09

5.4K 477 68
                                    

(Saran ya ini mah, bacanya sambil dengerin lagu ini)

Sinar matahari berhasil menerobos masuk ke dalam kamar Oline yang keadaan nya masih gelap gulita. Di dalam kamar hanya ada Erine yang masih tertidur nyenyak dengan sebuah kompresan di kening nya. Karna sinar matahari itu lah Erine merasa terganggu dan mulai membuka matanya.

Erine dengan perlahan-lahan mulai mengubah posisinya menjadi duduk. Kepalanya masih terasa pusing. Kemana perginya Oline? Itu lah pertanyaan yang terlintas di pikiran Erine saat ia baru saja membuka matanya.

Mata Erine mulai berkaca-kaca dan bibirnya bergetar. Erine tidak ingin di tinggalkan sendirian di dalam kamar. Maka dari itu Erine memutuskan untuk mencari Oline meskipun kepala nya masih terasa sedikit pusing.

Erine membuka pintu kamar, ia menoleh ke kanan dan kirinya. Di ujung sana ada sebuah ruangan yang pintunya terbuka dengan sangat lebar. Erine menelan ludah nya dengan susah payah sebelum ia mulai berjalan menghampiri ruangan tersebut.

"Oline?" Erine melihat ada seseorang yang kini sedang duduk manis di depan sebuah kanvas berukuran besar sambil melukis, Erine tidak bisa melihat wajah nya karna Orang itu kini sedang duduk dengan posisi membelakangi Erine. Tapi Erine yakin bahwa itu adalah Oline.

Merasa bahwa ada orang lain yang masuk ke dalam ruangan nya, Oline segera menoleh ke belakang. "Ririn" Panggil Oline, ia tersenyum manis kepada Erine kemudian berjalan menghampiri gadis itu. "Heii kamu ngapain kesini, kepala kamu masih pusing?" Erine menggeleng kemudian ia memeluk Oline, pelukan itu langsung di balas dengan pelukan yang tak kalah erat nya "Maaf ya eyinee, maafin aku karna udah ninggalin kamu sendirian di dalem kamar"

Erine mendongak, memperhatikan wajah Oline yang kini sedang menunduk untuk menatap wajah nya dengan sebuah senyuman. "Jangan tinggalin aku sendirian, aku takut" Oline mengangguk kemudian ia menarik tangan Erine untuk mendudukkan Erine di atas kursi.

Oline berjongkok di hadapan Erine sambil menggenggam kedua tangan Erine. "Kamu tunggu disini ya, aku mau turun kebawah buat ambilin makan sama obat kamu" Oline menatap Erine kemudian ia tersenyum "tenang, aku gak bakal lama kok"

Erine berbalik badan ketika Oline mulai berjalan pergi meninggalkan nya. Kedua mata Erine berbinar ketika ia melihat lukisan yang telah Oline buat, ini terlihat sangat indah. Erine meraih kuas dan palet yang berada di atas meja. Erine menuangkan cat berwarna biru ke dalam palet lalu mengaduk nya menggunakan kuas.

Setelah keluar dari ruangan itu, Oline segera berlari menuruni anak tangga. "Olineee jangan lari larian di tangga sayang nanti kamu jatoh" Oline menunjukkan deretan giginya pada Indah yang kini sedang berkacak pinggang di depan kompor. "Erine nya udah bangun?" Indah berbalik badan untuk menuangkan secentong bubur ke dalam mangkok. "Udah, ini Oline mau bawa makanan sama obatnya"

Indah menyodorkan semangkok bubur kepada Oline kemudian ia meraih gelas kosong untuk menuangkan air ke dalam gelas kosong itu. "Nanti malem papah nya Erine bakal dateng kesini buat bawa anak nya pulang, jadi hari ini hari terakhir anak kesayangan mommy nginep di rumah ini" Ucap Indah dengan raut wajahnya sedihnya.

"Ngapain sedih sih mom, Kan Oline bisa ajak Erine buat nginep terus di rumah ini" Oline tersenyum kemudian menerima segelas air putih itu dari tangan Indah. "Iya juga ya, sering-sering deh kamu bawa Erine nya kesini. Kalau bisa tiap hari aja kamu bawa dia kesini" Oline mengangguk kemudian ia berjalan pergi.

"Heii heiii Eyineee, Nona Catherina Leandra Nathaniel tolong sadar diri ya. Sekarang kamu lagi pake baju putih lohh, nanti baju kamu kotor kena cat" Tegur Oline yang datang dengan semangkok bubur dan segelas air putih di tangannya. Oline menyimpan mangkok dan gelasnya itu di atas meja kemudian ia berjalan menghampiri Erine untuk merebut kuas dan palet dari tangan Erine. "Kamu gaboleh pegang alat lukis aku"

Mencintai Secara ugal ugalan (Orine) [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang