Hembusan nafas erine yang terasa panas di tengkuk Oline membuat gadis bermata ngantuk itu langsung membuka matanya, ia menoleh ke belakang dan melihat Erine yang kini sedang memeluknya dari belakang. "Rin,kamu kenapa?" Oline mengubah posisi tidur nya jadi menghadap kepada Erine.
Seluruh badan gadis itu terasa sangat panas ketika Oline memegang dahi serta tangan Erine "Olenn dinginn" Gumam Erine, bibir gadis itu nampak bergetar karna kedinginan. Oline yang panik segera membawa Erine kedalam dekapannya. "Astaga,kamu demam rin"
"Ribiiiii" Pekik Oline ketika ia mulai menuruni anak tangga, ia benar-benar merasa sangat panik dan khawatir. "Ih si ribi kemana sih, mommy juga gaada" Oline melirik ke arah jam dinding. Betapa terkejutnya Oline ketika ia melihat jam kini sudah menunjukkan pukul 9 pagi, pantas saja rumah nya terasa sangat sepi.
Semalam Indah berkata bahwa dirinya akan pergi arisan. Sedangkan Ribka, bocah itu pasti ikut Indah arisan di rumah temannya.Oline yang panik segera menelpon Marsha. Tak ada pilihan lain, selain menelpon kakak nya itu. "KAKKK, KAK MARSHA" Pekik Oline ketika panggilan telepon itu baru saja tersambung. "Eh, kenapa linn? Kok teriak teriak kaya gitu"
Oline meraih segelas air putih, lalu ia teguk air putih itu hingga habis tak tersisa. "Lin kamu kenapa?" Setelah menghabiskan segelas air putih dan dirinya mulai merasa sedikit tenang, barulah Oline menjawab pertanyaan Marsha. "KAK, ERINE DEMAM KAKK" Pekik Oline, ternyata gadis bermata ngantuk ini tak bisa tenang.
"Oke, oke kamu tenang dulu ya linn jangan panik kaya gitu. Kamu masuk deh ke kamar kakak terus ambil obat sirup penurun demam di laci bawah" Oline tercengang mendengar nya. "Tapi obat sirup itu buat anak kecil kak..."
"KATA SIAPA?!? Ihhhh cepetannnn olineeee. Kakak lagi gaada di Indonesia lohhh, jadi kakak gak bisa bantuin kamu" Oline segera memutuskan panggilan telepon itu kemudian ia berlari ke kamar Marsha.
Sesampainya di kamar Marsha,Oline langsung mengobrak-abrik isi laci lemari Marsha untuk mencari obat obatan yang ia butuhkan. "Nah ini nih" Oline langsung berlari ke kamar nya setelah ia membawa semua obat yang ia butuhkan untuk menurunkan demam Erine.
Oline mengatur nafas nya yang memburu, ia berjalan perlahan untuk menghampiri Erine yang kini sedang terbaring lemas di atas kasurnya "astaga, gue lupa bawa makanan nya" langkah Oline terhenti kemudian ia berbalik badan dan segera berlari ke lantai bawah.
Oline membuka pintu kulkas, kedua sudut bibir nya tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman ketika ia melihat berbagai macam sayuran yang ada di dalam kulkasnya. Oline mengambil brokoli, wortel, kol dan juga kentang untuk nya membuat sayur sop. Setelah itu Oline berjalan menghampiri kompor dengan sebuah senyuman.
Beberapa menit kemudian senyuman Oline yang terlihat sangat manis itu pudar dengan begitu saja ketika Oline mengingat ucapan Shasa. "Hah?lu gak tau kalau si Erine gak suka sayurrr!!!! Parah sihhh, masa lu gak tau makanan yang gak di sukain sama cewe lu" Oline menyimpan kembali semua sayuran itu ke dalam kulkas. Ia terduduk lemas di depan kulkasnya itu.
Oline menarik nafas dalam-dalam lalu ia hembuskan perlahan sebelum ia mulai menelpon Regie dan meminta pertolongan kepada gadis itu, ia tak mungkin meninggalkan Erine sendirian di rumah untuk membeli makanan.
Drttt...... Drttt......
Ponsel Regie bergetar di atas kursi. Sedangkan sang pemilik ponsel kini sedang sibuk berlarian kesana dan kemari untuk menghindari iguana berukuran besar milik Lily yang terus saja mengejarnya. "ANYING, DASAR IGUANA JELEK"
"MAMAHHH TOLONGIN REGIE MAHHH" Dari kejauhan, Lily nampak asik menyirami bunga milik ibunya sambil bernyanyi. "Bunga matahari sangat cantik, di halaman rumah ku~~"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Secara ugal ugalan (Orine) [end]
Teen FictionMencintai si anak Osis secara ugal ugalan