⏳ On Going ⏳
📖Happy Reading!📖
Istilah Queen and King School sudah menjadi hal yang lumrah bagi sekolah manapun. Mereka dapat dipilih dari beberapa faktor pendukung seperti ketampanan, kecantikkan, popularitas ataupun kekayaan. Semua telah berlaku...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sekolah berjalan seperti biasanya. Pagi ini pada jam pertama adalah pelajaran Biologi. Sebenarnya asik sih pelajarannya cuman, guru yang mengajar pelajaran menggunakan metode yang salah.
Maklum saja sih, dia sudah cukup berumur. Mungkin, ia kira semua siswa sama saja. Padahal perbedaan siswa zaman dulu dengan zaman sekarang sangat signifikan.
Harusnya ia menggunakan metode yang berbeda. Ia juga harusnya ingat bahwa, tak semua orang akan sama.
Setiap orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya.
Bila masanya telah berakhir, maka orang itu akan pergi.
Itulah yang sering terjadi pada pertemanan atau percintaan anak zaman sekarang. People come and go!
Semua telah teratur dan diatur oleh Sang Maha Kuasa.
Di pelajaran kali ini, Vava tak bisa tidur seenaknya. Guru satu ini sangat teliti. Ada yang mengantuk sedikit saja langsung terkena hukum. Vava tau, ia juga sering mendapat hukuman tapi bukan di pembelajaran.
Baginya, terkena hukuman karena bertengkar dengan Verdan sudah menjadi makanan sehari hari dari kelas sepuluh.
Vava terus memperhatikan jam dinding yang berada di atas papan tulis. Jam dinding yang berbentuk kepala Doraemo, dengan warna biru yang di dalamnya terdapat gambar Doraemo. Mengemaskan.
Sisa sepuluh menit lagi jam istirahat akan tiba. Perutnya sudah mulai melilit. Bau makanan kantin dari lantai bawah tercium sampai sini. Terlebih di pelajaran seperti ini, ingin cepat cepat rasanya makan semangkuk bakso atau mie ayam di temani dengan es teh.
Sangatlah nikmat!
Lima menit lagi...
Empat menit...
Dua menit....
Terus menerus Vava menatap jam dinding sambil membatin. Berapa menit dan detik lagi yang harus ia tunggu. Akhirnya, tersisa tiga puluh detik lagi. Vava terus memandang sembari menghitung tapi, entah mengapa jam dinding terlihat berjalan lebih lambat.
Menyebalkan!
Yang lainya hanya memperhatikan guru dan mencoba untuk memahami pelajaran walau begitu sulit.
