1. Video yang Dikirim Besti

4K 42 0
                                    

"Halo, Bro."

"Iya, kenapa?"

"Lagi di mana? di rumah?"

"Iya, gue di rumah. Payah banget nyokap gue, masa gue bener-bener dipingit." Terdengar suara Heru tertawa.

"Gak papa, Vid, nurut aja apa kata nyokap lu. Di rumah juga pasti rame orang'kan, lo gak bakalan kesepian."

"Tahu nih, lagi pada keluar. Rumah sepi. Si Mbak doang adanya. Kenapa, tumben lu nelpon? Sabtu nanti lu jangan lupa jadi bridesman gue."

"Iya, siap. Makanya ini, gue ada kirimin video ke HP lu, coba buka dan lu pelajari ha ha ha... lu kan mau jadi manten. Oke!"

Baru mau menyanggah, panggilan dari Heru sudah terputus. Aku langsung menekan pesan video yang dikirim oleh Heru lima menit yang lalu. Video apa, sih?

Aku mendelik saat gambar pertama adalah wanita berpakaian begitu terbuka sedang berada di dapur. Lalu... dan seterusnya... jakunku naik turun melihat adegan demi adegan. Keringat sebesar biji ketumbar bermunculan di kening dan juga punggung. Bajuku basah, padahal AC di kamar menyala. Detak jantungku juga sangat cepat. Aku benar-benar gelisah karena berg4irah.

Tok! Tok!

"Mas David, saya Sri. Mau anterin makan." Aku terlonjak kaget.

"Masuk." Fokusku masih pada ponsel. Suara pintu memang terdengar terbuka, tetapi aku sama sekali tidak menoleh ke arah Sri.

"Mas David, makannya saya taruh meja,
jusnya juga. Apa ada yang lain?" aku bisa gila jika semua yang menyesakkan ini tidak dituntaskan. Sri berdiri di depanku sambil memegang nampan. Seperti biasa, ia selalu menggunakan baju kebesaran dan selalu berpakaian sopan di rumahku. Usianya lebih tua dua tahun dariku. Sejenak aku menekan tombol jeda pada video.

"Mbak Sri bisa bantu bereskan lemari saya? Pakaian saya tolong disusun agar nanti pakaian istri saya bisa muat di lemari."

"Oh, baik, Mas." Sri menaruh nampannya di atas meja kerjaku. Lalu ia mulai mengerjakan apa yang aku perintahkan. Aku kembali menekan tombol play dan aku lupa jika suara dari video itu tidak aku silent. Sri seperti ingin menoleh ke arahku, tapi ia ragu.

Sri bukan gadis lagi. Dia sudah punya suami, apa... aku berjalan ke arah pintu kamar, lalu memguncinya. Sri menoleh ke arahku dengan tatapan bingung.

"Mas, k-kenapa p-pintunya dikunci?"

Bersambung
Yuk, ramaikan cerita baru saya. Jika di aplikasi KBM sudah tayang sampai bab 19 ya. Monggo yang mau mampir.

Setelah Menonton Video Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang