Magnet :: Tarikan 4

20 7 2
                                    

~:: Author POV ::~

Teng Nong Neng Nong...

Nong teng nong neng....

Dentang bel yang selalu sukses membawa kabar gembira bagi setiap inchi otak yang penat dengan segala rutinitas di sekolah yang super melelahkan. Kantin, adalah salah satu surga tempat kebanyakan dari mereka melepas penat. Meski tak jarang mereka harus berdesak-desakan atau menunggu cukup lama. Tapi, sepertinya kentin tetap menjadi tempat favorit.

"Kantin gak?" tanya Devan pada gadis di sebelahnya.

"Eung, sebentar," jawabnya sambil merapikan beberapa buku.

"Git, ikut gak?" tanya Sera yang mulai bangkit.

"Gak deh, nti gue jadi obat nyamuk lagi! Lo berdua kan mau pacaran! Dah, sono kalo mau pergi ya pergi aja gue sibuk mbak, mas," ujarnya membuka buku fisika. Makhluk yang satu ini....

Keduanya meninggalkan ruang kelas. Melewati lorong demi lorong menuju kantin sekolah. Tempat yang paling ramai dan menyesakkan di jam istirahat seperti ini. 

'Huft.Di tempat yang tidak terlalu luas ini, ratusan makhluk harus berbagi oksigen. Mungkin akan lucu kalau ada yang teriak 'Woi! Jangan hirup oksigen gue' atau 'Itu oksigen bagian gue! Jangan lo ambil seenaknya dong!' dan pertengkaran sengit pun pasti akan sering terjadi. Hahahha' pikir Sera dalam benaknya.

"Ngapain lo ketawa-ketawa sendiri? Abis ngeliat pangeran ya? Gue?!" 

"Dih! Ngarep!" serunya mengambil pesanan jusnya dan keluar dari kerumunan. Mencari tempat yang nyaman.

"Dasar gak normal!" umpat Devan menerobos kerumunan.

Setelah menggenggam gelas masing-masing, mereka berjalan menuju taman belakang. Bukan tempat yang terlalu ramai pada jam seperti ini. Hanya beberapa orang duduk atau lewat sebentar. Mereka mengambil tempat tepat di bawah pohon mangga yang rimbun. Duduk di atas tumpukan batu yang sepertinya sengaja disusun seperti itu.

Entah mereka tidak sadar atau tidak peduli. Semua mata menatap iri pasangan (?) itu. Bukan tentang kemesraan, karena mereka lebih terlihat sebagai dua anak kecil yang tak hentinya bertengkar. Tapi, karena keduanya adalah cewek dan cowok most wanted di sekolah itu. Bagaimana tidak. 

Devan, anak basket yang cukup tebar pesona. Meskipun tidak diberi tanggung jawab sebagai kapten, keikut sertaannya dalam berbagai pertandingan membuat namanya tersohor. Terlebih dengan wajahnya yang jauh diatas rata-rata, membuat namanya bukan hanya terkenal di sekolahnya tapi juga di sekolah-sekolah lainnya. Dan, siapa sangka ia juga merupakan murid kesayangan banyak guru dengan segudang prestasi akademisnya. Kepiawaiannya memetik senar-senar gitar dan bernyanyi dengan suara yang memikat menjadi nilai plus tersendiri di mata para gadis. Tak ada kata tak menarik bagi setiap gadis yang melihat wujudnya yang mendekati garis sempurna. Termasuk gadis disampingnya ini.

Sera, gadis manis berparas cantik dengan senyum yang polos namun sangat sangat memikat setiap mata yang memandangnya. Prestasi akademisnya tak perlu diragukan lagi. Memangnya siapa yang tak kenal dengan julukan 'Sera si otak Baja'. Memang terdengar aneh, tapi itu cukup menggambarkan bagaimana otaknya sanggup menerima semua pelajaran berkali-kali lebih cepat. Puisi-puisinya tidak hanya dimuat dalam majalah sekolah atau ditempel di majalah dinding, tapi juga melekat pada koran-koran terkenal. Sera juga dikenal sebagai gadis multi talent . Bidang apa yang tidak ia bisa? Rasanya ia bisa menguasai segalanya hanya dalam sekali coba. Seperti terlahir untuk segalanya. Dan, semua itu tak membuatnya sombong atau merasa di atas angin. Kenapa? Karena semua pernah menerima uluran tangannya. Gadis ini membuat semua orang menggeleng dengan kebaikannya.

Yup, mungkin semua orang yang melihat mereka berdua akan iri. Siapa yang tidak kenal mereka? Siapa yang tidak tertarik pada keduanya? Cemburu kadang datang pada benak mereka. Usaha bukan tidak pernah dilakukan. Tapi, mereka berdua sendiri yang memberikan pernyataan tidak tertarik dengan hubungan pacaran untuk saat ini. 'Hubungan ribet' itulah menurut Sera.

"Ra! Lo sibuk ga?"

"Sekarang?

"Bukan

"Kapan?"

"Nti, pulang sekolah," 

"Eum.... gak deh kayaknya. Kenapa?" Sera bertanya sambil menghisap sisa jusnya hingga habis.

"Jalan yok!" 

"Ya elah, baru juga kemaren! Hobi banget jalan sama gue!  Lo jangan-jangan suka ya sama gue? Ngaku lo? Mentang-mentang lo sohib gue, trus bisa jalan sepuas lo gitu? Ih!" Lagi-lagi mulutnya berkata lain. Terang saja, hatinya sudah mengangguk cepat mendengar tawaran itu.

"Huh!" ucap Devan kesal.

"Hahahhaha muka lo!" 

"Ra! Plis... gue lagi bete banget! Jalan yok! Kemana aja deh! Lo yang nentuin! Gue rela sekali pun harus mendem di toko buku sampe diusir! Yang penting kita jalan! Ayok lah.... Gue yang traktir! Lo boleh bikin gue bangkrut kali ini! Gue lagi be--te!!" mohonnya di depan Sera.

'Lha, ni anak kenapa? Gak biasa-biasanya. Apa ada sesuatu? Ih, masa' dia gak cerita sih sama gue! Tega! Gue dianggep apa? Huft. Tapi, gak apa apa deh. Terima aja kasian nih anak. Hahahhaha lagian siapa sih yang bakal nolak?' batin Sera.

"Hah. Oke!" 

------------------------------------------------------------------------------------

Syalalalalalallalala

Akhirnya selesai juga. Ih, seneng banget deh..... Kenapa? Gak tau yang jelas seneeeeeeeng banget. Gak peduli? Oh, yaudah.......

Hahahahahahhahaaaahahahahahhahahahahah

Oh ya, Readers... di part selanjutnya, kita bakal memasuki Devan POV. Nah lo..... ada apa ya? kenapa dia bete? Dan, gimana sih perasaan cowok batu satu ini? Apakah ini bakal jadi cerita cinta yang bertepuk sebelah tangan? Kita simak ceritanya setelah yang satu ini......


Jangan lupa ya vomments kalian sangat berarti ^_^

Jangan lupa ya....

Ya

Ya

Ya....

=)

MagnetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang