10

652 48 4
                                    


"Ada ap-" belum siap Abraham berbicara, dia langsung di kejutkan dengan penampilan Jeno, wajah yang penuh tepung, mulut yang belepotan coklat, bahkan tidak pakai celana, hanya diaprs nya saja.

Sungguh sangat CEMONGGG

bocah itu bahkan langsung menyelonong masuk, dengan botol dot di genggaman nya. "Abanggg ayo main, ayo jangan bobo~"

Abraham yang melihat itu pun langsung menghampiri Jeno, dan menggendong nya "baby, Abang nya lagi bobok, jangan di ganggu ya"

"Kenapa" tanya jeno dengan kepala yang sedikit di miring kan, duh gemasnya batin Abraham.

" Kan Abang Al lagi sakit "

" Ndak, Jeno mau sama abangg" tolak Jeno kekeuh, dan memberontak di gendongan Abraham, hingga membuat bocah itu terlepas dan jatuh.

Brugh

Dugh

"BABYY"

jeno terjatuh dari tangga yang ada di kamar Al, tidak ada lagi suara selain teriakan itu, Jeno sudah tidak sadarkan diri, darah berceceran di mana mana.

Abraham yang tersadar langsung menghampiri bungsu nya yang bersimbah darah, mengangkat kepala jeno ke pangkuan nya " Jeno bangun sayang, nak jangan tinggalkan daddy, bangun Daddy bilang BANGUNN"

Al yang mendengar teriakkan itu pun langsung terbangun, tidak ada anggota keluarga lain di mansion, hanya mereka bertiga, tak bisa di bayangkan, melihat sang adik yang bersimbah darah, dengan sang daddy yang menangis, ini pertama kalinya ia melihat daddy nya menangis, kaki nya terasa kelu untuk sekedar melangkah "D-daddy adek kenapa" Tak ada jawaban

Abraham segera menggendong jeno ala bridal style, dia langsung turun ke lantai satu tanpa menggunakan lift, dia tidak bisa berdiam diri di dalam lift, sesampainya di lantai satu '' ROY SIAPKAN MOBIL SEKARANG"

Di perjalanan

" Baby daddy mohon bertahanlah, kami baru menemukan mu sayang daddy tidak akan rela kau pergi lagi nak, daddy mohon bertahanlah" ucap Abraham sambil menangis, memeluk putra nya dengan lembut, seakan takut jika bungsu nya itu akan pecah

Jeno perlahan lahan membuka matanya, mata yang biasanya selalu bersinar kini meredup, wajah yang biasanya indah kini telah bersimbah darah " D-daddy " ucap nya tersendat.

Abraham yang mendengar itu tersentak, ia yang awalnya tidak berani menatap anak itu, kini beralih menatap kedua bola mata sang anak yang meredup " b-baby daddy mohon bertahan lah, jangan tutup matanya"

" T-tapi hah Ngan- tuk hah" ucap nya dengan nafas yang tersendat sendat

"Tidak tidak, Jeno sayang daddy bilang jangan tutup matanya!"

Jeno mengangkat tangannya perlahan, mengelus rahang tegas sang daddy " J-jeno sa-yang dad-dy hahh se- lamanya, Jeno shh.." matanya mulai tertutup.

" Daddy lebih menyayangimu baby, daddy mohon jangan tutup matanya"

Matanya mulai menutup, bersamaan dengan darah yang berlomba lomba keluar dari mulutnya. Bibir yang biasanya berwarna pink alami kini telah berubah menjadi biru, badan nya sudah terbujur kaku.

Abraham tidak bisa menahan tangisnya, ia bahkan sudah menangis meraung-raung sambil memeluk putra nya, putra bungsu yang baru saja di temukan nya, setelah bertahun-tahun, tapi baru saja ia merasakan kebahagiaan itu kembali, kini telah hilang lagi.

" Jeno daddy harus bagaimana nak, daddy rela kehilangan semua harta daddy nak, asal kamu bisa kembali lagi" ucap Abraham dengan hati yang sudah tak karuan.

"JENO JANGAN TINGGALKAN DADDY"














































" Mas mas, bangun mas"

"Hah hah hahh.. Jeno, Jeno jangan tinggalkan daddy"

Abraham terbangun dari mimpinya, dengan keringat di pelipis nya yang bercucuran, dengan air mata yang mengalir.

" Hah Liana, baby kita hiks Jeno " ucap Abraham sambil terisak.

"Sayang tenanglah, itu hanya mimpi, Jeno lagi tidur di kamarnya" ucap Liana menenangkan.

"Hiks aku hanya tak mau kehilangan nya lagi, aku tak mau"

"Iya iya tenang ya, kita tidak akan kehilangan baby lagi" ucap Liana sambil mengelus rahang tegas suaminya, dan mengelap keringat dan air mata Abraham dengan tangannya.

" Aku ingin melihat baby jeno sekarang sayangg" desak Abraham.

" Sttt iya, ngomong nya pelan pelan nanti Al nya kebangun" ya Abraham tadi ketiduran di kamar Al, dan Liana di sini karna melihat pintu kamar yang tak tertutup jadi lah dia masuk untuk mengecek.

Mereka pergi ke kamar bungsu mereka, hanya untuk memastikan jika mimpi Abraham tidak lah nyata

.
.
.
.
.
.

.....

Tebeceh

Pencet bintang yg ad di pojok ya.⭐

Ingat, bayar pake vote

NAJENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang