Sebulan berlalu dengan cukup cepat, hubungan Vince dan Leo pun semakin membaik, dan bahkan Leo sudah menerima lamaran Vince.
Vince juga mengajak Leo untuk tinggal bersamanya, dan Leo setuju. Perut Leo pun sudah membesar, baby bump-nya itu kini menjadi hal favorit Vince, ia akan menciumi perut buncit Leo setiap saat bahkan setiap hari, kapanpun dimanapun.
...
Baru saja Vince sampai ke rumah, ia sudah disuguhkan dengan sesuatu yang sangat amat memanjakan matanya. Kekasih mungilnya itu terlihat sedang tidur pulas di sofa panjang yang ada diruang tamu, beserta teddy bear kecilmya berada dalam pelukannya. Senyuman simpul muncul di wajah tampannya, ia perlahan mendekat, lalu meletakkan plastik kresek yang tadi ia pegang, lalu berjongkok di depan wajah Leo.
"Cantik sekali... Kenapa kau tidur disini, hm?" gumamnya pada diri sendiri, tangannya terulur untuk mengelus lembut bongkahan pipi tembam Leo.
Sang empu yang merasa tidurnya terganggu pun perlahan membuka matanya, lalu melenguh pelan.
"Hunghh...? Umm, Vincee~" panggilnya manja, ia mengenali betul parfum Vince yang selalu melekat di baju-bajunya.
"Iya Leo. Kenapa kau tidur disini? Banyak nyamuk, nanti kau digigit." ucapnya lembut seraya menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Leo.
"Aku ketiduran. Aku sudah menunggumu sejak 30 menit yang lalu, tapi kau tak kunjung pulang.."
"Maaf, tadi aku pergi ke toko roti dulu untuk membelikanmu muffin coklat kesukaanmu." ucapnya lembut lalu mengambil plastik kresek yang ia taruh di meja tadi.
"Wah, benarkah?! Yeyyy!!! Terimakasih Vince~!" si manis mulai memekik senang dan antusias, matanya berbinar-binar saat melihat ke dalam plastik kresek itu.
"Sama-sama cantik. Makanlah, aku akan pergi membersihkan diri dulu."
Perkataan Vince langsung mendapat anggukan dari Leo.
Setelahnya, sang dominan lalu pergi berjalan ke lantai atas untuk membersihkan dirinya.
🌼🌼🌼
"Yeyyy, ada muffin coklat!!!" Leo dengan senangnya langsung mengeluarkan beberapa makanan dari plastik kresek itu. Ternyata tak hanya ada muffin coklat, tapi ada juga milkshake vanilla dan juga beberapa permen coklat kecil, semua ini adalah kesukaannya.
Leo langsung membuka bungkus muffin coklatnya, ia tak henti-hentinya tersenyum sambil bersenandung ria.
Nom
Nom
Pipi tembam itu bergerak-gerak naik turun mengikuti irama ia mengunyah, membuat dirinya terlihat sangat menggemaskan. Mulutnya dipenuhi lumeran coklat dari muffin itu, dan bisa dirasakan betapa lembutnya tekstur muffin itu.
(Waduh, author jdi pengen 🙂)
.
.
.
Vince berjalan turun dari lantai atas, dengan keadaan dirinya masih bertelanjang bulat. Matanya langsung tertuju ke figur tubuh mungil di dapur yang sedang membuat sesuatu."Kau buat apa?" tanya-nya sembari menghampiri Leo, lalu melingkarkan lengan berototnya di pinggang Leo.
"Unghh, Vince pakai bajumu dulu!"
"Nanti."
Leo memutar matanya, lalu kembali fokus membuat sushi. Setelah makan muffin tadi Leo masih merasa lapar, tapi ia tak ingin memakan makanan manis jadinya ia berniat membuat sushi dengan sisa salmon dan nasi.
"Leo...aku ingin..." bisik Vince dengan suara baritonnya, sembari menjilat sensual telinga belakang Leo.
"Ngh... Tidak! Nanti malam saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
One-Night
FantasySebuah kesalahan yang Vince lakukan, tapi ia akan menebusnya...