Sudah terhitung satu bulan sudah, Varida pindah diperumahan ini... Selama satu bulan itu pula Varida mengenal semua tetangganya... Tapi tidak semua ternyata- karen tetangga seberang jalan yang berada bertepatan didepan rumahnya itu tidak pernah Varida jumpai...
Karena rumah itu selalu terlihat sepi, dan hanya pada malam hari saja rumah itu terlihat berpenghuni, karena lampu-lampunya yang menyala... Entah bagaimana wujud dari sang penghuni rumah itu, Varida tidak tahu...
Boro-boro mukanya, suaranya saja tidak pernah sedikitpun Varida dengar...
Pernah Varida bertanya kesalah satu tetangganya tentang penghuni rumah seberang jalan itu, namun tetangganya hanya bilang, "disana mah emang selalu sepi neng, kita-kita yang udah tinggal lama juga masih sering inget nggak inget sama wajahnya... Tapi intinya yang nempatin itu rumah laki-laki, jarang ada dirumah juga kayaknya."
Sungguh Varida masih penasaran, entah kenapa, dirinya juga bingung mengapa bisa sepenasaran ini dengan hal yang bisa dibilang tidak penting...
Larut dengan pikirannya Varida sampai tidak mendengar bel rumahnya yang berbunyi beberapa kali.
Tring
Sasha
|Buka pintunya gue ada didepan Ida"Astaga." Dengan rasa terkejut gadis itu bangkit dari duduknya, dan berjalan dengan cepat untuk segera membukakan pintu rumahnya.
Cklek
Ketika pintu terbuka, yang pertama Varida lihat adalah wajah sahabatnya yang terlihat kesal, kedua bola gadis dihadapannya ini pun memutar keatas. Sedangkan dirinya hanya menampilkan senyum tanpa dosa.
"Gue nggak denger tadi, hehe."
oOo
Sasha- satu-satunya sahabat yang Varida punya dikerasnya ibu kota ini...
Sungguh gadis itu begitu baik kepadanya, rumah yang sekarang Varida tempati saja gadis itu yang mencarikannya...
Mulai dari mencarinya, mengurus pindahannya, hingga sekarang pun gadis itu pula yang menemaninya disini... Pokoknya Varida betul-betul bersyukur karena mempunyai sahabat seperti Sasha.
Sore ini saja sepulang dari kerjanya gadis itu mampir kesini...
"Nih gue bawain chicken buat lo." Satu kantong plastik berisikan chicken Sasha berikan kepada Varida. Dengan senang hati Varida terima."Gue juga ada cemilan sama soda nih, buat kita nonbar Netflix."
------
Film dari negara ginseng terputar dilayar televisi, beberapa cemilan sudah keduanya habiskan, sampah-sampah berserakan asal.
Keduanya fokus dengan dramanya, sebelum bunyi deru mesin mobil dari luar terdengar ditelinga Varida. Gadis itu langsung melihat kearah jendelanya dengan gorden yang sedikit terbuka.
Ada siluet mobil hitam yang dirinya lihat dan terparkir dirumah seberang jalan itu.
Sasha yang peka mengalihkan pandangannya, "lo liatin apa?" Tanyanya bingung.
Kepalanya menengok, lalu beralih menatap jendela lagi. "Sejujurnya gue penasaran tau Sash."
"Penasaran ... Kenapa?"
Varida mengalihkan tatapannya kearah layar televisi lagi, tangan gadis itu kembali mengambil soda dan meneguk satu kaleng itu hingga tandas. "Ahh..."
"Lo tahu rumah yang ada diseberang jalan, yang hadap - hadapan sama rumah gue kan?"
Sasha mengangguk, "iya... Kenapa emangnya?"
"Satu bulan gue tinggal disini, gue sama sekali belum lihat wujudnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh sebrang jalan
RomansaRumah sebrang jalan itu sepi, selalu sepi... Lampunya selalu redup, padahal ada penghuninya. Entah bagaimana wujud tetangga rumah seberang jalan itu... Namun, dengar-dengar katanya yang menempati rumah seberang jalan itu adalah seorang duda?!! ____...