⚠Typo⚠
***
Danielle menjalani hari-harinya dengan setengah hati, karena, entahlah, semuanya nampak semakin tidak jelas sekarang―setelah dirinya mengetahui fakta jika si gadis bermata kucing sepertinya sudah memiliki pasangan.
Maksudnya, bukan 'sepertinya' lagi, tapi memang iya.
Namun, yaaaaa, meski begitu, hidup harus tetap dijalani, agar tidak terlalu berlarut-larut juga. Danielle juga masih memiliki pekerjaan, mana mungkin dia abaikan begitu saja hanya karena masalah hati. Dia harus tetap profesional, meski suasana hati sedang sangat buruk.
Sepanjang perjalanan pulang bekerja, Danielle terus termenung, merenungi nasib asmaranya yang kurang beruntung. Padahal dia sudah siap lahir dan batin untuk menjalin sebuah tali asmara, namun Tuhan nampaknya sedang menguji kesabaran Danielle sekali lagi.
Tak apa lah.
"Huff~" dia mengusap wajahnya dan beralih menyugar rambutnya ke belakang dengan sedikit frustasi, dia juga menggaruk belakang kepalanya dengan kasar.
Mata cokelatnya kemudian tak sengaja melihat seorang anak kecil berkacamata lengkap memakai seragam sekolah dasarnya tengah menoleh ke kanan ke kiri di seberang jalan berulang kali, mungkin dia ingin menyebrang namun terlalu takut.
Karena kasihan, akhirnya hati Danielle tergerak untuk mendekat. Dia menoleh ke kanan ke kiri terlebih dahulu sebelum benar-benar menyebrang.
"Apa kau membutuhkan bantuan, adik kecil?" Danielle mengusap rambut halus bocah itu lembut dan penuh perasaan.
Bocah itu mendongak, "Hyung siapa?"
Danielle terkekeh kecil melihat kepolosan bocah satu ini, "Itu tidak penting untuk sekarang, yang penting sekarang adalah kau membutuhkan bantuan atau tidak?"
"Hum..." bocah itu nampak berpikir dan menggumam kecil, "Hyuckie ingin menyebrang, namun terlalu takut,"
"Hyuckie memang mau ke mana?"
"Pulang, Hyung,"
Danielle merendahkan dirinya sehingga tingginya sama seperti bocah laki-laki tersebut, "Kenapa tidak bersama orang tua Hyuckie?"
"Hyuckie biasanya pulang sendiri, Hyung,"
"Lalu? Kenapa tidak menyebrang?"
"Biasanya ada Ahjumma baik hati yang membantu Hyuckie menyebrang, tapi sekarang Ahjumma baik hati itu tidak datang hari ini," jelasnya.
"Ahh, begitu ya?" Danielle masih merasa tidak percaya jika bocah sekecil Hyuckie alias Donghyuck ini pulang dan pergi ke sekolah seorang diri, "Ya sudah, Hyung bantu menyebrang mau?" tawar Daniellem
"Boleh, Hyung?" tanya Donghyuck polos.
"Boleh. Mari," Danielle mengulurkan tangan kanannya untuk digandeng bocah yang dipanggil Hyuckie tersebut, dengan senang hati Donghyuck menerima uluran tangan tersebut.
-
-
-
"Hyuckie tidak takut diculik kah kalau pulang seorang diri?" tanya Danielle setelah berada di bus yang sudah melaju di jalur seharusnya.
"Tidak, Hyung. Lagipula Hyuckie sudah besar, jadi untuk apa diculik?" ucapan polos Donghyuck membuat Danielle terkekeh dan refleks menggusak rambut Donghyuck gemas.
"Jadi, setiap hari Hyuckie pergi ke sekolah dan pulang ke rumah sendirian?" tanya Danielle setelah menghentikan acara gusakan gemasnya pada Donghyuck.
Donghyuck menggeleng, "Tidak selalu. Kadang-kadang Noona Hyuckie mengantar Hyuckie sampai ke gerbang, tapi juga kadang-kadang Noona Hyuckie menjemput,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Art [✓]
Short Story[DAERIN] Danielle sering melukis wajah seseorang dengan sangat realistis, sampai orang yang menjadi objek gambarnya selalu tak percaya kalau itu adalah hasil dari tangan terampilnya. Dan setelah sekian lama, Danielle mengakui sesuatu, seterampil-ter...