Number Sixteen

132 7 0
                                    

Yoongi Jimin juga Jungkook telah tiba di sebuah rumah yang letaknya jauh dari kota, Rumah sepetak yang hanya memiliki satu ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoongi Jimin juga Jungkook telah tiba di sebuah rumah yang letaknya jauh dari kota, Rumah sepetak yang hanya memiliki satu ruangan. Menjadi tempat perkumpulan mereka sekarang, Meskipun kecil namun di dalamnya tersusun beberapa minuman alkohol di lengkapi dengan meja bilyard juga televisi di ujung sana.

Jimin menatap heran bangunan ini dengan penuh tanda tanya sedangkan Yoongi terlihat acuh dan tidak perduli. Kepulan asap terus keluar dari mulut mereka secara silih berganti, Jungkook berkali-kali meregangkan otot-otot hingga berbunyi. Memecah kesunyian di antara mereka.

"Jadi, Informasi apa yang kau dapat?" Yoongi membuka suara, Kesal sekali lantaran tidak ada yang memulai sedari tadi.

"Aku mendapatkan informasi tentang orang yang menembak ayahnya. Dan kau tahu siapa orangnya Jhon?" Jungkook mengernyit heran, Kenapa jadi malah dia yang balik bertanya? Jika tahu pun Jungkook tidak akan pernah menyuruhnya. "Kau pasti terkejut saat tahu faktanya"

Yoongi berdecak, Melempar sisa rokoknya yang menyala kearah sepatu Jimin yang masih bersegel. "Ini bukan waktunya untuk bertele-tele"

Jimin mendesis lalu mengusap-usap sepatunya. "Ini masih baru! Tidak lihat masih ada label harganya!"

"Jangan norak. Seperti orang kaya baru saja" Yoongi menyindir pedas, Jimin seperti di tusuk di bagian dada maka setelahnya pria pendek itu langsung melepas kertas yang menggantung pada sepatunya.

"Ini bukan saatnya membahas label! Mau kau memakai celana dalam baru yang masih bersegel juga aku tidak perduli. Sekalian saja gunakan kondom tanpa membuka bungkusnya" Jungkook berkata dengan nada sedikit tinggi, Berhasil menciptakan kekehan dari bilah bibir Yoongi sedangkan Jimin terlihat mencibir.

"Kenapa jadi kondom? Mentang-mentang tidak pernah menggunakan kondom!" Inilah kenapa seharusnya mereka jangan di satukan, Jungkook yang tidak mau kalah dari Jimin juga Jimin yang tidak mau mengalah dari yang muda.

"Itulah gunanya obat. Jaman sudah maju dan kau masih memakai teknik lama dengan kondom. Dasar orang tua" Jungkook lagi-lagi mengejek, Haduh dua orang ini tidak akan pernah berhenti.

"Kau yang tidak tahu bahwa mengonsumsi obat secara ketergantungan akan bahaya pada rahim nya, Lebih baik kondom. Aku sehat wanita ku juga sehat" Jimin ini juga kenapa terus saja meladeni Jungkook?

"Aku memiliki banyak uang guna menyuruh dokter membuatkan obat khusus untuknya agar aman di konsumsi dalam jangka waktu panjang, Dan lagi kau tidak tahu rasanya tanpa kondom itu jauh lebih nikmat dan puas" Yoongi lagi-lagi di buat tertawa, Jungkook selalu mempunyai jawaban atas semua perkataan Jimin.

"Kau harus tahu bahwa tanpa kondom terasa memuaskan, Menurut ku sendiri kondom sedikit mengurangi rasa" Jungkook mengacungkan jempol tepat di hadapan mata Yoongi, Senang sekali rasanya jika ada yang berada di pihaknya.

"Ck. Kenapa jadi membahas kondom" Jimin berdecak setelah akhirnya kalah telak dari Jungkook.

"Setidaknya aku tidak berbohong pada Catherine, Tentang masalah lelaki" Jungkook jadi ingat saat Catherine meminta ikut dirinya dengan santai membuat alibi bahwa pertemuan mereka adalah urusan pria.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Toxic RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang