4: Not Now

493 18 0
                                    

30 May

Gwenn dan Leo sudah ada di airport, masih ada sekitaran sejam lagi hingga pesawat akan lepas landas, jadinya Leo bersantai dulu sambil menakan salah buah yang telah dibuat oleh tantenya. Sedangkan Gwenn duduk di samping Leo dan hanya melihat keponakannya itu makan, kalau bisa Gwenn sebenarnya ingin ikut Leo pulang ke Indonesia, tapi Gwenn masih ada pekerjaan disini, dan juga ia harus merawat ibunya, alias nenek Leo.

"Leo, inget ya pesan tante, jangan pernah putus asa, semua pasti ada jalan keluarnya, jika kamu merasa lelah, cobalah untuk mengingat semua jerih payah ibumu yang tante ceritakan saat ia mengandungmu, itu juga tak mudah." ucap Gwenn secara tiba-tiba, yang membuat Leo sedikit gugup.

"Iya tan.. Aku akan mengingatnya..."
.
.
.
"Benarkah? Ia akan pulang?" mata Vince sudah berbinar senang kala mendengarkan apa yang Claudette ucapkan. Leo akan pulang, yang artinya Vince akhirnya akan bisa meminta maaf.

"Ya, tapi jangan senang dulu, ia mungkin tak ingin menemuimu." ketus wanita alpha itu sambil menyilangkan lengannya di dada.

Seketika senyuman Vince luntur, ya benar, bisa saja Leo sudah membencinya dan bahkan tak ingin menemuinya, tapi Vince tak akan menyerah begitu saja, ia akan terus mencoba jikapun akan ditolak berkali-kali.

"Omong-omong, apa kau hanya berniat untuk meminta maaf pada adikku lalu kau akan menganggap semuanya selesai?" celetuk Claudette tiba-tiba, sambil menatap curiga pria alpha di depannya ini.

"Apa maksudmu?"

"Maksudku, apa kau hanya akan minta maaf lalu meninggalkan Leo? Setelah semuanya kalian sudah mating, jadi bukankah seharusnya kau bertanggung-jawab atas itu?" tambahnya lagi.

"Tidak, tentu aku tak akan meninggalkannya! Aku memang sudah memperkosanya, tapi kau tau... Aku mencintainya  bahkan dia cinta pertamaku, jikalau  aku tak mabuk, mungkin...aku sudah akan melamarnua menjadi kekasihku." ucap Vince dengan percaya diri. Ia bukanlah ria pengecut yang akan lari dari tanggung-jawabnya.

"Well, baguslah... Awas saja jika kau membuat adikku trauma akan perbuatmu lagi, aku tak akan segan-segan membunuhmu!" tegasnya pada kata terakhirnya.

"Simpan kata-kataku, aku tak akan mengecewakanmu atau Leo."

...

Perjalanan di pesawat cukup membosankan, jadinya Leo memutuskan untuk memejamkan matanya sejenak, tapi baru saja tubuhnya rileks, tiba-tiba perutnya terasa sedikit mulas.

"Ssh ouh... Sakit..." gumamnya sambil memegang perutnya, lalu mengusapnya pelan.

Kebetulan teman duduk Leo adalah pria yang terlihat lebih tua darinya, ia menyadari Leo dalam kesakitan, jadi pria itu menoleh ke Leo.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya pria itu dengan nada lembut.

Leo otomatis menoleh ke sampingnya waktu dipanggil, melihat kalau yang bertanya adalah pria yang duduk di sampingnya, ia pun tersenyum tipis lalu mengangguk kecil.

"Kau yakin? Wajahmu terlihat agak pucat..."

"Ya, hanya saja perutku sedikit perih..." jawabLeo sambil melirik turun ke perutnya.

Mendengar jawaban pria manis itu, pria brta itu membolakan matanya, apakah pria manis ini adalah omega?

"Maaf, tapi apa kau adalah omega?" tanya pria itu lagi.

"Eung, ya aku adalah omega... N-namaku Leo..." ucapnya sambil tersenyum.

"Ah begitu, namaku Peter, dan aku adalah beta. Aku beranggapan kau sedang hamil, apa benar...?" ucapnya, juga membalas senyuman Leo.

One-NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang