Prolog. [0]

288 24 8
                                    

Siang hari
Pukul >11.28<
_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠____⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

"Lah.. mana bisa gitu dong!?" Tanya kesalnya kepada sang surai coklat dengan netra biru langit,hanya saja di tutupi oleh kacamata hitamnya.

"Gini loh.. lu mau berangkat pake mobil? Tetep aja mahal tolnya + jauh. Lu mau kah?" jelas sang kakak yang menjawab pertanyaan sang adik, pemilik surai coklat tua ber-netra hijau. "Y-ya.. gua ga mau naik kereta titik!!.. ga akan." Ucap sang adik yang tetap kekeh tidak ingin menaiki kereta pilihan kakaknya,yang membuat sang kakak hanya menghembuskan nafas lelahnya

"Ini anak.. soalnya jauh woy males gua naik mobil.." ujar kakak "Tidak,sul. Gua udah bilang mendingan naik mobil aja.."balas sang adik yang tak mau kalah

"Yaelah.. gini deh,pey. nanti sampai sana dan.. kamu udah selesai pengobatan di sana, aku beliin kamu.. coklat kesukaan lu.. " tawar sang kakak, Godaan kali ini tak main main,Kali ini spesial, akhirnya kakaknya mengalah dan akan memberikan makanan favorit adiknya yang sering ia larang.

"Yaudah,Ayuk berangkat." Ucap sang adik tepat sekali di depan pintu yang tertutup,dengan baju yang sudah ia kemaskan dan ia pakai dengan rapih. Tentu dengan jaket putih kebanggan nya, sang kakak hanya terkekeh kecil melihat kelakuan adik nya itu, lalu berkata, "maaf pey, tapi. Baru besok jalannya.." ucapan sang kakak sukses membuat muka sang adik kesal.

Udah rapih,eh ternyata besok deh berangkat nya.

"Auk lah, betmut. Kalo gitu mending gw tidur." Gumam netra hijau yang dapat di dengar oleh kakaknya, gumam kesal. Sang adik akhirnya pergi ke tangga yang menuju ke lantai atas, melewati kakaknya.

"Haha.. jangan lah marah!.. bercanda doang gua,nanti sore kok kita berangkat.." ucap sang kakak yang tertawa kecil,lalu mengelus rambut coklat tua milik adiknya, yang membuat sang adik langsung membeku di tempat, "yaelah salting.. ga seru" ujar kakak "bac*t." Kata adik dengan kesal lalu melanjutkan perjalanan ke lantai atas.

Sang kakak yang tertawa kecil bernama,Samsul.
Sang adik yang sedang kesal lalu naik keatas itu bernama, Peppey.
_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠____⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Sore pun tiba.
Pukul >15.37<
_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠____⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

"Bangun kebo, bangun woy!!.." ucap Samsul yang menggoyangkan badan Peppey yang sedari tadi tertidur pulas, akhirnya bisa di bangunkan setelah beberapa goyangan keras.

"Pusing woy! Yang bener aja.." ujar Peppey yang merasa kepalanya sangat pusing setelah menerima goyangan dari kakaknya,Samsul.

"Ayok lu, buruan siap siap."
"Ngapain?"
"Berangkat lah gee.."
"LAH!? SEKARANG JUGA?!"
"Emang jadwalnya gtu.. dah buru."

"Yok naik sini!" Seru Samsul yang sekarang berada di depan pintu mobil, menyuruh Peppey untuk naik duluan, sementara Peppey hanya mengangguk pelan "iye kak."

Setelah naik ke mobil, mereka berdua berangkat dari rumah mereka menuju ke stasiun, di mobil. Samsul di perjalanan mengajak mengobrol sang supir agar tak mengantuk, sementara Peppey sudah tertidur lelap.

Sampai di tengah tengah perjalanan,pak supir tiba tiba menanyakan sesuatu.

"ngomong ngomong nak, kamu dengan temen kamu ya?" Tanya pak tua yang masih fokus ke arah depan untuk mengendarai mobil nya, Samsul hanya tersenyum kecil dan berkata, "ah-.. tidak pak,dia adik saya.." ucap Samsul

Kereta TANPA Ujung || YTMCI || [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang