6. UKS?

31 4 0
                                    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Hallo semuanya!

Apa kabarnya nih?

Semoga sehat selalu yaaa, bantu vote dan komen!

Suasana yang sunyi selalu tercipta di ruangan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suasana yang sunyi selalu tercipta di ruangan ini. Ruangan yang selalu menjadi tempat untuk membolos dengan alasan sakit. UKS. Ruangan yang menjadi saksi kekuatan dari secangkir teh hangat. Minuman biasa, namun dapat menyembuhkan siswa siswi ketika sakit dimasa upacara.

Udara ruang UKS memang berbeda dari ruangan lainya. Bau yang berasal dari obat obatan menusuk hidung. Rasanya ingin sekali bagi Vava untuk meninggalkan tempat ini dan membiarkan laki laki di depannya mati. Mati dengan mengenaskan karena terlalu lama menghirup bau obat. Walaupun itu tak mungkin terjadi. Netra Vava memandang lekat Verdan. Berfikir dan bertanya tanya dalam benaknya.

'Dia pingsan atau cuman pura pura?' tanya Vava dalam benaknya.

Waktu kian berlalu tak terasa Vava sudah dua puluh menit menunggu. Sungguh, ini sangat menyebalkan. Kenapa Pak Hervan memilih Vava untuk menemani Verdan hingga bangun? Bukankah masih ada Elfan dan Zero? Kenapa harus Vava?! Vava hampir lupa. Bukankah Elfan dan Zero, kini tengah melakukan latihan basket demi memenangkan medali seperti biasanya.

Desiran pintu terdengar dari ujung ruang UKS. Menampakkan dua buah siluet wanita yang tengah berdiri. Vava memutar kepalanya 135° untuk mengetahui siapa yang datang. Sudah diduga! Asya dan Yona 'lah yang tiba. Bahkan mereka membawakan makanan dalam kantong keresek bening. Terlihat ada empat buah bubur ayam beserta air mineral.

Vava menatap kedua sahabatnya, meminta mereka tuk mendekat hanya dengan tatapan. Memberi isyarat melalui mata, dan langsung ditangkap oleh Yona. Terlihat Asya tak menangkap isyarat telepati yang Vava kirim. Asya dan Yona berjalan menuju Vava.

Mereka duduk tepat di samping Vava. Saling tatap menatap sebelum beralih pada seorang lelaki yang terkapar di depannya. Sangat miris sekali nasibnya, bahkan ia kini terlihat seperti mayat saja.

"Lo berdua beli bubur ayam di mana?" ujar Vava ketika melihat Asya meletakkan kantong keresek di atas nakas.

"Bukan kita yang beli, tapi Elfan sama Zero. Katanya sih sebagai permohonan maaf karena nggak bisa ke sini," ujar Yona dengan nada datar miliknya.

Vava hanya mengangguk mendengarkan penjelasan Yona. Mereka kembali pada tubuh si empu. Bertanya tanya dalam benak masing masing. Apakah dia pingsan atau tertidur atau malahan koma? Jika benar Verdan koma, mungkin Vava akan sedih sekaligus senang.

Queen vs King School Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang