⚠Typo⚠
***
06.25 pm
Sekarang semua orang yang berada di ruang rawat inap VIP itu mulai keluar satu per satu.
Dengan wajah ceria tak terlihat seperti orang sakit, Haerin bercanda ria bersama kedua sahabatnya, Eommanya, dan adik tersayangnya.
Disaat 3 perempuan, 1 wanita dewasa, dan 1 bocah laki-laki itu asyik bersenda gurau, hanya ada 2 orang lelaki muda nan jangkung di belakang keempatnya saja yang berdiam diri.
Yang satu sibuk menyeret koper berisi pakaian Haerin, dan yang satu sibuk menenteng 2 kresek yang berisi beberapa makanan dan juga sampah untuk dibuang.
"Kau teman Haerin?" tanya Minji berusaha memecahkan kecanggungan yang ada di antara keduanya.
"Iya," balas Danielle singkat. Bukan bermaksud dingin, hanya saja dirinya tengah sibuk bermain-main dengan hati dan logikanya pasal Haerin, Minji, dan kekasih Minji di kamar inap VIP tadi.
"Kenal di mana?" tanya Minji lagi.
Danielle menoleh sekilas, "Cafe,"
"Nama cafenya?"
"Cafe xxx,"
"Kau bekerja di sana?"
Danielle menggeleng, "Tidak. Aku hanya sebatas pengunjung,"
"Ouhh," Minji mengangguk mengerti, "Oh ya, kita belum berkenalan kan? Perkenalkan..." dia mengulurkan tanganya, "Aku Kim Minji; kekasih Pham Hanni, teman Haerin Kang, teman Seol Sullyoon," jelasnya.
Danielle dibingungkan oleh perkataan Minji. Tadi, Haerin bilang dia seorang single, lalu sekarang, Minji bilang dia adalah kekasih Hanni, padahal Danielle kira Minji adalah kekasih Haerin. Duh, apa maksud semua ini? Apa hanya pemikirannya saja yang salah tentang keduanya? Kalau iya, mohon jelaskan sekali lagi agar Danielle tidak pusing sendiri.
"Hallo?" Minji melambaikan tangan di depan wajah Danielle sampai lelaki bule itu tersentak kaget.
"Eh maaf, maksudku..." Danielle menerima uluran tangan tersebut, "Aku Danielle Marsh,"
"Oh? Oke," Minji hanya menggedikan bahunya acuh setelah mendengar balasan dari Danielle yang sangat singkat, padat, dan jelas.
"Kalau boleh aku bertanya, sebenarnya hubunganmu dengan Haerin itu apa, Minji-ssi?"
"Sekedar teman. Memang tidak terlalu dekat, tapi setidaknya sudah mulai akrab. Kenapa bertanya seperti itu?"
"Tidak. Hanya saja aku pernah melihatmu bersamanya di cafe xxx itu, dan aku melihat kalian seperti sepasang kekasih, bukan teman,"
"Memang sih banyak yang menganggap kami sepasang kekasih oleh beberapa orang asing, tapi aku selalu menampik semua itu dan berkata kalau aku sudah mempunyai kekasih, dan itu bukan Haerin,"
"Oohh..."
Danielle di sana spontan tersenyum tipis, sangat tipis, sampai tidak terlihat, dan hanya dapat dirasakan oleh diri sendiri dan hanya bisa dilihat oleh pencipta alam semesta ini.
-
-
-
"Terima kasih, Eomma," ucap Haerin setelah Nyonya Kang membantunya menyusun bantal agar dirinya bisa bersandar di ranjang di kamarnya.
"Hmm, iya. Sudah, beristirahatlah,"
"Iya, Eomma,"
Nyonya Kang meninggalkan sebuah kecupan ringan di kening Haerin sebelum pergi dari kamar bernuansa putih milik puterinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Art [✓]
Short Story[DAERIN] Danielle sering melukis wajah seseorang dengan sangat realistis, sampai orang yang menjadi objek gambarnya selalu tak percaya kalau itu adalah hasil dari tangan terampilnya. Dan setelah sekian lama, Danielle mengakui sesuatu, seterampil-ter...