"Erine membuka kedua matanya yang terpejam ketika sinar matahari mulai menyelinap masuk ke dalam kamar Oline yang keadaan nya masih gelap gulita, Erine menyibakan selimut yang menutupi tubuhnya lalu menoleh kepada Oline yang masih terpejam dalam tidur nyenyak nya. Ternyata Oline masih tertidur.
Erine tersenyum, mencium pipi Oline dan langsung memasuki kamar mandi. Setelah membersihkan tubuhnya, ia keluar dari kamar mandi, melirik jam dinding yang kini menunjukkan pukul setengah 6 pagi.
"Oyine kebo, aku ke bawah duluan ya" Erine tersenyum dan mulai berjalan mendekati pintu kamar untuk segera keluar dan menemui Marsha. Langkah Erine terhenti ketika dirinya melihat laci meja belajar Oline sedikit terbuka. Erine menghela nafas, berjalan menghampiri meja belajar itu untuk menutup kembali laci yang terbuka.
Erine di buat cukup terkejut ketika ia melihat sebuah kotak kecil di dalam laci meja belajar Oline. Erine menoleh kepada Oline untuk memastikan bahwa kekasih nya itu masih tertidur lelap. Kotak tua itu membuat Erine merasa sedikit penasaran. Tanpa berpikir lama lagi, Erine membawa kotak itu dan membuka nya.
Erine mengerutkan keningnya ketika ia melihat selembar foto yang berisi 3 anak kecil di dalam nya. Dua anak perempuan dan satu anak laki-laki.
Erine membawa selembar foto itu dari dalam kotak. Menatap foto itu dengan lebih lama lagi dan membalikkan nya kebelakang. Di balik foto itu tertulis CJC. Apakah ini sebuah inisial nama?
Salah satu di antara mereka bertiga wajah nya sangat Erine kenali. Itu adalah Oline, dari dulu sampai sekarang wajah Oline tidak pernah berubah.
Tapi Siapakah 2 anak kecil yang sedang bersama Oline di dalam foto itu? Erine memperhatikan seorang gadis kecil yang duduk di sebelah Oline kecil. Erine menjentikkan jarinya saat dirinya menyadari sesuatu, itu adalah Chelsea.
Lalu anak laki-laki yang bersama mereka berdua itu siapa? Erine menggeleng kan kepalanya. Ia tak ingin tau, sampai Oline sendiri yang memberitahu nya nanti. Wajah anak kecil laki-laki itu terlihat buram dan tidak jelas. Jadi sulit baginya untuk mengenali anak laki-laki itu.
Dengan terburu-buru Erine memasukkan kembali foto itu ke dalam kotak tua lalu memasukkan kotak tua itu ke dalam laci dan menutup lacinya. Erine menatap Oline ketika namanya di panggil. Dengan suara serak khas bangun tidur nya itu Oline memanggil namanya.
"Eyinee" Erine tersenyum ketika ia melihat Oline sedang tersenyum kepadanya. Kedua tangan Oline di rentangkan, ia meminta pelukan dari Erine.
Erine berlari kecil menghampiri Oline, berdiri di hadapan Oline dan membiarkan Oline untuk memeluk perutnya. Erine mengusap kepala belakang Oline. "Tumben kamu udah bangun. Udah wangi juga lagi"
"Udah dong, kan pagi ini aku mau ngajarin kak Matcha main piano" Oline mendongak untuk menatap wajah Erine. "Sepagi ini?" Erine mengangguk dengan senyum lebar nya. "Iya dong, kita harus bangun pagi dan mulai beraktivitas di hari libur ini. Jangan males malesan loh, kalau males malesan nanti berubah jadi babi oink oink"
Oline mengerutkan keningnya "Kok babi?"
"Iya karna babi hewan yang pemalas dan tidak suka bekerja" Ucapan Erine membuat Oline tertawa kecil, ia semakin mengeratkan pelukannya karna merasa sangat gemas kepada Erine. "Udah ah pelukannya, sana mandi. Aku mau nyusul kak Matcha ke bawah" Erine menoyor pelan kepala Oline dan langsung melepaskan pelukannya.
"Dih? Morning kiss nya manaa?" Erine berputar untuk menjauh dari Oline. "Gaada morning kiss karna oyine bau. Ihhhh oyine bau ihhh" Erine mencubit hidungnya, sambil mengibaskan satu tangan.
"Dih, keren lu begitu? Orang wangi kaya gini malah di katain bau" Erine tersenyum ketika ia melihat wajah Oline yang berubah menjadi masam "Ihh oyinee bau ihh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Secara ugal ugalan (Orine) [end]
Teen FictionMencintai si anak Osis secara ugal ugalan