamar di ikuti oleh kedua orang yang ada di belakangnya, Jeje yang ditarik pun hanya bisa pasrah karena tangannya sedang ditarik mana kasar lagi di tariknya. Yah di luar hujan sih tapi mereka bertiga bawa payung dan Jeje? Dia di payungin sama Alana menuju ke sekolah melewati jalan pintas,

Sesampainya di sekolah hujan masih mengguyurkan airnya, mana makin deres lagi, niat awalnya Festival Parents di adakan di kamar tapi Ndak jadi karena hujan, mana pake ada petir terus angin nya keya mengundang tornado Dateng gitu

"Akhirnya sampe di sekolah!" Ucap Karis sambil berlari masuk ke dalam gedung, di susul dengan yang lainya,  " gila hujannya deras banget lagi, pake ada angin sama petir, untung aja kita gak di samber atau terbang karena ada angin sama petir" ucap Alana dengan perasaan lega "Mon maap nib Alana tapi kita berat, mana mungkin angin bisa ngangkat kita" ucap Karis Kepada Alana dengan nada mengejek "dih! Kan bisa aja kalau kita enteng" ucap Alana "Anye Anye Anye Anye" jawab Karis mengejek Alana," udah jangan Ribut, mending kita ke kelas sekarang Takut pak Yoo ngehukum kita karena ngangep kita telat Dateng"   ucap Kai

"Baiklah tapi kalau kita telat mari kita salahkan Jeje"ucap Karis sambil menunjuk Jeje, "lah kok gua yang di salahin Jing!?" Jawab Jeje sambil bertanya kepada Karis kenapa dia yang di salahin, " yah kan gara gara elu kita telat!, kan kita harus Jemput lu dulu anying!" Jawab Karis kepada Jeje yang sudah memasang tangan pukulannya, "Yah siapa suruh lu pada jemput gua?" Tanya Jeje kepada Karis, "Kami disuruh! Puas lu!?" Jawab Karis sambil berteriak lebih kencang ke Jeje, "udah! Udah ! Lu berdua berantem mulu dari kemarin!, Bisa gak sih sehari doang gak usah berantem!?" Sela Alana sambil memarahi kedua remaja yang ada di depannya itu "Gak!" Jawab Jeje dan Karis

Alana hanya memasang senyuman maut tapi untung aja ada penengah di antara mereka bertiga yaitu Kai, "udahlah yok kita masuk kedalam kelas keburu kena hukuman sama. Pak Yoo" ucap Kai sambil menarik tangan Jeje dan Karis menuju ke kelas sambil di ikuti oleh Alana di belakang

----------------------------------------------------------

Text: 1998
Judul: Chapter 2 [dobrakan]

Gak ada sesih sedihnya kan? Yaudahlah yah aku amu turu aing ngantuk:) and sampai jumpa di Chapter selanjutnya! Bye bye

Mimpi Yang Diidam Idamkan Jeje. |No BL Or Gl | Bakwan Fight Back| Angst Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang