Pada malam tahun 1976 di sebuah desa di Pulau Jawa, suasana menjadi hening ketika malam mulai menjelang. Jono dan Sukari, dua pemuda tangguh dari desa itu, telah ditugaskan untuk bertugas menjaga desa pada malam Jumat yang gelap. Sebagai bagian dari tugas pergantian ronda malam, keduanya berpatroli di sekitar desa dengan penuh kewaspadaan.
Dengan langkah hati-hati, mereka berdua berkeliling di sepanjang jalan-jalan desa yang sepi, sambil memeriksa setiap sudut dan gang kecil. Cahaya obor yang mereka bawa menerangi jalanan yang gelap, memberikan sedikit kehangatan di tengah dinginnya malam.
Saat Jono dan Sukari berjalan menyusuri desa pada malam itu, mereka membawa kentongan kecil yang setia menemani setiap langkah mereka. Setiap kali pergantian jam malam tiba, mereka secara rutin membunyikan kentongan sebagai tanda waktu.
Jono: "Su, gue ngerasa bulu kuduk gue berdiri nih. Malem ini rasanya lebih mencekam dari biasanya."
Sukari: "Gue juga ngerasain, Jon. Kayaknya ada sesuatu yang aneh di udara malam ini."
Jono: "Udah hampir jam 12, Sukari. Gue rasa kita perlu segera berganti shift. Gue udah gak tahan lagi ada di sini."
Sukari: "Gue setuju, Jon. Gue juga merasa pengen cepet keluar dari sini. Rasanya kayak ada sesuatu yang mengintip kita dari kegelapan."
Jono: "Lu jangan ngadi ngadi deh Su!"
Sukari: "Sa Su Sa Su! lu kira gue asu?" (asu adalah anjing dalam bahasa jawa)
Mereka berdua melanjutkan perjalanan mereka dengan hati-hati, sambil berusaha untuk mengusir rasa ketakutan yang semakin menghantui mereka. Ketika akhirnya kentongan mereka berbunyi sebanyak 12 kali, mereka merasa lega karena menandakan bahwa pergantian shift sudah tiba.
Jono: "Akhirnya, waktunya sudah jam 12. Ayo, kita cepet ganti shift sama yang lain."
Sukari: "Bener juga, Jon. Semakin cepat kita keluar dari sini, semakin baik."
Dengan perasaan lega namun masih merasa cemas, Jono dan Sukari segera meninggalkan tempat mereka, berharap untuk mengakhiri malam Jumat yang mencekam tersebut dengan selamat.
Saat Jono dan Sukari hendak kembali ke masjid untuk pergantian shift, mereka berjalan santai melintasi jalanan sepi desa. Di tengah perjalanan, mereka melewati sebuah pohon beringin yang besar yang menjadi ikon keangkeran di desa itu.
(Masjid adalah tempat utama untuk pergantian shift, mereka berjaga dan bergantian setiap 4 jam hingga adzan subuh)
Jono: "Sukari, liat di sana. Apa lo ngeliat apa yang gue liat?"
Sukari: "Ya, gue ngeliat juga. Kayaknya ada orang di bawah pohon itu."
Ketika mereka mendekati pohon beringin, mereka melihat seorang wanita cantik yang sedang menangis sendirian di bawah bayangannya. Wajahnya dipenuhi kesedihan yang dalam, dan matanya memancarkan aura yang misterius.
Jono: "Siapa dia, Sukari? Apa kita harus menghampirinya?"
Sukari: "Gue gak yakin, Jon. Tapi gue merasa ada yang gak beres."
Mereka berdua saling bertatapan, ragu untuk mendekati wanita itu. Namun, naluri kebaikan mereka memaksa mereka untuk menghampirinya, ingin mengetahui apa yang sedang terjadi.
Jono: "Maaf, ada yang bisa kami bantu?"
Wanita itu menoleh ke arah mereka, dia memancarkan kecantikan yang memikat, dengan rambut panjangnya yang mengalir bagaikan sutra. Wajahnya yang anggun dan mancung, seperti wajah seorang bule, menambah pesonanya. Kulitnya yang putih bersih dan postur tubuhnya yang proporsional, membuatnya terlihat seperti wanita berusia dua puluhan. Dia mengenakan dress putih yang menambah kesan keanggunannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/365892955-288-k593983.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuntilanak X Vampir
HorrorNovel ini mengisahkan tentang Yohana, seorang wanita muda yang kehidupannya berakhir tragis akibat pembantaian pada tahun 1691. Dia meninggal bersama bayinya yang belum lahir dalam peristiwa mengerikan itu. Namun, kini rohnya bangkit kembali dalam...