28 (End)

1.8K 184 19
                                    

sembilan tahun kemudian...

Point of view Oline
Tak terasa kini hubungan ku dengan Erine telah berjalan selama 9 tahun. Sekarang kami sudah menikah, dan teman-teman ku yang lainnya juga sudah menikah. Kami memutuskan untuk menikah di umur 23 tahun, dan sekarang umur kami adalah 25 tahun. Tak terasa ya, waktu begitu cepat berlalu. Kini hubungan pernikahan ku dengan Erine telah berjalan selama 2 tahun.

Entah mengapa setelah kami menikah, Erine jadi lebih galak dan mudah marah. misalnya jika aku menyimpan handuk ku yang basah di atas kasur, Erine akan langsung mencariku sambil membawa dua sapu lidi di tangannya, huftt semua itu berakhir dengan aku yang kabur ke rumah Lily, Regie, atau Nala. Karna untungnya kita berempat satu komplek perumahan.

Bagaimana dengan Shasa, Aralie, Levi, dan Ribi? oh kalau Shasa sih nikah sama Nayla. Mereka berdua pindah ke Jepang, Dan si shasa shasa itu jadi orang yang sombong karna tinggal di jepang. Nyebelin banget kan dia?

Nah, kalau Aralie sama Levi, mereka berdua belum nikah. Katanya mau fokus karir aja, gak mau mikirin nikah dulu deh. Kalau si bontot, Ribi. Dia pergi ke London, katanya mau pinter dengan cara mencari ilmu di negeri orang, ah itu sih cuman alesan ribi aja, dia emang pengen tinggal di luar negeri...

"Ekheemm, Ekhemm" Deheman itu sengaja Erine keluar kan di dekat Oline yang masih tertidur di atas kasur. Kini jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi tapi Oline masih asik di dalam alam mimpi nya. Hari libur bukan berarti harus bermalas malasan kan?

Erine menepuk nepuk arloji yang melingkar di pergelangan tangannya sambil terus memanggil Oline "Olinee, sayangku, cintaku, denyut nadikuuu. Ini udah jam berapa? ayo bangun, hari liburnya jangan di pake buat males malesan dong sayang"

Erine bersedekap dada ketika melihat Oline malah menaikkan selimutnya lebih tinggi. "Caroline Fernando Torres~~" Oline berdecak kesal ketika ia mendengar panggilan itu keluar dari mulut Erine, ia tak menyukai panggilan seperti itu "jangan panggil aku Caroline Fernando Torres, aku gak sukaa. Panggil nya Oyinee ajaa"

"Kalau mau di panggil Oyine harus bangun sekarang terus pergi belanja bulanan ke toko bu siti" Oline membuka selimut nya, ia menatap Erine dengan bibir bawah di majukan. "ah sayangg, kan sekarang hari libur. Aku mau tidur seharian. Kamu sendiri tau kan kalau kemarin malem aku lembur di kantor? Kenapa gak bi Dahlia aja sih yang belanja bulanannya?"

Oline mengubah posisi tidur nya jadi memunggungi Erine, ia malah melanjutkan tidurnya. "Sayangg, hari libur itu bukan berarti kamu harus males malesan. Itung itung lari pagi lah,biar kamu sehat"

Erine menarik selimut Oline. "Cepet sayang, jangan mentang mentang ada bi Dahlia di rumah ini, kamu jadi males-malesan kaya gini. Kasian loh bi Dahlia, dia pagi pagi buta harus beresin rumah, nyapu, ngepel, cuci baju terus cuci piring. Emangnya kamu gak kasian sama bi Dahlia?"

"Sayangg, itu kan emang tugasnya bi Dahlia. Toh dia juga di bayar kan sama kita" Erine menarik daun telinga Oline keatas

"Di filter dong kalau ngomong dan gausah banyak protes. Cepet belanja ke toko. Bahan masakan sama cemilan aku, semuanya udah pada abis tuh. Makanan Everest juga udah abis" Erine menarik paksa selimut yang sedang Oline gunakan, ia langsung melipat selimut itu dan pergi meninggalkan Oline di dalam kamar.

Tak lama dari itu Erine kembali, gadis itu hanya menunjukkan kepalanya di balik pintu. Erine menyuruh anjing samoyed peliharaan mereka untuk masuk ke dalam kamar dan membangunkan Oline. "Sekalian ajak Everest nya jalan jalan ya"

Oline mengacak-acak rambutnya frustasi setelah Erine pergi. Everest menatap Oline dengan kepala yang di miringkan. Everest langsung mengonggong ketika Oline melotot padanya.

Mencintai Secara ugal ugalan (Orine) [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang