Baca deskripsi?
Happy Reading!
®αi
♬ ♪ ♥ ♥ ♥ ♪ ♬Sinar mentari di pagi hari ini, terlihat tengah memanjakan kedua bola mata cokelat terang, milik seorang perempuan cantik. Dia duduk di tepi Danau seorang diri, pandangan matanya menatap lurus ke arah depan. Dan pada hitungan detik berikutnya, sudut bibir tipis pink itu tertarik, memunculkan seulas senyum yang teramat manis jika dipandang.
Hembusan lembut angin yang berlalu lalang, terus menerus menerpa permukaan kulit wajahnya. Membuat kedua mata cantiknya perlahan tertutup. Dihirupnya udara segar yang begitu membuat jiwa serta raganya tampak begitu tenang, seolah kepenatan diraup oleh angin yang masih saja menyentuh permukaan kulitnya.
DANIA PRAMES MARWA. Gadis cantik berkulit putih bersih, bibir ranum tipis, hidung kecil namun tidak pesek, ditambah kedua bola matanya yang indah. Sosok perempuan inilah yang tengah asik menyendiri, menikmati ke indahan alam semesta.
Sementara dari sudut lain terlihatlah seorang laki-laki yang tengah menatap Dania dari jauh. Langkah kakinya terus diayunkan, diarahkannya untuk bergerak maju mengarah ke tempat Dania sekarang. Semakin lama terlihat semakin dekat saja jarak diantara keduanya. Namun jalannya terlihat aneh, bagaimana tidak? Laki-laki tersebut berjalan mengendap-endap seperti pencuri saja.
Dan sepertinya dalam hitungan beberapa langkah lagi, bahwa laki-laki itu akan sampai tepat dibelakang tubuh Dania. Dibarengi satu tangan laki-laki itu yang sudah terangkat bersiap untuk menutup kedua mata milik Dania. Namun, tenang saja dengan cepat Dania menyadari kedatangan laki-laki tersebut.
Dania membalikan tubuh sepenuhnya untuk menghadap pada laki-laki tersebut membuat keduanya sama-sama kaget.
Deg!
"Ngapain?" Dania memberikan tatapan penuh selidiknya kearah laki-laki tersebut.
"Cantik," gumam sang laki-laki, yang masih bisa didengar oleh Dania, lantas membuat kedua pipi Dania langsung merona.
"Ngga usah gombal," balasnya, seolah-olah menepis begitu saja lontaran dari laki-laki tersebut, tidak lupa kedua tanganya yang disilangkan di depan dada.
Laki-laki itu tidak menghiraukan ucapan Dania, dia justru terus melangkah dan beralih duduk disampingnya. Tangan kiri laki-laki itu mengambil satu tangan Dania untuk dirinya genggam, dan tangan satunya lagi yang tengah memegang se-ikat bunga mawar ia arahkan kepada Dania.
Tindakan tiba-tiba dari laki-laki itu lantas membuat Dania kembali kaget, bahkan raut wajahnya berubah menatap bingung laki-laki dihadapannya.
"Maksudnya?" tanya Dania, sembari menampilkan raut wajah kebingungannya yang teramat kentara sekali.
Laki-laki itu tersenyum, kedua matanya terus menatap wajah bingung Dania. Tanpa disadari ternyata keduanya sama-sama tengah bersusah payah mengatur detak jantung yang terasa berdetak keras, seolah-olah akan terlepas dari tempatnya. Hingga setelahnya..
"Kamu mau jadi pacar aku?" ucap laki-laki itu dalam satu tarikan nafasnya. Terdengar lancar sekali bukan? padahal nyatanya lidahnya serasa kelu, karena saking gugupnya Ia sekarang.
Reaksi Dania tidak bisa jauh-jauh dari hanya diam membeku dalam beberapa saat, merasakan detak jantungnya yang berpacu lebih cepat dari biasanya.
"Apa? yang jelas ngomongnya." Pinta Dania.
Ini RAHASIA karena sebenarnya Dania sudah mendengar pernyataan cinta laki-laki ini, sangat jelas malahan. Namun, jika melihat ekspresi yang ditunjukkan laki-laki dihadapannya sekarang, membuat ide jahilnya muncul tiba-tiba, tidak apa kan jika dia mengerjainya dulu sebentar?
Jahat? memang.
Laki-laki itu membuka kedua matanya yang sempat tertutup rapat karena saking gugupnya sekarang. "Kamu ngga dengar Dania?" tanyanya, takut-takut dirinya yang salah dengar.
"Engga." Balas Dania, tampak tidak ada kebohongan disana, padahal mati-matian Dania sendiri tengah menahan gejolak rasa geli akibat menahan tertawanya sendiri.
Laki-laki itu mengerjap beberapa kali, setelahnya manik mata legamnya menjerumus menatap Dania dalam. Haruskan Dia mengulang kata-kata tadi?
Oh ayolah tubuhnya terasa sangat gugup. Tapi-ini adalah kesempatannya untuk mengungkapkan isi hatinya. Beberapa kali laki-laki itu mencoba menghembuskan nafasnya pasrah, membuat Dania terkekeh kecil dalam hati. "Sumpah demi apapun, lucu banget." Batin Dania berucap.
Laki-laki itu menangkup kedua pipi Dania, membuat detak jantung Dania yang belum sepenuhnya berdetak normal kembali berdetak tidak karuan. Rasanya sudah seperti tengah berlari maraton, yang ingin sekali mengalahkan musuh membuatnya berlari sekencang mungkin.
"Mungkin ini terlalu tiba-tiba di saat aku baru saja kembali mengenal kamu Dania, tolong percaya sama aku. Bukan aku bermaksud melupakan kamu saat itu. Hanya saja, aku benar-benar tidak bisa menyadari bahwa cinta pertama ku telah kembali. Maaf-maaf Dania jika waktu itu aku tidak mengenalmu, dan perlu kamu ketahui aku terus mencari kamu Dania,"
Laki-laki itu memberikan senyumannya. Namun, tanpa bisa dicegah buliran air matanya menetes membanjiri kedua pipi berahang tegas miliknya.
"Jadi- Dania, apa kamu mau izinkan aku untuk menjadi kekasih mu? izinkan aku untuk terus berada di sisi kamu, kali ini aku ngga mau jika harus kehilangan kamu, memang terdengar memaksa tapi apa boleh buat? aku benar-benar tidak mau jika kamu menolaknya, aku-Rahes Zagar Georgie meminta Dania Prames Marwa untuk menjadi kekasihnya, tanpa penolakan. "
Pengakuannya tulus dan memaksa. Membuat Dania tidak bisa membendung lagi air matanya, kedua sudut bibir Dania tertarik membuat sebuah lengkungan senyuman yang manis. Kepalanya mengangguk seolah memberitahukan jawabannya. Yang artinya Dania menerimanya, menerima laki-laki dihadapannya saat ini untuk menjadi kekasihnya. Walaupun tidak memaksa pun Dania sebenarnya akan menerimanya.
RAHES ZAGAR GEORGIE. Laki-laki pemilik wajah tampan, deskripsi tampan itu sendiri telah tercetak jelas dari kedua alis tebal nan tegas yang dimiliki, bola mata hitam legam yang mampu menghipnotis siapa saja, hidung mancung, serta rahang tegas sempurna. Postur tubuhnya bahkan sempurna.
-Serta tidak lupa sikap gantelmennya yang selalu di berikan kepada gadis beruntung didepannya, siapa lagi jika bukan Dania? hal tersebut mampu membuat Dania selalu merasa nyaman dan aman jika berada didekatnya.
Sedangkan saat ini Zagar tengah mematung, dirinya merasakan aliran darahnya terhenti, bisa dibilang lebay memang. Dia seperti ini hanya karena melihat sebuah senyuman yang diberikan oleh Dania. Membuat detak jantungnya berdetak hebat.
"Beneran mau?" tanya Zagar penuh semangat, jangan lupakan sudut bibirnya tertarik sempurna hingga membuat deretan giginya terlihat.
"Engga." Balas Dania, membuat kedua pundak Zagar yang terangkat tinggi merosot kembali.
"Tapi bohong." Dania menerjang tubuh Zagar, kedua tangannya memeluk tubuh Zagar erat. Zagar pun tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, ia balas pelukan Dania tidak kalah eratnya.
"Ngga perlu maksa juga aku mau."celetuk Dania membuat Zagar semakin menarik sudut bibirnya untuk tersenyum.
®αi🐬
Hanya fiksi.Gimana perasaan kalian di pembuka ini?
Apapun itu semoga tidak mengecewakan ya, terimakasih untuk kalian yang sudah membaca❤⚠️⚠️⚠️
Vote kalian adalah sumber kekuatan saya untuk bisa melanjutkan cerita ini sampai selesai.Coment kalian adalah sumber dimana saya bisa mengerti ungkapkan kalian tentang cerita ini.
Dan terakhir jika kalian follow akun wattpad saya adalah sebuah bentuk terima kasih saya pada kalian.
Terima kasih, salam hangat❤
Bagi kalian para pembaca nyata, ku ucapkan beribu banyak terimakasih.
▫️29-3-24▫️
KAMU SEDANG MEMBACA
BAIT RASA [Love Story]
Novela JuvenilDILARANG KERAS MEMPLAGIAT CERITA! just a story • • • Kisah cinta dua remaja yang penuh akan cerita, kisah ini sebenarnya dimulai dari pertemuan kecil dimasa lalu diantara mereka. Berpisah sementara waktu, dan kembali bertemu dimasa depan. Bukan, bu...