Saat ini jeno sedang berada di kamarnya, dan menutup semua tubuhnya dalam selimut.
" hiks mommy jahat,
mommy jahat" jeno mengurung diri nya di kamar, tanpa memperdulikan orang' yg panik di luar." Jeno mommy, minta maaf sayang, mommy gak sengaja" ucap sang mommy meminta maaf
"Hiks ma-mau da-daddy" tangis jeno mencari Abraham
Tiba-tiba pintu terbuka dari luar, dan memperlihatkan Abraham yang masuk dari balik pintu, dengan tatapan khawatirnya.
"Daddy di sini baby" ucap Abraham sambil menggendong jeno ala koala.
Ia membawa jeno untuk keluar, menuju ruang keluarga."Stttt tenang oke, nanti dadamu sesek baby" ucap Abraham sambil mengelus punggung sang anak. Sedangkan jeno hanya diam, dan menyandarkan kepalanya pada dada bidang Abraham.
"Kita keluar ya" ucap Abraham lembut, tapi lagi lagi tak ada jawaban.
Saat keluar, jeno melihat sang mommy yang berdiri di depan pintu, dengan cepat ia menyembunyikan kepalanya di ceruk lehur sang daddy.
"Jeno Sayang, mommy minta maaf ya, mommy ga bermaksud bentak jeno tadi" sesal Liana.
"Eum, tapi mommy janji ya, sayangnya cuma sama jeno, jeno ga mau bagi-bagi mommy nya jeno sama orang lain, jeno gamauuu"ucap jeno.
"Iya sayang mommy janji, mommy cuma sayang sama bayi mommy ini aja" jawab Liana, sambil mengelus pipi gembul jeno.
" Nah udah maaf maaffan kan, sekarang ayo kita makan" ajak Abraham, mencairkan suasana.
🍼🍼🍼🍼
Saat ini mereka sedang berada di meja makan, dengan jeno yang berada di pangkuan Abraham, dan Liana yang menyuapi nya.
"Aunty, cila juga mau di suapin sama aunty" ucap cila memelas.
"Cila sama bang Al dulu ya" ucap Liana.
"Tidak, makan sendiri" jawab Aldrich dingin.
"Tapi jeno di suapin Abang" protes cila.
"Jeno masih bayi, kau sudah besar, jadi makanlah sendiri" timpal Galen.
"Ish jeno sudah besar" ucap Cila
"Kau bahkan lebih tua dari jeno, usia mu 16 thn, sedangkan jeno baru 14 thn kenapa kau sangat manja" heran Aiden, melihat tingkah Cila yang seakan di buat buat
"Diam dan makanlah" dingin Galen, cila yang mendengar itu langsung terdiam.
.
.
.
.
.
.
.Saat ini mereka berkumpul di ruang keluarga, dengan jeno yang menonton TV, di temani ketiga Abang nya dan cila yang bergelayut manja, pada Abraham, tapi hanya di acuhkan, sedangkan Liana ia berada di dapur, membuat minuman untuk mereka.
Liana datang dari arah dapur, sambil membawa nampan berisi minuman, dan cemilan yang di bantu oleh maid.
"Ini sayang susunya" ucap Liana memberikan dot untuk jeno.
"Ih kok jeno pake dot sih, liat cila aja pake gelas" sinis cila.
"Kenapa, cila mau juga, nih" balas jeno menyumpal nipple dot kemulut cila dengan santainya
"Kenapa di kasih ke cila, baby" tanya Liana yang heran.
" Karna cila mau, jadi jeno kasih aja, kasian soalnya ngeliat cila dari tadi ngomong terus, pasti cila haus, benar kan Abang" tanya jeno pada Aiden.
" Iya adek nya Abang baik banget sih" ucap Aiden, sambil mengelus Surai sang adik yang ada di pangkuan nya, dan di balas senyuman manis oleh sang empunya.
Sedangkan cila langsung melempar botol dot yang di beri jeno tadi ke sembarang arah, dan mendapatkan tatapan tajam dari seluruh penghuni mansion.
🍼🍼🍼🍼
Saat ini jeno sudah tertidur di karpet bulu, dengan pacifier yang masih menempel di mulut mungilnya.
Abraham menggendong jeno, lalu membawanya menuju kamar bayi milik jeno sendiri, di ikuti Liana. Abraham menidurkan jeno di crib bayi, crib itu lumayan besar bahkan Abraham muat jika tidur di sana.
[ Jadi jeno punya dua kamar ya guys, yg satu kamar jeno waktu bayi, dan yang satunya lagi kamar jeno yang baru di buat, sesuai permintaan Abraham dan Liana sendiri ]
" Mas tolong ambilkan perlengkapan baby di lemari, aku akan mengganti popok baby" suruh Liana yang langsung di laksanakan oleh Abraham
Liana mulai melepas pakaian jeno, dan hanya menyisakan popok Nya saja, sebenarnya jeno sudah dari kemarin menggunakan popok, hanya saja ia yang tak sadar.
Abraham datang dengan membawa semua perlengkapan, termasuk baju sang anak.
Liana segera membuka popok sang anak, " wah ternyata sangat mulus, bahkan tidak di tumbuhi bulu" celetuk Abraham.
" Ya karna jeno masih bayi, dan selamanya akan tetap bayi" ucap Liana.
"Aku tidak akan membiarkan bayi ini tumbuh dewasa " Liana yang mendengar itu hanya terkekeh dan mengangguk.
Liana melanjutkan acaranya membersihkan selangkangan sang anak, lalu mengoles krim anti ruam, lalu memasang popok dan baju sang anak perlahan
sedangkan Abraham ia sedang asik menggigiti pipi sang anak yang chubby. " Mas jangan di gigit, bau jigong kamu nanti" kesal Liana lalu mendorong Abraham, dan mengelap pipi jeno dengan tissue basah
"Pipinya sangat chubby sayang, aku tak tahan melihatnya" ucap Abraham yang hanya di acuhkan Liana.
Kemudian Liana membenarkan posisi tidur jeno, mengecup singkat pipi jeno di lanjutkan Abraham yang mencium seluruh wajah jeno karena terlalu gemas, lalu menutup crib itu, agar sang anak tak terjatuh, seperti tempo hari yang lalu.
"Sleep well baby boy"

KAMU SEDANG MEMBACA
NAJENO
Teen FictionNajeno remaja menggemaskan yang berusia 14 tahun yang hidup sebatang kara dan tinggal di kost kostan kecil, sejak keluar dari panti asuhan karena gak mau ngerepotin ibu panti lagi katanya . dia remaja yang ceria, nakal, cerewet, pokoknya seper Badun...